Tokoh masyarakat Suku Amungme di Kabupaten Mimika, Papua, Thomas Wanmang menyatakan prihatin terjadinya kasus kelaparan atau krisis pangan di Kampung Jewa, Aroanop, Distrik Tembagapura yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.
Thomas kepada Antara di Timika, Selasa mengatakan kasus kelaparan yang terjadi di Kampung Jewa semestinya tidak perlu terjadi jika Pemkab Mimika, PT Freeport Indonesia, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) serius memperhatikan masyarakat.
“Ini situasi yang aneh, masa kita punya perusahaan tambang kelas dunia tapi rakyatnya mati kelaparan di atas kekayaan alam yang mereka miliki. Kami minta masalah ini harus secepatnya diatasi,” kata Thomas.
Menurut dia, situasi yang terjadi di Kampung Jewa itu bisa jadi juga dialami masyarakat Papua di kampung-kampung pedalaman dan terpencil lainnya di Kabupaten Mimika mengingat selama ini masyarakat kurang mendapat sentuhan dan perhatian dari pemerintah daerah maupun pihak-pihak yang lain.
“Kalau di Jewa, Aroanop saja masyarakat bisa kelaparan, bagaimana di kampung-kampung lain yang jauh dari area perusahaan Freeport,” ujar Thomas dengan nada prihatin.
Terkait kasus kelaparan di Kampung Jewa tersebut, LPMAK merencanakan untuk segera mengirim paket bantuan bahan kebutuhan pokok untuk membantu masyarakat yang mengalami krisis pangan.
Staf LPMAK, Petrus Mitakda mengatakan bantuan berupa beras, mie instan , minyak goreng dan lainnya akan segera dikirim ke Jewa menggunakan penerbangan helikopter dalam waktu satu dua hari ke depan.
“Paling lambat hari ini (Selasa, 13 Mei 2014) kami sudah distribusikan bantuan ke Jewa menggunakan dua kali penerbangan helikopter Airfast,” jelas Petrus.
Sesuai laporan yang diterima LPMAK, sebanyak belasan kepala keluarga di Kampung Jewa, Aroanop mengalami krisis pangan dalam beberapa bulan terakhir.
Krisis pangan terjadi lantaran curah hujan yang sangat tinggi di Kampung Jewa sejak Januari. Kebun-kebun milik warga yang ditanami keladi dan berbagai jenis umbi-umbian dilaporkan mengalami longsor mengakibatkan warga kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan pokok.
Warga setempat akhirnya mencari bantuan ke sejumlah kampung tetangga seperti Aroanop hingga ke Banti Tembagapura untuk bisa bertahan hidup dari kelaparan.
Tokoh masyarakat setempat, Yulius Miagonis mengakui kondisi krisis pangan yang terjadi di Jewa sudah berlangsung cukup lama sehingga membutuhkan adanya perhatian dari berbagai pihak termasuk PT Freeport Indonesia dan Pemkab Mimika.
“Berdasarkan informasi yang kami terima dari masyarakat, sejauh ini belum ada laporan ada warga yang sampai meninggal dunia karena kasus kelaparan di Jewa. Kami minta perhatian dari semua pihak terutama PT Freeport maupun Pemkab Mimika mengingat Kampung Jewa berada dalam wilayah Kabupaten Mimika,” tutur Yulius. (ANTARA, 13/5/2014)