Antara Malala dan Zulfiyya Amonova

free Zulfiyya AmonovaRespons dunia kepada Zulfiyya bertolak belakang dengan respon yang diberikan kepada Malala Yousafzai.

Nama Zulfiyya Amonova tentu bukan siapa-siapa dibanding Malala Yousafzai. Nama yang disebutkan terakhir ini adalah penerima penghargaan  Sakharov, yakni sebagai pejuang hak asasi manusia dari Uni Eropa 2013 lalu. Ini setelah remaja dari Pakistan itu diserang orang-orang bersenjata pada 2012, karena mengampanyekan pendidikan untuk anak-anak perempuan.
Malala dianggap sebagai simbol perlawanan seorang Muslimah atas apa yang mereka sebut pengekangan terhadap hak-hak anak-anak perempuan. Malala ditahbiskan sebagai pahlawan pembela HAM oleh Barat. Saat ini, hidupnya bergelimang ketenaran dan materi berkecukupan di Inggris. Malala bak selebritas, kerap diundang berbicara di berbagai forum sebagai corong kepentingan Barat. Suaranya senantiasa diekspos media-media di dunia.  Lalu siapa Zulfiyya Amonova?

Pembela Islam

Sepi pemberitaan, kisah hidup Zulfiyya berbanding terbalik dengan Malala. Zulfiyya adalah putri dari seorang anggota Hizbut Tahrir Amaanov Hamidullah yang tinggal di Kota Osh, Uzbekistan. Ayahnya ditangkap penguasa tiran negara itu, saat Zulfiyya baru berusia 5 tahun. Di dalam penjara selama 14 tahun, sang ayah mendapatkan penyiksaan, hingga tahun lalu dikabarkan meninggal. Keluarganya tidak pernah menerima jasad sang syuhada.
Bagaimana guncangnya jiwa Zulfiyya mendapati kenyataan itu, tak menyurutkannya untuk semakin mencintai Islam. Putri sang mujahid ini terus mempelajari ilmu fiqih bersamaan dengan ilmu-ilmu lainnya. Dia menghafal Alquran dengan tekun dan sepenuh hati. Tak ketinggalan, ia mempelajari berbagai bahasa termasuk bahasa Arab. Sampai hari naas itu tiba. Tepat 31 Maret 2014 lalu, pasukan khusus Kirgistan menangkap Zulfiyya di Osh.
Rupanya pasukan khusus Karimov meminta bantuan pasukan khusus Kirgistan untuk memburu keluarga mujahid Hamidullah.  Mereka terus mengusik kehidupan keluarga ini setelah syahidnya Hamidullah. Pasalnya, pihak keluarga terus menuntut para penindas Kirgistan dan Uzbekistan untuk melakukan investigasi guna memastikan kondisi meninggalnya putra mereka. Tentu saja keluarga sangat menginginkan jasadnya diserahkan kepada mereka.
Zulfiyya pun turut andil dengan mendekati pihak-pihak ketiga untuk mengungkap kejahatan para rezim tiran dan mengekspos kebohongan-kebohongan mereka. Inilah yang menjadi penyebab kekejaman dan kemarahan rezim pemerintahannya yang membalasnya dengan menangkap Zulfiyya.
Selama beberapa bulan terakhir rezim Kirgistan yang kriminal melancarkan sebuah kampanye gila-gilaan yang menunjukkan penangkapan para anggota Hizbut Tahrir. Puluhan anggota Hizbut Tahrir ditangkap di sekitar daerah Narienskaya, Batekinskaya, Tcheskaya, Bishkek, dan Usha. Aksi kebejatan rezim penindas ini tidak mengecualikan perempuan dan anak-anak.
Termasuk, menangkap Zulfiyya dan menahannya di sebuah lokasi yang tidak diketahui dan tak satu pun yang tahu bagaimana nasib dirinya hingga kini. Ironisnya, dunia pun sepi merespons tragedi ini. Tak ada pembelaan dari siapapun, kecuali para pejuang syariah dan khilafah di berbagai belahan dunia yang menuntut pembebasannya. Sementara para pendekar hak asasi manusia pun seolah sakit gigi. PBB juga tak peduli. Bahkan Malala Yousafzai yang gembar-gembor membela hak-hak anak perempuan pun diam seribu bahasa.

Dorongan Ideologi
Respons dunia kepada Zulfiyya bertolak belakang dengan respon yang diberikan kepada Malala Yousafzai. Waktu itu, Malala dijamu oleh tokoh-tokoh media, politisi dan para pemimpin Barat karena kepahlawanannya. Hingga kini, Malala pun menjadi corong propaganda isu-isu Barat terkait hak asasi manusia dan nasib anak-anak perempuan.
Sementara Zulfiyya, tentu saja diabaikan karena tidak membawa kepentingan Barat apapun. Bahkan Zulfiyya adalah ikon pembela Islam dan penentang ideologi Barat itu sendiri. Zulfiyya adalah salah satu dari jutaan anak-anak di berbagai belahan dunia yang kehidupannya hancur selama dekade terakhir karena kepentingan rezim sekuler yang ketakutan eksitensinya terancam.
Itu sebabnya wajar jika dunia “menyembunyikan” Zulfiyya. Tidak ada media yang mengesposnya, tidak ada lembaga atau siapapun membelanya. Zulfiyya berbeda ideologi dengan Malala, meski sejatinya Malala juga seorang Muslimah. Padahal seharusnya Malala sadar, bahwa dia hanyalah korban eksploitasi Barat dan menjadi alat propaganda politik yang potensial untuk dimanfaatkan para pendukung sekulerisme.

Seharusnya Malala menunjukkan simpatinya yang mendalam terhadap nasib Zulfiyya. Tunjukkan pembelaan dan tuntutan atas pembebasan saudaranya Zulfiyya. Malala harusnya turut berada dalam barisan Muslimah yang memperjuangkan Islam, bukan ikut melanggengkan sistem sekuler yang notabene justru menjadi biang kerok terabaikannya hak-hak anak-anak perempuan di berbagai negeri Muslim.

Bebaskan dengan Khilafah

Zulfiyya adalah simbol perjuangan seorang Muslimah masa kini. Tak takut dan gentar melawan tirani, meski nyawa taruhannya. Penangkapan seorang gadis belasan tahun ini, menunjukkan ketakutan berlebihan Barat atas ideologi Islam. Sungguh tidak gentleman jika ketakutan itu ditunjukkan dengan merampas hak hidup seorang gadis belia yang semata-mata menyuarakan kebenaran.

Padahal seharusnya Barat berkaca, betapa keburukan dan kehancuran akibat penerapan ideologi sekuler telah semakin nyata di depan mata. Barat seharusnya berpikir jernih dan legowo menerima kenyataan akan tanda-tanda kehancurannya ini. Berpikirlah dengan jernih bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dunia ini kecuali bangkitnya ideologi Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah. Janganlah menjadikan Islam sebagai musuh, karena kalian kelak juga akan terselamatkan oleh Islam. Ya, Khilafah Islamiyahlah yang akan mengentaskan kalian dari kebobrokan ini. Lantas mengapa masih juga tak mau membuka mata dan hati untuk menerima kebenaran Islam? Justru semakin paranoid dengan membabi buta membasmi para pejuang Islam?
Maka, tak ada gunanya kalian membungkam suara gadis kecil ini. Kebenaran tidak akan terbendung hanya dengan penangkapan Zulfiyya. Masih banyak Zulfiyya-Zulfiyya lain di berbagai belahan dunia yang akan terus melawan kekejian kalian. Jika kalian tak juga membebaskan Zulfiyya saat ini juga, niscaya Khilafah akan membebaskannya atau kalian binasa karena ketentuan Allah SWT. Wallahu’alam. [] kholda (sumber : mediaumat 128)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*