Globalisasi Memperlebar Kesenjangan Negara

Globalisasi telah meningkatkan kesejahteraan global, demikian menurut sebuah studi. Namun warga negara maju diuntungkan jauh lebih besar ketimbang warga negara berkembang, ungkap studi tersebut.

Mendekatnya integrasi ekonomi nasional, atau yang dikenal sebagai globalisasi ekonomi, telah meningkatkan kesejahteraan terutama di negara-negara maju, demikian tertulis dalam studi yang dirilis hari Senin (24/3).

Mengukur perolehan kekayaan di antara 42 negara sejak tahun 1990, studi yang digelar Institut Prognos menemukan bahwa produk domestik bruto (GDP) per kapita pada 20 negara industri teratas naik rata-rata sekitar 1000 Euro per tahun. Namun di negara-negara industri baru (NIC) – termasuk Cina, India dan Meksiko – rata-rata perolehan kekayaan tidak lebih dari 100 Euro per orang antara tahun 1990 hingga 2011.

Semakin jauh

Jerman, begitu juga Finlandia, Denmark dan Jepang, paling diuntungkan oleh meningkatnya ketergantungan ekonomi, menambahkan rata-rata 100 miliar Euro untuk GDP per tahun. Ini berarti sekitar 1240 Euro per tahun bagi setiap warga Jerman, demikian ditunjukkan oleh studi tersebut.

Jurang GDP per kapita antara Jerman dan Cina, misalnya, telah melebar dari 20.879 Euro pada tahun 1990 menjadi 25.630 Euro tahun 2011.

“Ini memperjelas bahwa globalisasi cenderung memperlebar kesenjangan antara kaya dan miskin,” ucap CEO Yayasan Bertelsmann, Aart de Geus, dalam sebuah pernyataan.

Geus juga mengimbau bahwa proteksionisme oleh negara industri baru akan menjadi respon yang salah terhadap perkembangan ini karena kebijakan isolasi akan mengurangi dampak pertumbuhan globalisasi di negara-negara tersebut.

Jalan keluar

Oleh karena itu Geus menyerukan kepada negara-negara maju untuk terus membuka pasar mereka bagi produk-produk dari negara berkembang, mengurangi subsidi pertanian dan berbuat lebih banyak bagi pendidikan di negara industri baru. Selain itu anggaran bagi infrastruktur dan fasilitas produksi di negara industri baru harus ditingkatkan untuk memungkinkan transfer teknologi modern, tambah Geus.

Meski GDP per kapita adalah tolok untuk mengukur kesehatan ekonomi sebuah negara, indikator ini tidak mampu banyak menjelaskan pemasukan individu. Di Jerman, contohnya, tingkat upah nyata telah menurun dalam satu dekade terakhir. (dw.de, 25/3/2014)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*