Muballighah DIY Sepakat Selamatkan Indonesia dengan Khilafah
HTI Press. Lebih dari 200 muballighah, asatizah, pengurus majelis taklim, pengasuh ponpes dan berbagai kalangan lainnya, berkumpul dalam Majelis Mudzakarah Muballighah di Asri Medical Center, Wirobrajan, Yogyakarta, Ahad (23/3). Para muballighah tersebut berkumpul untuk membicarakan masalah umat muslim yang masih terkungkung dan terpuruk dalam kemiskinan, kesengsaraan dan keterpecahbelahannya. Majelis ini diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I DIY dengan mengangkat tema “Indonesia Milik Allah, Selamatkan dengan Khilafah untuk Indonesia Lebih Baik“.
Menurut Ketua MHTI DPD I DIY Ustadzah Aeni Qori’ah dalam sambutannya menegaskan bahwa telah puluhan kali Pemilu dilakukan, namun tidak ada perubahan berarti bagi Indonesia. “Kesejahteraan tidak kita dapat, jumlah hutang bukan malah berkurang tapi kian bertambah banyak,” paparnya.
Menurut Ustadzah Aeni karena yang dilakukan hanyalah pergantian rezim, dan pergantian wajah, bukan pergantian sistem pemerintahan. Posisi muballighah sebagai seorang waritsatul anbiya’ yang memiliki ilmu lebih yang dikarunia Allah SWT, tidak boleh berdiam diri melihat realitas ini.
“Muballighah harus berjuang bersama demi menegakkan hukum Allah di muka bumi ini,” serunya.
Selanjutnya Ustadzah Lies Arifah sebagai pembicara pertama menegaskan bahwa demokrasi bukanlah dari Islam. Asas dari demokrasi adalah kedaulatan di tangan rakyat. Rakyatlah yang berhak menentukan hukum, menentukan halal, haram, sunnah, makruh, dan mubah. Sehingga secara tidak langsung umat diajak untuk syirik, karena menyerahkan hak Allah sebagai pengatur dan pembuat hukum kemudian diserahkan kepada manusia.
Dalam demokrasi ini lanjutnya, ada pemilu yang hukumnya adalah mubah karena ia termasuk wakalah (perwakilan) yang selama syarat-syaratnya terpenuhi, maka sah hukumnya. Hukum wakalah menjadi wajib selama untuk menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Namun jika syaratnya tidak terpenuhi tentu hukumnya menjadi haram. Allah juga melaknat siapa saja yang menyerahkan pengaturan kehidupan ini kepada selain-Nya. Di akhir paparannya beliau mengajak para muballighah untuk bersama menyelamatkan Indonesia dengan syari’ah dan khilafah.
Sementara Ustadzah Eulis Siti Murnaesih sebagai pemateri kedua menjelaskan bahwa Khilafah adalah sistem shahih yang telah teruji oleh zaman, telah terbukti menyejahterakan rakyat. Selain itu Khilafah adalah janji Allah, dan umat Muslim diwajibkan untuk memperjuangkannya.
Tanggapan yang sangat antusias dari para peserta di sesi tanya jawab, ditanggapi pembicara dengan hangat. Pembicara menegaskan bahwa umat Islam sudah selayaknya bersatu tanpa membeda-bedakan lagi atribut, demi terwujudnya kemulian Islam.
Sebelum acara diakhiri, Ustadzah Lies Arifah membacakan pernyataan “Nasihat Muballighah untuk Umat Islam, Selamatkan Indonesia”. Sekaligus sebagai pernyataan sikap bahwa demokrasi sudah selayaknya ditinggalkan dan diganti dengan Khilafah yang disambut dengan pekikan takbir dari para perserta. []