Nafāits Tsamarāt: Masyarakat Wajib Mengangkat Khalifah Untuk Menegakkan Kemaslahatannya

Dalam kitab “Ghāyatul Bayān Syarah Zubad Ibnu Ruslān”, karya seorang ulama fiqih madzhab asy-syafi’iy, yaitu Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Ahmad ar-Ramli al-Anshari, yang dipanggil dengan asy-Syafi’iy ash-Shaghir (Syafi’i kecil), dan Beliau ini di antara ulama abad kesembilan Hijriyah, terdapat pernyataan sebagai berikut:

يجب على الناس نصب إمام يقوم بمصالحهم، كتنفيذ أحكامهم وإقامة حدودهم وسد ثغورهم وتجهيز جيوشهم وأخذ صدقاتهم أن دفعوها وقهر المتغلبة والمتلصصة وقطاع الطريق وقطع المنازعات الواقعة بين الخصوم وقسمة الغنائم وغير ذلك، لإجماع الصحابة بعد وفاته صلى الله عليه وآله وسلم على نصبه حتى جعلوه أهم الواجبات، وقدموه على دفنه صلى الله عليه وآله وسلم ولم تزل الناس في كل عصر على ذلك.

“Masyarakat (kaum Muslim) wajib mengangkat seorang Imam (Khalifah) untuk menegakkan kemaslahatannya, seperti melaksanakan hukum, menegakkan hudud, menjaga perbatasan, menyiapkan tentara, mengambil zakat dan memaksanya, mengatasi para pengacau, pencuri dan pembegal, memutuskan perselisihan yang terjadi di antara mereka berselisih, membagi harta hasil rampasan perang, dan lain-lainnya. Hal ini didasarkan pada ijma’ (konsensus) para sahabat setelah wafatnya Rasulullah saw tentang wajibnya mengangkat Imam (Khalifah), bahkan menjadikannya sebagai ahammaul wajibāt (kewajiban terpenting). Sebab, mereka lebih mendahulukan mengangkat Khalifah daripada memakamkan Rasulullah saw. Dan masyarakat (kaum Muslim) di setiap zaman senantiasa menjalankan kewajiban itu.” (Ghāyatul Bayān Syarah Zubad Ibnu Ruslān, hlm. 23)

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 2/5/2014.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*