Seorang gadis remaja yang berjalan pulang dari sekolah melalui pusat kota Bristol diludahi di salah satu jalan tersibuk di tengah kota – di tempat di mana dia seharusnya merasa aman.
Dan sementara kejadian itu berlangsung, tidak ada seorang pun berhenti untuk ikut campur tangan atau memberi bantuan kepada gaids berusia 17 tahun tersebut.
Sekarang, para anggota dewan di pusat kota di mana gadis itu tinggal mengatakan mereka takut kemungkinan terjadinya reaksi di Bristol jika lebih banyak insiden “Islamofobia” terjadi.
Gadis, yang tidak mau disebutkan namanya itu, sedang berjalan di pusat kota Bristol di sepanjang Corn Street dan mengenakan jilbab ketika seorang pria mendekatinyadan mulai melakukan penghinaan kepadanya. Dia mencoba melangkah lebih cepat namun malah hinaannya lebih buruk. Pria itu mulai meludahi wajahnya dan seluruh pakaiannya dan tas sekolahnya.
Koran The Bristol Post mengakui bahwa penyerangnya bersumpah serapah dan berteriak menghina Islam – meskipun gadis itu lahir di Bristol, dan belum pernah tinggal di luar kota dan menganggap dirinya orang Inggris.
Akhirnya gadis itu lari dan menelepon ayahnya yang segera datang untuk menjemputnya. Dia membawanya ke kantor polisi Trinity Road dan membuat laporan resmi.
“Dia dipilih menjadi korban karena mengenakan jilbab. Seolah-olah orang yang berjilbab itu seharusnya hanya bagi orang asing. Hal ini menyebabkan banyak teman-temannya yang juga memakai jilbab khawatir pergi sendirian di depan umum,” kata seorang anggota dewan kota Bristol.
Dalam kasus lain terdapat seorang anak muslim berusia enam tahun yang disuruh untuk tidak bermain bersama beberapa temannya di halaman sekolah karena mereka menganggapnya ‘berbeda’. ( The Bristol Post, 17/7/2014)