Dalam Pemilu Popularitas jadi Penentu, Kualitas? Tunggu Dulu

Dalam sistem pemilu demokrasi manapun, popularitas selalu menjadi faktor penentu. “Masalah kualitas apalagi keberpihakan kepada kepentingan dan nasib rakyat, jadi tidak penting,” ungkap Ketua Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia Yahya Abdurrahman kepada mediaumat.com, Rabu (26/3) melalui surat elektronik.

Menurutnya, memang pemilu dalam demokrasi bukan jalan perubahan ke arah kebaikan. “Bagaimana mungkin sistem yang tidak peduli kualitas seperti itu bisa melahirkan kebaikan dan perubahan ke arah yang baik?” tanyanya retorik.

Maka, ia pun menyeru publik untuk meninggalkan demokrasi dan ambil serta terapkan syariah Islam secara total dalam naungan khilafah. “Niscaya para pengurus umat adalah dari mereka yang berkualitas dan yang pasti peduli kepada kepentingan dan nasib rakyat,” tegasnya.

Sebelumnya, kompas.com, Selasa (25/3) memberitakan Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Harkristuti Harkrisnowo, mengatakan, partai politik tidak melulu memilih calon anggota legislatif, terutama caleg perempuan, karena kualitas yang dimilikinya. Menurutnya, beberapa caleg perempuan tersebut unggul karena popularitas yang dimilikinya.[]Joko Prasetyo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*