Forum Muslimah Tegal
HTI Press. Tegal. Sabtu, 07 Juni 2014. Di tengah cuaca yang cukup panas, puluhan ibu-ibu, remaja dan praktasi pendidikan, tetap semangat untuk hadir dalam acara Forum Muslimah Tegal yang rutin diselenggarakan oleh MHTI DPD II TEGAL RAYA setiap awal bulan. Walaupun dalam forum yang dikondisikan santai dan kekeluargaan, tetapi Ibu-Ibu tetap antusias dan serius mendengarkan pemaparan materi yang disampaikan oleh Ustadzah Sri Hartati, S.E. tentang “Sistem Pendidikan Ideal Pembentuk Generasi Berkualitas”.
Pemaparan diawali dengan melihat sejarah beberapa abad yang lalu, dimana saat itu Islam masih diterapkan dalam sistem kehidupan. Banyak sekali dihasilkan generasi muslim yang berperan menghasilkan penemuan-penemuan penting dalam ilmu pengetahuan, sains dan teknologi seperti: Khawarizmy, Ibnu Sina, dll. Dengan nada retorika pemateri menanyakan bagaimana dengan sistem pendidikan di Indonesia? Apakah sudah ideal? Serentak semua peserta menjawab “BELUM”. Bagaimana dengan genersi yang dihasilkan? Apakah sudah berkualitas? Kembali serentak semua peserta menjawab “BELUM”. Pemateripun mengajak peserta untuk melihat fakta seputar wajah pendidikan di Indonesia.
Sri Hartati mengungkapkan bahwa ”Sistem pendidikan di Indonesia yang sekular-materialistik terbukti telah gagal melahirkan manusia shaleh yang sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan menghasilkan dikotomi pendidikan yang sudah berjalan puluhan tahun, yakni antara pendidikan “agama” di satu sisi dengan pendidikan umum di sisi lain. Agama ditempatkan sekedar sebagai salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan dari seluruh aspek”.
Dalam sesi diskusi terungkap kegelisahan ibu-ibu yang anak-anaknya bersekolah di sekolah umum baik jenjang sekolah dasar maupun menengah dalam menghadapi sistem pengajaran dengan diterapkannya kurikulum 2013, yang tidak mengarahkan anak-anak mereka menjadi pribadi yang sholeh/sholehah tetapi semakin memberatkan anak-anak mereka. Hal serupa dialami oleh praktisi pendidikan yang mengungkapkan tugas mereka sebagai guru juga semakin berat. Acara yang berlangsung selama 2 jam tersebut ditutup dengan tekad bersama untuk mendidik putra-putri dengan baik dan bekerjasama dengan pihak terkait untuk menyampaikan keprihatinan ini beserta solusinya menurut Islam. []