HTI Press, Bandung – “Demokrasi tidak perlu dibela dan dipertahankan oleh kaum muslimin, karena demokrasi pasti akan dibela dan dipertahankan oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Melalui demokrasi inilah mereka melanjutkan hegemoninya, melestarikan penjajahan dan mengeruk kekayaan alam negeri-negeri Islam. Demokrasi sejatinya adalah alat penjajahan,” jelas M. Riyan, Ketua DPD I HTI Jawa Barat dalam acara Konferensi Islam dan Peradaban 1435 H Kota Bandung di Balai Sartika Convention Hall, Kota Bandung, pada Kamis (29/5).
Pembicara yang lain, Asep Sudrajat, Anggota DPD I HTI Jawa Barat, semakin memperjelas bahwa demokrasi adalah alat penjajahan terhadap kaum muslimin. Dia memaparkan tentang sistem ekonomi liberal yang mencengkeram kaum muslimin. “Secara politis sekularisme melahirkan demokrasi, dan dalam bidang ekonomi sekularisme melahirkan kapitalisme. Demokrasi memerlukan dana yang besar. Oleh karena itu, demokrasi akan berjalan bila ada dana besar yang mendukungnya. Di sinilah demokrasi ditopang kapitalisme. Sementara, sistem ekonomi kapitalis liberal akan tumbuh subur dalam iklim kebebasan yang membolehkan memiliki segala sesuatu dengan cara apapun.”
Terakhir, Dwi Condro Triono, DPP HTI, menyampaikan pidato politik. Condro melontarkan sebuah penyataan tegas, “Apakah berbagai kerusakan dan kebobrokan yang ditimbulkan oleh sistem demokrasi tidak membuat kita sadar? Apakah akan tersadar setelah kekayaan alam kita habis tak tersisa setelah dirampok oleh negara-negara kafir penjajah? Jika itu yang terjadi, sungguh penyesalan yang terlambat.”
Ia juga dalam kesempatan tersebut menyampaikan pesan Amir Hizbut Tahrir, al-‘alim al-Jalil al-Syaikh Atha’ Abu Rasytah, dimana beliau mengatakan “Sungguh kami tengah berjuang, sedangkan mata kami melihat Khilafah dan hati kami berdebar-debar menyambutnya. Kami semua yakin Khilafah akan tegak kembali, sebab Rasulullah Saw telah memberitahu kami dan menyampaikan kabar gembira kepada kami tentang tegaknya Khilafah. Beliau bersabda, “Selanjutnya akan tegak kembali khilafah ‘ala minhajin nubuwah.” Semua itu adalah kenyataan yang mempertajam tekad, memperkuat kemauan dan menggembirakan hati.”
Gelora takbir para peserta menyelubungi gedung. Kerinduan untuk terapnya syariah dan khilafah hadir di tengah-tengah semangat para peserta. Acara semakin meriah saat Moekti Chandra menyanyikan nasyid Indonesia Milik Allah. [] MI Bandung