Seorang komandan senior tentara Inggris menggambarkan perilaku dua prajurit Inggris, yang secara tidak hormat berpose di samping mayat seorang Afghanistan sebagai “kegembiraan yang bisa dimengerti.”
Pada hari Sabtu, mantan kepala pasukan Inggris di Afghanistan Kolonel Richard Kemp membela perilaku tentaranya dan mengatakan, “Apa yang kita lihat di sini adalah perasaan gembira bahwa mereka masih hidup di akhir pertempuran itu dan perasaan sukacita ini dapat dimengerti saat melihat bahwa musuh mereka, yang mencoba membunuh prajurit itu dalam waktu singkat sebelumnya, tidak lagi hidup.”
Bocoran gambar diambil dari situs video LiveLeak pada hari Jumat yang menunjukkan dua anggota Royal Air Force Inggris (RAF) berpose di samping mayat yang berlumuran darah dari seorang pria Afghan setelah terjadinya serangan di Camp Bastion di tahun 2012.
Pada gambar pertama, seorang tentara Inggris dengan rokok di mulutnya berlutut di samping mayat itu dan memberikan tanda acungan jempol kemenangan.
Gambar kedua menunjukkan prajurit lain tersenyum dan memeluk senapan di satu lengan sambil memberikan acungan jempol ke kamera saat dia berlutut di samping kepala mayat itu.
Kelompok HAM yang berbasis di Inggris Amnesty International menggambarkan gambar sebagai “menjijikkan.”
“Tindakan itu melanggar hukum humaniter internasional standar, termasuk pasal 3 Konvensi Jenewa, yang melarang perlakuan tidak sopan dan merendahkan dari mayat gerilyawan yang tewas, “kata Direktur Hukum dan Kebijakan di Amnesty Internasional, Joanne Mariner.
Dia juga mendesak pemerintah Inggris untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan imparsial atas insiden tersebut. (presstv.com, 20/5/2014)