Kerusakan Keluarga Buah Pahit Demokrasi

HTI Press. Surabaya. Dalam rangka hari keluarga nasional Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengadakan agenda akbar, Dialog Tokoh Nasional yang bertempat di Gedung Graha Tirta, PDAM Surabaya (14/06/2014). Acara ini mengambil tema “Menggagas Solusi Kerusakan Keluarga Buah Pahit Demokrasi”. Acara ini dihadiri oleh sekitar 300 tokoh nasional dari beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jember, Madiun, Jakarta, Malang, Surabaya, dan beberapa wilayah lainnya.

Hadir pula dalam acara Dialog Tokoh Nasional ini Ustadzah Dedeh Wahidah yang merupakan Koordinator Lajnah Tsaqoifyah MHTI sebagai pembicara pertama. Dan Ustadzah Ratu Erma Rahmayanti, Mas’ullah ‘Ammah MHTI sebagai pembicara kedua.

pada pemaparan materi yang diberikan, Ustadzah Dedeh Wahidah menjelaskan bahwa kerusakan keluarga yang ada sekarang merupakan buah pahit dari penerapan sistem demokrasi. Karena demokrasi menempatkan manusia untuk membuat aturan, maka muncullah aturan-aturan yang disesuaikan dengan kepentingan pihak-pihak tertentu. Dimana efeknya berimbas kepada keluarga. Contohnya saja, dalam sistem sekarang kemaksiyatan yang nyata terlihat mata seperti tempat pelacuran masih menjamur, mudahnya akses pronografi oleh seluruh kalangan. Efek dari penerapan demokrasi yang tidak mampu mensejahterakan pun memaksa para perempuan untuk bekerja membantu menafkahi keluarga.

Negara pun menyerukan solusi yang tidak masuk akal. Program KB ditawarkan untuk mengurangi ketidaksejahteraan dan masalah keluarga. Dengan asumsi bahwa semakin sedikit jumlah keluarga akan semakin kecil pengeluaran keluarga dan semakin mudah dalam mengelola masalah yang muncul.

Beliau menyampaikan bahwa akar masalah keluarga bukanlah tidak ikutnya perempuan bekerja dan terlalu banyaknya jumlah anggota keluarga. Tapi ini disebabkan karena demokrasi menyebabkan Negara berlepas tangan dari menjamin kesejahteraan keluarga dengan mengabaikan pemenuhan kebutuhan pokok bagi tiap individu.

Ustadzah Ratu Erma Rahmayanti menjelaskan bahwa kondisi yang ada sekarang, sangat bertentangan dalam Islam. Islam tidak menganggap jumlah penduduk yang besar sebagai ancaman, malah sebaliknya bisa merupakan potensi besar untuk meraih kemulian sebagai umat terbaik (khoiru ummah). Slogan-slogan pemerintah yang mendukung program Keluarga Berencana juga bertentangan dengan fakta kehidupan.  Allah SWT lah yang mengatur kelahiran, kematian, dan rizki hamban-hambaNya.

Islam juga menetapkan kebutuhan pokok berupa pelayanan yaitu pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Dalam bidang sosial, Khilafah akan memastikan bahwa peran dan fungsi keluarga berjalan sebagaimana ketentuan. Setidaknya mekanisme yang dilakukan Khilafah adalah: pertama adalah memerintahkan setiap kepala keluarga untuk bekerja(QS 62: 10). kedua, mewajibkan negara untuk menciptakan lapangan kerja bagi rakyatnya. Ketiga, mewajibkan ahli waris dan kerabat yang mampu untuk memberi nafkah yang tidak mampu (QS 2: 233).

Keempat, jika ada orang yang tidak mampu, sementara kerabat dan ahli warisnya tidak ada atau tidak mampu menanggung nafkahnya, maka nafkahnya menjadi kewajiban negara (Baitul Mal). Dalam hal ini, negara bisa menggunakan harta milik negara, harta milik umum, juga harta zakat.  Apabila di baitul mal tidak terdapat harta sama sekali maka kewajiban tersebut berlaku atas seluruh kaum muslimin.

Fakta keberhasilan Khilafah dalam mensejahterakan keluarga dan menyelesaikan permasalahan yang ada telah terbukti selama 13 abad.

Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menawarkan jalan keluar bagi terwujudnya keluarga Indonesia bahagia sejahtera adalah dengan penerapan sistem politik Khilafah Islamiyah dan sistem ekonomi Islam menggantikan demokrasi dan sistem ekonomi liberal.

Khilafah Islamiyah akan mewujudkan sistem perlindungan menyeluruh bagi keluarga. Sistem ekonomi Islam akan menyejahterakan, menghapus kemiskinan, menjamin terjadinya distribusi pendapatan, menciptakan lapangan kerja yang luas bagi kaum laki-laki dan tidak menyerahkan pengelolaan SDA kepada asing sehingga hasilnya mampu memberikan layanan publik yang berkualitas.

Khilafah tidak akan pernah melaksanakan program dzalim seperti pemberdayaan ekonomi, Kontrasepsi mantap tubektomi-vasektomi, larangan nikah dini, dan sejenisnya.

Khilafah juga akan mandiri menentukan corak kurikulum pendidikan, dan memberikan bekal memadai pada orang tua untuk mendidik generasi. Khilafah akan menghapus tuntas pornografi-aksi, prostitusi, produksi Miras, peredaran narkoba serta menjadi pelindung dari serangan pemikiran dan budaya asing yang merusak. Khilafah akan menerapkan sistem informasi dan komunikasi publik yang penuh dengan nuansa edukatif dan menjaga ketakwaan seluruh keluarga, warga Daulah Khilafah. Dengan sistem inilah setiap keluarga Indonesia akan meraih kebahagiaan dan kesejahteraan.

Maka Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengajak kaum muslim untuk memperjuangkan kembali tegaknya Khilafah Islamiyah demi memenuhi seruan Allah dan dengannya akan terwujud kemuliaan, kesejahteraan dan kemajuan yang dicita-citakan. []

DSC01391

Registrasi peserta

bu dedeh

Pembicara 1: Ustadzah Dedeh Wahidah Achmad

bu erma

Pembicara 2: Ustadzah Ratu Erma Rahmayanti

Peserta mengikuti jalannya acara

Peserta mengikuti jalannya acara

Teatrikal

Teatrikal

Wawancara oleh media eksternal dan internal kepada Juru Bicara MHTI, Ustadzah Iffah Ainur Rochmah

Wawancara dengan Juru Bicara MHTI, Ustadzah Iffah Ainur Rochmah (kanan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*