Mahasiswi Lombok Timur (NTB) Sepakat Tolak Demokrasi, Ganti dengan Khilafah

HTI Press. Selong, Lotim NTB. Demokrasi sistem batil yang berasal dari manusia yang serba terbatas, sampai kapanpun tidak akan menyelesaikan masalah, justru semakin bertambah masalah. “Telah 69 tahun sejak kemerdekaan, Indonesia menerapkan sistem demokrasi tapi faktanya hidup kita semakin sengsara dan bertambah susah,” beber Rihana selaku Ketua Pelaksana Panggung Politik Mahasiswi Lombok Timur di Taman Tugu Selong, depan kantor DPRD Lombok Timur, Ahad (23/3).

Format apapun yang diusung di negeri ini selama menggunakan sistem demokrasi, maka hakikatnya mengorbankan diri menjadi tumbal kerusakan. Sudah sangat jelas demokrasi sistem rusak dan merusak.

“Oleh karenanya kami mahasiswi Lombok Timur NTB memberikan pernyataan dan kesepakatan bersama untuk menolak demokrasi ganti dengan sistem yang benar, Khilafah,” terangnya.

Indayani mewakili kampus Universitas Gunung Rinjani mengatakan dalam orasi pembuka bahwa secara realitas demokrasi bukanlah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, faktanya yang ada justru negara korporasi yang terbentuk dari simbiosis mutualisme elit politik dan pemilik modal yang merugikan rakyat.

“Maka dari itu, tinggalkanlah demokrasi, terapkan Khilafah!” serunya.

Sementara itu Atik mewakili kampus STKIP sebagai orator kedua menyatakan bahwa Indonesia memiliki jumlah pemuda yang cukup besar yaitu 40,8 juta. Maka mahasiswi adalah termasuk bagian pemuda yang dapat mengubah Indonesia menuju lebih baik.

“Negeri ini rindu menanti uluran tangan para pemuda Muslim untuk menyelamatkan negeri tercinta dari jeratan kapitalisme demokrasi. Dengan Khilafah maka kekayaan negeri ini akan kita rasakan, penguasa taqwa dan menyayangi rakyatnya akan kita dapatkan, dan hak politik pemuda benar-benar terwujud secara nyata untuk melahirkan peradaban agung nan mulia,” paparnya.

Dian sebagai orator ketiga menambahkan pula bahwa dalam sistem Khilafah, pemuda berperan secara hakiki dalam meninggikan peradaban. Berperan dalam banyak sektor secara riil, karena negara Khilafah memang menyiapkannya secara baik. Pemuda menjadi panglima, peneliti, penemu dan peletak dasar berbagai ilmu, pemuda juga turut mengoreksi kebijakan penguasa yang salah arah.

“Untuk itulah para mahasiswi kita berdiri disini menawarkan solusi, memberikan alternative voice untuk Indonesia lebih baik yaitu dengan sistem yang datang dari Allah yang menciptakan langit dan bumi,” seru Eka menutup rangkaian orasi.

Seruan Politik Mahasiswi ditutup dengan Press Release Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia yang disampaikan oleh Muflihah dan do’a oleh Atin. []

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*