Perempuan Sepakat Ganti Demokrasi dan Ekonomi Liberal dengan Khilafah
Oleh: Maya Ummu Azka (aktivis MHTI)
Konferensi Islam dan Peradaban (KIP) Bogor yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia Selasa kemarin (27/05/201), menyisipkan pesan kuat bagi para pesertanya, tak terkecuali bagi para perempuan. Kehadiran kaum perempuan yang memenuhi lebih dari separuh ruangan seakan mengokohkan tekad bahwa perempuan Indonesia memang ingin meninggalkan sistem demokrasi yang rusak dan merusak serta ekonomi liberal yang dzalim.
Hal ini ditegaskan oleh Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Ibu Iffah Ainur Rochmah. Beliau menyatakan bahwa banyaknya peserta perempuan yang hadir bukanlah sekedar pelengkap atau formalitas belaka. Mereka hadir di KIP dengan penuh semangat dan kesadaran bahwa demokrasi dan juga sistem ekonomi liberal haruslah segera ditinggalkan, diganti dengan penegakkan syari’at dan khilafah.
Terlebih dari kalangan perempuan yang hadir adalah tokoh intelektual, mubalighoh serta pemimpin ormas dari jakarta dan berbagai daerah lainnya. Masih menurut Bu Iffah, Ini menjadi bukti dukungan mereka terhadap keinginan ummat untuk kembali pada syari’at. Serta menegaskan keberpihakan dan menguatkan komitmen mereka untuk turut serta memperjuangkan penerapan syari’ah.
Ustadzah Hj. Irena Handono (tokoh muslimah nasional) yang hadir dalam konferensi tersebut turut menegaskan kerusakan demokrasi yang mengandalkan pada jumlah suara tanpa mempertimbangkan kualitas, bahkan orang barat pun menyatakan bahwa demokrasi adalah pilihan terbaik di antara yang buruk. Padahal ummat Islam memiliki sistem yang baik, bersumber dari kitab suci Al-Qur’an yang merupakan firman Allah. Sehingga sudah seharusnya ummat Islam menggunakan sistem Islam yang bersumber dari Allah Sang Pencipta.
Apa yang para tokoh peroleh dalam acara tersebut dapat menjadi bekal untuk disampaikan kembali di tengah-tengah masyarakat, terutama kalangan perempuan, agar kesadaran akan kerusakan sistem ekonomi liberal serta kebobrokan demokrasi semakin merata.
Tentu saja tidaklah cukup jika hanya mengandalkan apa yang didapatkan dalam konferensi tersebut. Para tokoh dan khalayak perempuan didorong untuk semakin menajamkan pemahaman mereka tentang konsep syari’ah dalam segala aspek, baik itu ekonomi Islam, tata kehidupan sosial, serta pemahaman tentang sistem kekhilafahan secara utuh dalam kajian-kajian yang diselenggarakan Hizbut Tahrir. Sehingga, selain berperan sebagai ibu rumah tangga, perempuan juga menyadari kewajibannya untuk memperjuangkan penegakkan syari’ah dalam sistem Khilafah.
Dengan demikian mereka bisa membedakan sistem demokrasi dengan sistem Islam. Dan segera mencampakkan demokrasi sebagai sistem yang merusak serta sistem ekonomi liberal yang dzalim, menggantinya dengan Khilafah Islamiyyah. []
#indonesiamilikAllah
#islamickhilafahstate