Hizbut Tahrir Indonesia Melanjutkan Kehidupan Islam
Bantuan negara-negara Teluk ke Mesir menyusul kudeta militer 3 Juli telah mencapai $ 15.9 miliar, termasuk $ 6.9 miliar dari UEA dan $ 5 miliar Kerajaan Arab Saudi.
Uni Emirat Arab dan Arab Saudi akan menyediakan untuk Mesir hingga $ 20 miliar paket bantuan baru. Bantuan akan dinegosiasikan setelah pelantikan presiden baru. Demikian kata seorang pejabat senior Pemerintah kepada Surat Kabar Al-Masry Al -Yaum pada hari Sabtu.
Riyadh dan Abu Dhabi telah menghentikan sementara negosiasi dalam bentuk dukungan ekonomi sambil menunggu hasil pemilihan presiden. Sumber itu menambahkan bahwa Arab Saudi telah secara resmi menginformasikan kepada Mesir, selama pembicaraan dengan mantan Perdana Menteri Dr. Hazem Beblawy, bahwa dukungan akan terus mengalir keMesir dengan syarat jika Jendral Abdel Fattah Al-Sisi menjadi presiden dan bukan orang lain.
Menurut sumber itu, paket bantuan sudah termasuk deposito di bank sentral untuk mendukung mata uang pound Mesir, yang akhir-akhir ini mengalami penurunan terhadap dolar AS. Hal ini juga akan mencakup pinjaman berbunga rendah; investasi dalam proyek-proyek pengairan dan sanitasi; sekolah; pembiayaan proyek-proyek bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin; pendirian perumahan kota di El Alamein yang didanai oleh Saudi; biaya pembuatan silo untuk menyimpan biji-bijian; pemenuhan kebutuhan produk minyak bumi Mesir, khususnya gas dan diesel; dan mendorong investor dari kedua negara untuk meningkatkan investasi besar ke Mesir untuk menghidupkan kembali ekonominya.
Sebuah delegasi tingkat tinggi Mesir dijadwalkan akan mengunjungi UAE dan Kerajaan Arab Saudi dalam beberapa minggu ke depan. Tujuannya untuk membahas paket bantuan serta proyek-proyek yang sedang diselesaikan sebagai bagian dari bantuan sebelumnya yang diperoleh oleh Mesir dari kedua Negara. Demikian sumber tersebut menambahkan. (Middle East Monitor, 1/6/2014)
