Ribuan pengunjuk rasa menggelar aksi unjuk rasa yang terbaru di Kairo memasuki hari ketiga berturut-turut sebagai bagian dari kampanye anti – kudeta selama 11 hari.
Setidaknya satu orang tewas saat ribuan pengunjuk rasa anti – kudeta turun ke jalan di ibukota Mesir yang memasuki hari ketiga berturut-turut, media lokal melaporkan.
Gelombang terbaru dari protes nasional di Kairo itu dimulai pada hari Rabu, yang merupakan ulang tahun ketiga referendum mengenai amandemen konstitusi.
Para demonstran yang pro – Ikhwanul Muslimin mengangkat tangan menunjukkan empat jari (yang merupakan simbol perlawanan) dan meneriakkan slogan-slogan yang mengekspresikan penentangan terhadap pemerintah yang didukung militer dalam aksi unjuk rasa anti – kudeta di distrik Haram di selatan Kairo dan di El Mohandissen.
Hari Jumat ini adalah hari ketiga dalam kampanye anti kudeta selama 11 hari yang dilancarkan oleh Aliansi Nasional untuk Mendukung
Legitimasi, sebuah koalisi kelompok-kelompok anti – kudeta yang memiliki hubungan dengan gerakan Ikhwanul Muslimin.
Kelompok ini menuntut keadilan bagi para pengunjuk rasa yang tewas tahun lalu oleh pasukan keamanan setelah terjadi kudeta terhadap Mohamed Morsi, dan mengembalikan apa yang kelompok itu sebut sebagai legitimasi konstitusional.
Mereka juga menuntut diaktifkannya kembali proses demokrasi yang diyakini koalisi telah dibatalkan oleh militer sejak terjadinya
kudeta.
Bersumpah Untuk Terus Melanjutkan Protes
Para pendukung Ikhwanul Muslimin telah bersumpah untuk membatalkan keputusan pemerintah yang didukung militer untuk mendeklarasikan gerakan itu sebagai kelompok teroris, dan menyerukan gelombang baru protes untuk terus berlanjut hingga akhir Maret atau hingga tuntutan mereka terpenuhi.
Terjadi aksi protes pada hari minggu ini di Maadi, di selatan Kairo dan di Alexandria pada hari Rabu, namun juga di kota-kota yang jauh
terpencil di Kafr Al Sheikh di wilayah utara dan Asuit di wilayah selatan.
Pemerintah telah meningkatkan langkah-langkah keamanan dan beberapa pengunjuk rasa telah tewas atau terluka selama tindakan kekerasan terbaru yang terjadi pada hari Rabu dan Kamis. (aljazeera.com, 21/3/2014)