Muslimah

HTI Press. Bandung. “Masalah bangsa ini seperti kemiskinan, pengangguran dan krisis sosial adalah  masalah sistemik yang disebabkan oleh sistem yang rusak dan merusak, demokrasi,” tegas Tri Wahyu Agustina SP, M.Pd, Dosen UIN Sunan Gunug Djati membacakan pernyataan Dosen Sekolah Ilmu Tehnik Hayati (SITH) ITB, Dr. Lulu Lusianti Fitri, dan Dosen Fakultas Tehnik Industri ITENAS, Fifi Herni Mustopha M.Sc.

Pernyataan tersebut dibacakan dalam Konferensi Pers “Seruan Politik Intelektual Muslimah Menuju Indonesia Lebih Baik”, yang digelar di kantor DPD I Muslimah HTI Jabar, Jl. Jakarta 41 Bandung, Jum’at (14/3).

Tri menambahkan bahwa demokrasi hanya berpihak kepada segelintir orang yang memiliki modal dan tidak berpihak kepada rakyat. Untuk itu sistem demokrasi harus diganti dengan sistem yang berasal dari Dzat yang menciptakan manusia dan alam semesta Allah SWT, yaitu sistem Khilafah.

Sementara itu, Indira Sabet Rachmawati S.IP, M. Ag yang merupakan koordinator Lajnah Khusus Intelektual MHTI Jabar yang juga Dosen Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN Sunan Gunung Djati menguraikan pula bahwa ditahun politik sekarang ini, perempuan menjadi salah satu yang dibidik untuk mengokohkan sistem Demokrasi. Sementara kaum intelektual sangat berperan penting dan didengar pendapatnya, baik oleh masyarakat maupun penentu kebijakan. Indira menambahkan bahwa kaum intelektual harus berjuang untuk mengganti sistem demokrasi yang rusak dan merusak ini dengan sistem Khilafah yang berlandaskan keimanan kepada Allah SWT.

Konferensi Pers Seruan Politik Intelektual Muslimah ini merupakan penutup rangkaian dari Kampanye Politik Islam 2014. Untuk kalangan mahasiswa telah lebih dahulu menyerukan agar meninggalkan demokrasi dan menggantinya dengan Khilafah melalui  acara “Diskusi Intelektual Aktivis Kampus” dan “Panggung Politik Mahasiswa”. Sementara untuk kalangan  dosen telah dilaksanakan “Round Table Discussion”. []