Lima Mitos Tentang Ukraina

Oleh Kasim Javed

1. Referendum Krimea adalah Ilegal

Pada hari Minggu 16 Maret 2014, sekitar 97 % pemilih di Krimea mendukung untuk bergabung dengan Krimea untuk Federasi Rusia dalam referendum yang diklaim masyarakat internasional melanggar hukum internasional. Obama mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa referendum Krimea itu “tidak akan pernah diakui.” Demikian pula para pemimpin Eropa juga ikut mengutuk referendum itu.
Ada beberapa kebenaran atas klaim ini karena konstitusi Ukraina dalam Pasal 3 menyatakan perubahan teritorial hanya dapat disetujui melalui referendum di mana semua warga negara Ukraina diperbolehkan untuk memilih. Meninggalkan masalah teknis dalam masalah hukum selain posisi munafik yang diambil oleh Barat merupakan beberapa pertimbangan. Ukraina modern muncul menjadi setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet itu tidak diperoleh melalui pemilihan umum atau suara, meskipun demikian Barat mendukung kemerdekaan Ukraina. Pemerintah saat ini di Ukraina, tidak hanya terdiri dari kelompok-kelompok sayap kanan, yang juga tidak dipilih oleh rakyat Ukraina tetapi mendapat dukungan luas dari Barat. Dalam 12 bulan terakhir, AS telah mendukung penggulingan dua pemimpin yang terpilih secara demokratis – Muhammad Morsi di Mesir dan Viktor Yanukovych dari Ukraina.

Dalam kenyataannya, referendum itu menjadi ilegal karena Barat menyatakan posisi mereka bahwa mereka tidak menyukai hasilnya dan dengan demikian karena alasan ini menjadi ilegal.

2. Pemberontakan di Ukraina adalah karena keinginan melakukan Demokrasi ala Barat

Tidak ada keraguan bahwa Victor Yanukovych adalah seorang penguasa yang tidak kompeten dan dan semakin lama dia memerintah hal ini menjadi lebih jelas. Namun cerita ini tidak memperhitungkan peran yang dimainkan Barat dalam proses terjadinya kerusuhan. Protes pertama dimulai pada awal Desember 2013 ketika pemerintah Yanukovych menolak menandatangani kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa. Protes ini dibatasi pada posisi kebijakan ini oleh pemerintah. Karena protes terus berlanjut, Barat mulai menyirmkan bensin ke dalam api. Pada tanggal 14 Desember, Senator AS John McCain mengunjungi ibukota Ukraina dan bertemu dengan para pemimpin pemerintah dan oposisi utama. Asisten Menteri Luar Negeri AS, Victoria Nuland, mengunjungi Independence Square di ibukota Ukraina, Kiev, pada hari Rabu 11 Desember dan bertemu dengan para pemrotes, hal ini diperkuat oleh kedutaan AS. Pada hari yang sama Christin Ashton, Komisaris Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, bertemu dengan para pemimpin oposisi. Barat berusaha menggunakan protes itu untuk menekan Presiden Viktor Yanukovych dan melemahkannya. Barat memiliki hubungan dengan banyak kelompok Pro – Barat karena mereka telah memberikan dukungan keuangan, organisasi dan politik, serta pelatihan bagi para pemimpin sipil dan politik. Sementara tidak ada keraguan bahwa rakyat Ukraina menginginkan perubahan; apa yang mereka tuntut adalah ekonomi yang tidak didominasi oleh beberapa oligarki. Revolusi Oranye tahun 2005 dimaksudkan untuk mengantar era baru bagi Ukraina namun para pemimpin pro – Barat hanya menjadikan keadaan lebih buruk. Kedatangan seorang otokrat pro – Rusia pada tahun 2013 – Victor Yanukovych merubah sedikit hal ini dan itulah sebabnya kenapa dia digulingkan lagi. Mitos ini telah menjadi pembenaran moral bagi campur tangan Barat.

3. Apakah sanksi oleh Barat menunjukkan dukungan mereka bagi rakyat Ukraina?

Pada tanggal 17 Maret lalu, pemerintah AS mengumumkan sanksi yang diperluas terhadap 11 orang pejabat Ukraina, Krimea yang Pro – Rusia. Bersamaan dengan itu, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi meskipun mereka memiliki daftar yang berbeda dengan AS. Sanksi saat ini memiliki dampak kecil bagi Rusia karena mereka tidak terkait dengan perdagangan. Menjadi negara dengan ekonomi ke-8 terbesar di dunia, Rusia terkait erat dengan perekonomian global. Sanksi serius yang dijatuhkan pada Rusia akan langsung mempengaruhi Eropa. Uni Eropa sangat tergantung pada energi Rusia dimana Jerman memiliki investasi besar di Rusia dan Inggris melihat arus masuknya uang Rusia ke sektor keuangan. Sanksi kepada rezim saat ini sebagian besar adalah sanksi simbolis dan meskipun hal ini bersifat retorika, hal ini tidak merugikan Rusia dengan cara apapun. Jika Barat benar-benar peduli kepada orang-orang Ukraina, mereka akan menjatuhkan embargo atas impor energi Rusia!
4. Dunia berada di ambang Perang Dunia Ketiga

Mitos ini telah diabadikan oleh Uni Eropa dan media untuk meningkatkan ketegangan dan membenarkan campur tangan mreka di Ukraina. Peringatan 100 tahun PD I pada tahun 2014 telah menambah euforia karena Eropa Timur adalah kilatan cahaya di mana kedua perang dunia dimulai. Karena Rusia memegang kartu kunci dalam krisis ini, Barat mencoba menampilkan Rusia dalam cahaya yang agresif dan juga membenarkan campur tangannya di Ukraina dengan mengabadikan kemungkinan perang. Setiap jenis perang tidak menjadi minat Rusia, AS, Inggris dan setiap negara lain di wilayah ini. Uni Eropa sedang berjuang dengan krisis utang, dan Eropa Selatan dan Timur menghadapi beban ini, perang pun akan menyebabkan runtuhnya negara-negara tersebut secara lengkap. Ekonomi Rusia telah terpengaruh secara serius oleh krisis keuangan global dan militernya saat ini sedang menjalani upaya modernisasi besar-besaran karena masih dipenuhi dengan ribuan platform militer dari era Soviet yang sudah hampir usang. Setiap perang juga akan secara serius melumpuhkan ekonomi Rusia. AS saat ini melakukan reorientasi posisinya di Timur Tengah dan anak benua itu setelah satu dekade perang yang telah membuat ‘darah AS menjadi kering’, AS dan masyarakatnya tidak benafsu untuk melakukan perang lain yang dapat menjadikan perjuangan ini berlarut-larut.
5. Orang Tartar?

Hingga sebulan lalu, sebagian besar orang di Barat tidak pernah mendengar orang-orang Tartar apalagi sejarah mereka. Media Barat dengan cepat memanfaatkan situasi sulit orang Tartar dan bahkan memberikan liputan media atas penderitaan mereka. Orang Tatar yang minoritas telah hidup selama berabad-abad di bawah salah satu rezim yang paling kejam di sana dan di sekitar Asia Tengah. Salah satu peristiwa paling tragis dalam sejarah abad lalu adalah saat ribuan orang Tatar Krimea dideportasi dari tanah air mereka di bawah Stalin. Kenyataannya adalah bahwa orang Tatar selalu ditekan, dan aneksasi Krimea kemungkinannya akan menyebabkan berlanjutnya tekanan ini. Dengan demikian, Nasib orang Tatar diproyeksikan untuk membantu opini publik Eropa untuk melawan Rusia dan tidak keluar dari bukan dari kekhawatiran atas orang Tartar yang muslim. (rz/www.khilafah.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*