Spanyol Sebelum Dan Setelah Ditaklukkan Islam

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Sebelum ditaklukkan oleh Khilafah Islam, Spanyol mempunyai stuktur masyakarat yang komplek, dengan stratifikasi yang beragam. Ada kelas cendikia, yaitu para emir Qauth. Jumlah mereka tidak banyak, tetapi mereka merupakan kelompok aristokrat yang berkuasa. Ada kelas agamawan, yang menguasai tanah, istana dan hidupnya sangat mewah, karena posisi mereka di sisi raja. Ada kelas menengah, mereka jumlahnya tidak banyak, dan dieksploitasi dengan pajak dan cukai negara. Ada kelompok rakyat jelata, yaitu kaum proletar dan budak. Selain mereka ada Yahudi, yang bekerja di instansi pemerintahan di bidang finansial.

Inilah kondisi secara umum stratifikasi sosial di Spanyol sebelum dibebaskan oleh Khilafah Islam. Setelah pembebasan yang dilakukan oleh khilafah, kondisi masyarakatnya secara umum berubah. Bahkan, para pemuka Qauth, dengan suka rela mengumpulkan harta mereka untuk membantu kaum Muslim. Kaum Muslim pun mempertahankan orang-orang Qauth yang membantu mereka. Tanah dan properti yang ditinggalkan pemiliknya pasca pembebasan, dikembalikan kaum Muslim dan dibagikan kepada rakyat.

Kaum Muslim pun memperlakukan penduduk setempat dengan baik. Para buruh, petani dan kaum proletar lainnya, mereka dibiarkan mengerjakan tanah-tanah pertanian menurut pertimbangan dan perhitungan mereka, dengan tetap membayar Kharaj kepada negara. Karena itu, akhirnya banyak dari kalangan mereka yang memeluk Islam.

Orang Yahudi yang membantu kaum Muslim dalam pembebasan Spanyol, diberikan toleransi untuk melakukan bisnis. Mereka juga mendapatkan jaminan keamanan atas harta, diri, anak dan agama mereka. Mereka banyak bergerak di bidang sains, sastra, kedokteran. Mereka merupakan kelompok masyarakat yang banyak digunakan jasanya, pasca pembebasan Spanyol, karena kemampuannya yang menonjol, dibanding dengan yang lain, selain umat Islam.

Karena itu, pembebasan Spanyol yang dilakukan oleh kaum Muslim mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kehidupan rakyatnya. Boleh dikatakan, bahwa pembebasan ini telah melahirkan revolusi sosial, yang berhasil menghancurkan berbagai keburukan di era Qauth yang telah berkuasa di negeri tersebut dalam beberapa kurun.

Setelah itu, Spanyol mengalami perkembangan yang luar biasa di bidang sains dan tsaqafah. Revolusi sosial itu tidak hanya terbatas pada perubahan stratifikasi sosialnya, tetapi juga perubahan mendasar dalam kehidupan masyarakat dan kulturnya. Masyarakatnya berubah menjadi masyarakat Islam, setelah wilayah ini tunduk di bawah Khilafah Islam. Bahasa Arab pun menjadi bahasa keseharian dalam pemerintahan, pendidikan dan pergaulan mereka.

Aktivitas peleburan, yang meleburkan budaya dan kultur non-Islam ke dalam Islam, sehingga menjadi budaya dan kultur Islam pun berhasil sangat gemilang. Spanyol juga menjadi pusat pendidikan Islam yang luar biasa, sebagaimana yang ada di Cordoba. Dari lahir ulama-ulama hebat, yang bukan hanya hafal Alquran, hadits, tetapi juga pakar di berbagai bidang. Hafidh Ibn ‘Abd al-Barr (w. 463 H), al-Hafidh Ibn Hazm (w. 456 H), Imam al-Qurthubi (w. 671 H), al-Hafidh as-Syathibi (w. 790 H).

Mereka adalah ulama Andalusia, Cordoba dan Granada. Wilayah-wilayah Spanyol ini dikenal luas saat itu sebagai pusat kajian sains dan tsaqafah, serta menjadi mercusuar sains dan tsaqafah, bukan hanya di dunia Islam, tetapi juga Barat. Anak-anak raja Barat, seperti Prancis, Inggris, misalnya, sempat mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah terkemuka di sini.[]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*