Jubir HTI Ismail Yusanto membantah pihak yang menyatakan Palestina bukanlah persoalan agama tetapi hanya persoalan kolonialisme dan ketidakadilan (kemanusiaan). “Persoalan Palestina itu lekat dengan persoalan akidah, syariah dan juga politik!” tegasnya kepada mediaumat.com, Selasa (16/7) melalui ponsel.
Secara akidah, Masjidil Aqsa (Palestina) adalah tanah suci ketiga bagi kaum Muslimin. “Nabi pernah bersabda, tidak ada perjalanan yang sengaja ke masjid kecuali ke Masjidil Haram, masjidku (Masjid Nabawi, red) dan Masjidil Aqsa. Jadi tanah Palestina juga tanah yang diberkati,” ungkap Ismail.
Secara syariah, Islam juga mengharamkan kolonialisme dan pembantaian. “Kalau mereka menyebut itu persoalan penjajahan atau kolonialisme, ya itu persoalan Islam. karena Islam memang anti penjajahan, apalagi itu terhadap tanah milik kaum Muslimin, tanah wakaf, tanah kharajiah,” ungkapnya.
Kemudian Israel melakukan kedzaliman luar biasa, membantai penduduk Palestina, terus disebutlah itu sebagai persoalan kemanusiaan. “Ya itu persoalan Islam, karena ketika ada orang tanpa alasan syar’i membunuh ya itu berdasarkan Alquran bagaikan membunuh manusia secara keseluruhan,” bebernya.
Secara politik, sejak pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab ra, kaum Muslimin diamanahi melindungi kaum Nashrani dari ancaman Yahudi dengan mencegah Yahudi tinggal di Palestina. Hal itu dituangkan dalam Perjanjian Umariyah/Perjanjian Illiya tatkala penduduk Palestina yang semuanya Nashrani menyerahkan secara sukarela tanahnya kepada kaum Muslimin.
“Melalui perjanjian Umariyah disepakati bahwa selain Muslim, hidup juga berdampingan secara damai dengan orang Nashrani di Palestina. Tetapi juga harus diingat dalam perjanjian Umariyah itu orang Yahudi tidak boleh tinggal di Palestina,” pungkas Ismail.
Kemarin, Republika online (15/7) memberitakan pernyataan Dubes Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi yang menyebut Palestina bukanlah persoalan agama tetapi persoalan kolonial dan ketidakadilan.(mediaumat.com, 16/7/2014)