Muslimah HTI: Tinggalkan Demokrasi Rusak dan Merusak, Ganti dengan Khilafah

HTI Press. Jakarta. Sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan umat khususnya di bidang politik. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia melakukan kampanye Seruan Intelektual Untuk Indonesia Lebih Baik. Tidak hanya dalam bentuk diskusi, kampanye seruan itu juga berupa panggung politik yang telah dilaksanakan oleh kalangan mahasiswi di beberapa kota seperti di Bandung, Bogor, Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan kota-kota lainnya.

Tema yang diusung dalam kampanye itu sangat krusial, yaitu, “Tinggalkan Demokrasi Rusak dan Merusak, Ganti dengan Khilafah”. Dalam diskusi yang dilaksanakan di Universitas Negeri Jakarta, Jurubicara Muslimah HTI, Iffah ‘Ainur Rochmah dalam makalahnya memaparkan bahwa demokrasi yang melahirkan mekanisme pemilu perlu dikritisi baik dalam tataran konsep maupun praktiknya dalam sistem pemerintahan, Jakarta (Jumat, 21/03/2014).

“Kritik terhadap demokrasi ini bukan semata terhadap pelaksanaan pemerintahannya saja yang saat ini dinilai cacat, tapi agar muncul kesadaran baru bagi kaum muslim tentang kebobokran sistem kufur ini,” tegas Iffah.

Dengan makalah yang berjudul, “Pemilu Demokrasi, Mewujudkan Indonesia Lebih Baik?” Iffah memberikan kritik terhadap demokrasi yang dikenal sebagai sebuah sistem dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat itu.

Iffah mengungkapkan apa yang dikatakan sebagai dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat tak labih dari mewakili “nafsu” kapitalis pemilik modal dan konglomerat.

“Para kapitalislah yang membiayai para politisi, mulai dari kampanye sampai proses pemilihan presiden dan anggota parlemen hingga pada akhirnya merekalah yang memiliki pengaruh besar terhadap para politisi baik eksekutif, legislative maupun yudikatif,” paparnya.

Tidak hanya dalam tataran praktis yang berhubungan dengan pemilu, Iffah juga memberikan kritik terhadap demokrasi tentang ide kebebasan, stabilitas politik, kesejahteraan, pemberdayaan politik perempuan dan lainnya.

“Sejatinya demokrasi hanyalah alat penjajahan Barat yang dipropagandakan di negeri-negeri Islam untum mewujudkan kepentingan Negara-negara kapitalis penjajah dan mempertahankan penjajahannya atas negeri-negeri Islam. Demokrasi hanyalah ilusi dan kedustaan, untuk itu tak ada alasan logis untuk tetap mempertahankan demokrasi,” terangnya.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*