Benarkah Perempuan Sejahtera dalam Demokrasi?
HTI Press. Yogyakarta. Lebih dari 30 mahasiswi UIN Suka (Sunan Kalijaga) Yogyakarta menghadiri Majelis Tafkir Spesial yang bertempat di depan Gedung Multi Purpose Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Jumat, 25/04/2014).
Majelis Tafkir Spesial yang rutin diadakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, kali ini mengangkat tema yang bertajuk “Ilusi Sejahtera Perempuan Dalam Demokrasi”.
Sera Janwati, selaku pembicara dari MHTI memaparkan, “Kebodohan, kesengsaraan, kemiskinan, hanyalah sekelumit masalah diantara masalah-masalah lain yang menimpa negeri ini, dan ini sungguh sudah sangat akut. Dengan dalih mengentaskan masalah perempuan, para perempuan dipaksa ikut andil menanggung di dalamnya. Mulai dari dunia pekerjaan untuk menunjang ekonomi sampai kepada dunia politik. Terbukti dengan adanya kuota 30% di parlemen untuk perempuan“, paparnya.
Sera juga menegaskan, “Program-program yang ditawarkan pemerintah untuk pemberdayaan perempuan sunguh sangat jauh panggang dari api dari kesejahteraan yang dialami perempuan. Yang pada esensinya semua program yang ditawarkan adalah topeng untuk mengukuhkan penjajahan dan kapitalisme ekonomi. Salah satu alasannya adalah bisa mendapatkan tenaga murah dalam jumlah besar. Dan perempuanlah yang menjadi sasaran besar utamanya. Sehingga wajar saja jika 243,7 juta penduduk indonesia sekitar 36% -nya adalah buruh perempuan. Dan karena ini, tidak sedikit dari mereka yang meninggalkan tugas dan fungsi utamanya sebagai ummnu wa rabbatul bait. Semua ini adalah sarana untuk mengeksploitasi perempuan secara finansial, dan memaksimalkan keuntungan dengan mengorbankan hal-hak perempuan,“ tegasnya.
“Masalah ini, tidak boleh dipandang sebagai masalahnya perempuan saja. Akan tetapi menjadi masalah manusia seluruhnya. Jadi, ketika banyak masalah yang menimpa negeri ini, Islam adalah jawaban yang pas untuk mencari solusi, begitu juga dengan masalah perempuan yang Insya Allah ketika Islam diterapkan perempuan akan disejahterakan dan dijamin hak-haknya,” simpulnya.
Pada sesi diskusi salah satu peserta menanggapi, “Islam adalah solusi dari permasalahan ini, dan seharusnya kita sebagai umat Islam, lebih bersemangat dalam belajar Islam dan juga memperjuangkannya, karena Islam juga sebagai problem solver bagi seluruh permasalahan kita”, tanggapnya dengan antusias. []