KIP Guncang Jogja

KIP DIY 1HTI Press, Yogyakarta. Bertepatan dengan peringatan gempa bumi di Yogyakarta. Pada 27 Mei 2014 DPD I HTI DIY mengguncang Yogyakarta dengan Konferensi Islam dan Peradaban 1435 H. Bertempat di Grand Pacific Hall lebih dari 5000 orang menikmati suguhan apik, penuh semangat dan tentunya khas Jogja. Jika delapan tahun yang lalu Yogyakarta diguncang gempa tektonik. Konferensi Islam dan Peradaban mengguncang pemikiran kawula Jogja.

Tiga pembicara tampil dengan memaparkan berbagai fakta salah urus negeri ini sebagai akibat penerapan demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme. Tayangan film dokumenter yang mengangkat kemiskinan, kesenjangan dan kenestapaan rakyat negeri ini menyesakkan dada para peserta. Nafas tertahan peserta seketika berubah menjadi cepat disertai degup dada penuh amarah. Saat tayangan tentang kekayaan alam yang dihisap Chevron dan dikeruk Freeport. Nyata benar kejahatan demokrasi dan kapitalisme terhadap umat ini

Tampil sebagai pembicara pertama Rosyid Supriyadi yang mengupas fakta demokrasi yang hakikatnya bukan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun wajah sesungguhnya demokrasi adalah dari korporasi, oleh korporasi dan untuk korporasi. Ulasan tentang Sistem ekonomi kapitalisme Liberal sebagai sistem rusak dan membawa kerusakan dan kesengsaraan dibawakan pembicara kedua Dwi Condro Triono. Peserta tertegun ketika ditampilkan peta Indonesia yang dipenuhi bendera negara asing tempat perusahaan operator berasal.

Dominasi korporasi dalam negara demokratis merupakan keniscayaan bahkan pemerintah Amerika Serikat pun disetir oleh korporasi. Hal ini menjadi jelas ketika pembicara kedua menyajikan fakta adanya perusahaan di sekeliling para presiden AS, di antaranya Bechtel dan Halliburton.

Pidato politik HTI sebagai penyimpul konferensi disampaikan oleh Dr. Muhammad Rahmat Kurnia. Rakyat Indonesia hendaknya tidak ragu lagi untuk campakkan demokrasi dan sistem ekonomi liberal karena kedua sistem kufur. Serta umat Islam harus menguatkan keyakinan dan tekad untuk menegakkah syariat Islam dalam naungan khilafah. Karena hanya dengannya kebaikan dan keberkahan dapat diperoleh oleh kaum muslimin.

Hadir dalam konferensi ini Drs KH Toha Abdurrahman ketua MUI DIY disertai penghulu Kraton Ngayojokarto Hadiningrat KRT Drs. H Ahmad Muhsin Kamaludiningrat.[]MI Yogyakarta

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*