HTI Press, Palangkaraya. Sejak pagi (1/6) peserta sudah hadir di halaman aula Asrama Haji Kota Palangkaraya, peserta dari Kota Sampit berangkat Pukul 23.00 WIB dan Hadir di Kota Palangkaraya Pukul 04.00 WIB, lima jam perjalanan dari kota Sampit menuju Palangkaraya, Papar Day Hidayat Koordinator peserta dari Sampit.
Tak ada kursi yang kosong yang ada di dalam ruangan dan ruang tambahan yang disediakan oleh panitia. Sudah separuh perjalanan acara, kondisi raungan yang panas tidak membuat peserta beranjak dari ruangan. Ruangan Asrama Haji berkapasitas 500 dipenuhi peserta ikhwan dan akhwat, peserta akhwat di tambah tempat di samping Aula, jumlah peserta yang hadir lebih dari 500.
Acara ini dipandu host pertama Hendra, dan host kedua Emha Qomar Priatna, Acara dibuka dengan lantunan dari tim nasyid dengan menyanyikan empat buah lagu, selanjutnya sambutan dari Dewan Pimpinan Daerah Satu Kalimantan Tengah Hadian Sosilo.
Dilanjutkan dengan tampilan Dokusinema satu, serta pemateri Pertama Abdul Khoir menyampaikan materi “Demokrasi dari Korporasi oleh Korporasi untuk korporasi“.
Dokusinema dua dilanjutkan dengan pemateri Kedua Muhammad Bakri dengan materi “ Sistem Ekonomi Liberal ; Sistem rusak, menghasilkan Kerusakan dan Kesengsaraan “
Mengajak peserta mengikuti yel – yel Demokrasi Hancurkan – hancurkan!!! Dan diikuti oleh peserta
Pidato Politik yang disampaikan Oleh Budi Mulyana “ di dalam Islam otoritas membuat Halal dan Haram adalah Hak Allah, maka Kita Umat Islam diharamkan mengambil dan menyebarkan demokrasi sesungguhnya umat Islam memiliki Sistem pemerintahan Islam untuk menegakan Hukum – hukum Allah, dan untuk menyatukan seluruh umat Islam dan Ketika Hukum – hukum Allah akan menurunkan keberkahan
Sungguh aneh jika kaum muslimin jika ada kalangan kaum muslimin menghalangi tegaknya Khilafah, menurut PEW research 73 % rakyat Indonesia menginginkan di terapkan Khilafah ungkap Budi Mulyana Dewan Pimpinan Pusat HTI.
Pembacaan Doa Oleh Nuril Anwar yang merupakan syabab HTI Kota Buntok Yanga juga merupakan Wakil Ketua MUI Kota Buntok. Ada para peserta yang meneteskan air mata ketika pembacaan doa.
Acara di akhir dengan penampilan tim nasyid dengan judul Bisyarah Nabi para tamu undangan diajak naik ke atas panggung untuk oleh tim nasyid dan para peserta diminta untuk mengibarkan liwa dan roya. Berakhirnya nasyid para peserta mulai meninggalkan ruangan.[]