HTI Press. Jakarta- Mengikuti pemilihan umum Presiden 9 Juli mendatang umat Islam menjadi objek pendulang suara terbesar di negeri ini. Maka dari itu umat Islam pun dituntut untuk cerdas memilih yang manakah dari kedua calon mementingkan kepentingan umat ataukah keduanya hanya menjadikan umat Islam sebagai tumbal mereka.
Halqoh Islam dan Peradaban (HIP) edisi 52, Kamis (19/6) di Gedung Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT), MH Tamrin, Jakarta, membahas topik itu, Pilihan Umat Prabowo atau Jokowi?
Dalam diskusi hangat tersebut Tim sukses Jokowi-JK Prof Hamka Haq mengklaim Jokowi-JK mementingkan kepentingan umat Islam sebab baik Jokowi dan JK sangat dekat dengan umat Islam. “Ada kepentingan umat Islam yang diutamakan oleh Jokowi-JK sebab mereka berdua dekat dengan tokoh umat Islam, JK juga adalah Ketua Dewan Masjid seluruh Indonesia,” klaimnya.
Tim Sukses Prabowo-Hatta yang harusnya diwakili Fadli Zon tidak memenuhi undangan panitia untuk hadir tanpa alasan, padahal pada awalnya dia sudah menyatakan kesiapaan untuk hadir.
Dewan Pengarah IGJ, Ivan Hadar menuturkan program-program atau visi misi kedua calon relatif mirip walau dari ungkapan yang disampaikan ada keinginan besar untuk membangun Indonesia. Namun menurutnya ada persoalan sistemik yang harus dirubah dan kedua calon memiliki solusi sama saja.
“Persoalan Indonesia sudah mencakup sistemik bukan saja skala regional tapi nasional hinggal global, seorang pemimpin tidak hanya memiliki niat baik tapi juga pemahaman baik dan ideologi yang jelas,” ujarnya dihadapan ratusan peserta.
Penjelasan berbeda disampaikan, Pengamat Pemerintahan Andi Azikin menurutnya sistem demokrasi harus dirubah sebab banyak masalah yang terjadi dalam sistem tersebut. “Seperti pembiayaan politik yang sangat mahal dan mengakibatkan mengguritanya korupsi di Indonesia,” paparnya disambut pekikkan takbir peserta.
Tidak bisa mengharap perubahan peradaban kepada demokrasi, ujar Azikin, sebab karakter demokrasi tidak membolehkan agama ikut campur dalam sistem kehidupan.”Itulah sekularisme yang merupakan karakter dasar sistem demokrasi, maka kesalahan besar jika Partai Islam masuk dalam sistem demokrasi yang hanya mengatarkan mereka pada bunuh diri politik,” jelasnya.
Situasi politik di Indonesia dan Barat berbeda, namun Azikin menegaskan bahwa demokrasi dimana saja tetap sama karena yang diutamakan asas manfaat.”Semua karena kepentingan, tidak ada persahabatan sejati yang ada hanyalah kepentingan sejati,” tegasnya.
Tidak Memilih
Hal menarik lain yang diisampaikan, Andi Azikin adalah memilih tidak memilih adalah sikap politik. Menurutnya memilih atau tidak memilih adalah hak bukan kewajiban dan tidak melanggar konstitusi. Ketika tidak memilih menjadi mayoritas, maka yang terpilih memiliki kewenangan sangat rendah. Penguasa yang memiliki legitimasi besar akan bertindak apa saja sesuai kepentingan mereka, sebab mereka sudah didukung suara terbanyak.
Oleh sebab itu ungkapnya, umat Islam harus cerdas memilih apakah kedua Calon Presiden mementingkan kepentingan umat Islam atau tidak? Kalau tidak maka memilih untuk tidak memilih adalah pilihan tepat.
“Kedua calon mementingkan umat? Kalau tidak, memilih tidak memilh adalah benar,” bebernya.
Hal yang sama juga ditegaskan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menurutnya saat ini umat Islam harus berfikir mendasar lagi untuk menuntukan sikap politik. Politik Indonesia sekuler dengan umat Islam yang hidup dibawahnya harus berfikir lebih cerdas.
Umat Islam harusnya mengamputasi sistem politik sekuler ini bukan malah terjebak dalam pusaran yang malah membunuh umat Islam.”Kita harus mengamputasi sistem sekuler demokrasi yang melahirkan pemerintahan liberal, dan proposal Hizbut Tahrir adalah Syariah Islam, Islamlah yang akan menggantikan demokrasi,” urainya.
Moderator Karebet Widjajakusuma pun mengingatkan peserta bahwa dalam memilih konsekwensinya ada dan konsekwensi itu harus dipertanggung jawabkan diakhirat kelak.”Cerdaslah Memilih,” ajaknya pada peserta,
Walau sempat berjalan memanas dengan perdebatan dalam diskusi Halqoh Islam dan Peradaban kali ini berjalan dengan baik.[] fatih mujahid