Ratusan orang berdemonstrasi setelah mantan panglima militer menang telak dalam pilpres yang disebut oleh para pengamat Uni Eropa sebagai ‘sesuai dengan undang-undang’.
Protes telah berlangsung di kota-kota di seluruh Mesir, beberapa hari setelah negara itu memilih mantan Kepala angkatan bersenjata Abdel Fattah el-Sisi sebagai presiden dalam pemungutan suara.
Pada hari Jumat, para demonstran turun ke jalan di ibukota Kairo, Bani Suef dan Fayoum, sambil memegang spanduk dengan foto-foto presiden terguling Mohamed Mursi dan meneriakkan yel-yel terhadap presiden terpilih.
Sehari sebelumnya, tim Uni Eropa yang memantau pemilihan presiden mengatakan pemilihan dilakukan “sejalan dengan undang-undang”, meskipun menyesalkan kurangnya partisipasi dari sebagian “pemegang saham.”
Hasil awal dari pemilihan umum tiga hari yang berakhir hari Rabu memberikan 96 persen suara untuk Sisi.
Lawan Sisi mengatakan Mesir telah kembali ke pemerintahan otokratis sejak dia menggulingkan Mursi. Lebih dari 1.400 telah tewas dalam bentrokan jalanan dan ribuan dipenjarakan dalam penumpasan pada Ikhwanul Muslimin dan sekutunya.
Meskipun Sisi menang, pemilu itu dipandang mengarah pembentukan pemerintah militer, karena rendahnya jumlah pemilih, suatu fakta yang dicatat oleh pengamat Uni Eropa. (Al Jazeera31/5/2014)