Track record PDI Perjuangan di bawah komando Megawati Soekarnoputri kala menjabat Presiden, banyak menjual aset negara mulai dari satelit, gas, sampai kapal tanker VLCC milik Pertamina.
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia, Agung Suprio, meski Jokowi diusung menjadi calon Presiden (capres) dari PDI Perjuangan, namun track record PDIP di masa lalu sulit dihapus dan justru bisa terulang lebih parah jika Jokowi masih bisa didikte partai.
Hal itu diungkapkannya mengingat sikap Jokowi selama ini yang sangat manut apapun yang dikatakan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.
“Noda tersebut akan datang kembali bahkan lebih pekat dan sulit dihapus jika memang Jokowi terlalu didikte partai yangg punya track buruk dalam penjualan aset negara,” ujar Agung kepada Tribunnews.com, Senin (24/3/2014).
Dikatakannya, jika memang PDIP tak mau mengulang sejarah penjualan aset negara, maka Jokowi sebagai capres yang diusung partai berlambang banteng moncong putih tersebut seharusnya berani mengemukakan visi misi pengelolaan aset negara dan berani berkampanye untuk menempatkan Menteri dari kalangan profesional dan non partisan.
“Sayangnya kampanye Jokowi miskin program. Yang ditampilkan adalah sosoknya yang sederhana. Kampanye yang menguras perasaan tapi mengesampingkan akal sehat,” tukasnya.
Sebelumnya, sindiran yang ditujukan kepada PDIP karena dinilai gemar menjual aset negara, diungkapkan Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah lewat akun twitternya. Fahri menyinggung beberapa kebijakan Megawati kala menjadi Presiden, yang dinilai merugikan karena menjual aset negara. (tribunnews.com, 25/3/2014)