HTI Press. Dua spanduk bertuliskan “Tinggalkan Demokrasi, terapkan Syariah Khilafah”, dan “Campakkan Demokrasi sistem rusak, tegakkan Khilafah”, terpampang pada aksi on the spot, pada hari Ahad (23/3) pagi di traffic light alun-alun Lamongan. Puluhan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia Lamongan ini, mengambil tajuk “Indonesia milik Allah” dalam aksi mereka. Mereka membentangkan spanduk ketika lampu merah menyala, membagikan buletin Al Islam, dan berorasi.
Dalam orasinya para orator HTI Lamongan menasihatkan, bahwa kedaulatan dalam Islam hanyalah milik Allah semata, sementara dalam Demokrasi kedaulatan milik rakyat yang mengakibatkan wakil di parlemen dapat membuat peraturan yang bertentangan dengan Islam. Para orator ini menyerukan untuk menerapkan syariat Islam dalam bingkai Khilafah.
Aksi ini mendapat perhatian insan media, dan warga Lamongan. Ust. Edy Kusuma, Humas HTI Lamongan dalam wawancaranya dengan insan media menyampaikan, demokrasi tidak dapat membuktikan bahwa kedaulatan milik rakyat, terbukti anggota parlemen ternyata menjadi wakil pemodal. Beliau menjelaskan, bahwa dalam Islam dibolehkan dalam memilih wakil umat, tetapi wakil umat tersebut tetap harus amanah dalam menerapkan hukum Allah. “Indonesia milik Allah, maka seharusnya perbaikan sistem harus pada Hukum Islam ! ” seru beliau di depan kamera salah satu media elektronik.
Sementara salah satu warga menyempatkan untuk berbincang dengan para syabab HTI yaitu H. Ozi, pemilik toko tenda dekat alun-alun yang menanyakan tentang aspirasi HTI dalam pemerintahan.
Puluhan anggota kepolisian yang berjaga di pagi hari itu tidak direpotkan dengan aksi pemuda HTI. Lalu lintas di sekitar alun-alun Lamongan tetap lancar dan aman. Mereka pun memilih melanjutkan tugas di lain tempat, padahal aksi pemuda HTI masih berlanjut hingga siang.
Menjelang Dhuhur para pemuda HTI ini sudah membagikan ribuan lembar Al Islam, dan seorang orator menutup aksinya dengan doa “Yaa Allah, sungguh kami telah menyampaikan, maka saksikanlah ! ”