Keluarga Indonesia Hadapi Ancaman Serius

Clip_7

Surabaya, beritasurabaya.net – Keluarga Indonesia sedang menghadapi ancaman serius. Sejahtera jauh dari jangkauan dan kemiskinan merajalela. Demikian pernyataan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia dalam Dialog Tokoh Nasional Peduli Keluarga yang dipusatkan di Surabaya, Sabtu (14/6/2014).

Menurut juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Iffah Ainur Rochmah, saat ini semakin banyak keluarga Indonesia kehilangan fungsi menanamkan nilai-nilai dasar bagi generasi. Terlebih setelah kaum ibu banyak terseret ke dunia kerja hingga kehilangan fungsi utamanya sebagai pendidik putra-putrinya.

Hal tersebut bagian dari dampak kemiskinan di Indonesia. Berdasarkan data BPS 2014, terdapat 28,5 juta penduduk miskin ada di negeri ini.

Keluarga Indonesia, kata Iffah, sepatutnya menyadari persoalan yang dihadapinya. Berbagai langkah pemerintah dengan pradigma ekonomi kapitalisme dan demokrasi liberal, terbukti gagal mengatasi dampak kemiskinan bahkan melahirkan persoalan-persoalan baru.

Kebijakan menggiatkan program Keluarga Berencana (KB) adalah solusi sarah arah (miss leading) yang mengalihkan kita dari penyelesaian akar masalah. Dengan adanya KB mengasumsikan bahwa pemerintah sulit menyediakan lapangan kerja, sulit memberikan pendidikan dan layanan kesehatan gratis dan sebagainya, dengan jumlah penduduk yang besar.

”Dan seolah menegaskan bahwa dengan jumlah penduduk yang turun angkanya dan jumlah anak sedikit, seolah ada jaminan negeri ini bahwa penduduk akan sejahtera. Tapi faktanya, tetap saja para istri banyak bekerja di luar untuk ikut menanggung beban hidup keluarga dengan konsekuensi keluarga kehilangan fungsi menanamkan nilai-nilai dasar bagi generasi. Akibatnya, makin merajalela pecandu pornografi dan seks bebas, penikmat dan pelaku video mesum hingga korban paedofilia. Ini fakta yang memilukan,”papar Iffah.

Iffah juga mengkritik kebijakan mengatasi kejahatan seksual dengan Pendidikan Kesehatan Reproduksi (Kespro) masuk kurikulum SD tanpa menghapus pornografi, menutup lokalisasi prostitusi, mengganti kurikulum liberal dan mewujudkan kontrol masyarakat. Imbasnya, hanya akan berujung semakin menguatnya gaya hidup liberal.

Kerusakan keluarga Indonesia, dinilai Iffah, buat pahit penerapan sistem demokrasi seluler dan ekonomi liberal. Harapan akan hadirnya solusi atas berbagai persoalan keluarga tidaklah cukup digantungkan pada janji-janji para pemimpin baru.

”Kampanye menghadirkan konsep baru perlindungan anak, Kota Layak Anak serta Pemberdayaan Ekonomi dan Politik bagi Perempuan, tidak akan menyelesaikan masalah. Solusi tuntasnya adalah kita harus mencampakkan sistem sekuler demorkasi dan ekonomi liberal dan itu baru bisa menyelamatkan masa depan keluarga Indonesia,”ungkapnya.

Iffah menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir ini Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia membuat kajian politik pemberdayaan perempuan dan pembangunan ketahanan keluarga sesuai dengan Syariah Islam. Namun pemerintah belum memberikan respon positif meski kebijakan pemerintah mengatasi kemiskinan dan ketahanan keluarga salah arah.

”Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tidak pernah menyentuh akar permasalahan. Yang ditampilkan hanya sisi positif dan itu pun banyak ditumpangi kepentingan-kepentingan ekonomi,”tukasnya.

Selain membuat kajian politi, Dialog Tokoh Nasional Peduli Keluarga yang diikuti lebih dari seribu kaum perempuan, yang digelar Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia ini bisa menjadi salah satu medium untuk menegaskan gagasan penuntasan masalah keluarga dan tokoh perempuan sebagai kalangan dari pusat dan berbagai daerah di Indonesia.

Melalui Dialoh Tokoh Nasional Peduli Keluarga, tambah Iffah, Muslimah Hizbut Tahri Indonesia akan tetap konsisten meneruskan solusi berdasarkan Khilafah Islamiyah sebagai sistem perlindungan menyeluruh bagi keluarga Indonesia kepada pemerintah.

”Khilafah Islamiyah akan mandiri menentukan corak kurikulum pendidikan, dan memberikan bekal memadai pada orang tua dalam mendidik generasi. Khilafah juga menerapkan sistem informasi dan komunikasi publik yang penuh dengan nuansa edukatif dan menjaga ketakwaan seluruh keluarga,” pungkas Iffah. (noer soetantini)

sumber: http://www.beritasurabaya.net/index_sub.php?category=25&id=11827&tags=Keluarga-Indonesia-Hadapi-Ancaman-Serius

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*