Demokrasi Telah Membawa Kerusakan, Khilafah Solusinya

HTI Press. Banyuwangi. Untuk pertama kalinya Graha Bhakti Sport Center, Genteng, Banyuwangi dipenuhi oleh lebih dari 2000 orang bukan untuk berolahraga, tetapi mengikuti Konferensi Islam dan Peradaban yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir DPD II Banyuwangi. Tak ketinggalan sekitar 900 muslimah ikut ambil bagian dalam event bersejarah dan terbesar di Kabupaten Banyuwangi tersebut pada Kamis, (29/05).

Penampilan nasyid Indonesia Milik Allah dan Sambutlah Khilafah oleh Syabab Voice menggugah semangat para peserta.Mengingatkan, bahwa tidak ada batasan teritorial dalam menerapkan hukum Islam karena bumi ini milik Allah dan Khilafah merupakan satu keniscayaan. Beberapa peserta bahkan ikut meyanyikan nasyid sambutlah khilafah dengan haru.

Acara yang dibuka dengan tilawah Al-Qur’an oleh Ustadz Syifa’ul Husni, membuat suasana konferensi semakin khidmat. Ustadz Abdur Rofiq selaku ketua DPD II HTI Banyuwangi memberikan sambutan. Beliau mengingatkan kembali kepada semua yang hadir bahwa Indonesia saat ini dalam kondisi semakin terjajah dengan diterapkan sistem kapitalis demokrasi, oleh karena itu butuh adanya perubahan. Tidak hanya sekedar perubahan rezim tapi yang lebih mendasar lagi yaitu perubahan sistem.

Ustadz Abdur Rochman Shaleh, MM. membakar semangat peserta dengan materi Kegagalan Demokrasi. Menurutnya, di Indonesia terjadi paradoks. Kekayaan alam luar biasa melimpah tetapi rakyatnya hidup miskin dan terbelakang. Ini terjadi karena penerapan sistem demokrasi. “Demokrasi adalah sistem dzolim buatan manusia yang tidak akan membawa kesejahteraan untuk rakyat, bahkan demokrasi tidak akan membawa perubahan untuk Indonesia menjadi lebih baik,” tegasnya.

Kerusakan Indonesia juga disebabkan oleh penerapan sistem ekonomi kapitalis. Konsep kebebasan kepemilikan, menjadikan negara yang menerapkannya hanya akan menjadi pelaksana kepentingan pemilik modal, peraturan perundang-undangan dibuat untuk melegalisasi ketamakan para kapitalis. Sistem ekonomi kapitalis ini hanya akan menjadikan Indonesia terkekang dalam eksploitasi penjajah. Pernyataan ini disampaikan Ustadz. Sholahudin Fatih, Spd dalam materi kedua.

Ustadz Drs. Junaidi Atthoyibbi dari DPP Hizbut Tahrir Indonesia menyampaikan pidato politik. Beliau menyimpulkan bahwa demokrasi kapitalis telah terbukti nyata kerusakannya, maka sudah tidak sepatutnya bagi orang yang berfikir dan beriman terus meyokong tegaknya sistem ini di bumi Allah. “Maka kembalikan aturan hidup kepada pemilik kehidupan, yaitu Allah SWT dengan menerapkan sistem Islam dalam Institusi Negara dalam naungan Khilafah Rosyidah,” serunya. Beliau juga menyerukan kepada seluruh umat untuk bersatu bersama berjuang menegakkan SYARIAH DAN KHILAFAH.

Acara yang dikemas dengan menambahkan dokusinema ini ditutup dengan pembacaan doa oleh Ustadz Saefudin, suasana khusyuk menyelimuti gedung Graha Bhakti Sport Center, seluruh peserta Konferensi Islam dan Peradaban memohon untuk diberikan kekuatan agar tetap teguh dalam perjuangan menegakkan Islam dan menjadikan Indonesia lebih baik dengan Syariah dan Khilafah.

Konferensi inipun begitu menggugah tokoh perempuan yang hadir. Nyai Iis Istiqomah, muballigah Banyuwangi meyampaikan, kehadirannya ke konferensi karena keingintahuannya yang sangat besar terhadap perjuangan Hizbut Tahrir. Beliau pun sepakat bahwa demokrasi yang mencampakkan hukum-hukum Allah telah membawa kerusakan. “Moral dan akhlak sangat rusak. Pornografi, zina, merebak di mana-mana. Bahkan, saat ini ditemukan ayah kandung memperkosa anaknya sendiri,” ucapnya sambil menahan air mata geram. “Inilah saatnya, menerapkan kembali hukum-hukum Allah di muka bumi. Dengan begitu kerusakan akan selesai. Insya Allah, dengan Khilafah,” tegasnya. Terkait acara, Nyai Iis menyampaikan bahwa di Banyuwangi banyak pengajian besar semacam ini, hanya saja kurang mendalam. Oleh karena itu beliau berharap agar masyarakat Banyuwangi banyak yang menyambut ajakan Hizbut Tahrir untuk menegakkan Khilafah.

Senada dengan Nyai Iis, seorang pemangku pesantren asal Bondowoso menyempatkan hadir dalam kegiatan spektakuler ini. Nyai Uyun, menyampaikan sangat tertarik dengan tema yang diusung. “Indonesia Milik Allah, sangat bagus. Memang kita ini milik Allah, bumi milik Allah, sudah seharusnya kita menerapkan hukum Allah,” ujarnya. Nyai Uyun menyatakan bahwa demokrasi telah melecehkan hukum Allah. Kebijakan yang tidak sesuai syari’at bisa disahkan atas nama suara mayoritas. Beliau pun memberi dukungan penuh kepada Hizbut Tahrir untuk memperjuangkan khilafah dan mengajak masyarakat bergabung dengan perjuangan hizbut tahrir.

Selain tokoh perempuan, konferensi ini juga menyedot perhatian kalangan pelajar muslimah. Icha, salah seorang pelajar SMA di Banyuwangi menyampaikan bahwa demokrasi telah merusak remaja. Dia hadir ke konferenis untuk ambil bagian dalam perjuangan Hizbut Tahrir yang lurus. Ketika ditanya apakah sebagai pelajar dia tidak takut memperjuangkan Khilafah, dengan tegas dia menjawab mengapa harus takut padahal ini jalan yang benar.[]

DSC04939

DSC_5119

ibu iis istiqomah

Nyai Iis Istiqomah

Nyai Uyun

Nyai Uyun

Icha, pelajar peserta KIP Banyuwangi

Icha, pelajar peserta KIP Banyuwangi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*