Kurikulum 2013 Tak Akan Mampu Selesaikan Persoalan Generasi

HTI Press. Jember. 13/07/2014. Gurunya saja masih di awang-awang tentang kurikulumnya, bagaimana anak didiknya?” tanya Kholifah gundah. Kholifah adalah salah satu peserta Round Table Discussion yang diselenggarakan oleh Muslimah HTI DPD II Jember di RM Ayam Bakar Wong Solo. Acara ini mengangkat tema “Kurikulum 2013, Mampukah Menjawab Tantangan Kerusakan Generasi?”

Nauroh Alifah, S.Si (Ketua DPD II MHTI) menyampaikan materi pengantar  yaitu “Mampukah Kurikulum 2013 Menjawab Tantangan Generasi?” Menurut Alifah, kurikulum yang ada saat ini berasas sekulerisme atau pemisahan agama dari kehidupan. Output kurikulum sekuler cerdas secara intelektual, namun tidak secara emosional dan spiritual. Alifah mencontohkan pelajar Singapura yang terkenal cerdas, tapi mereka sangat individualis dan rapuh, angka bunuh diri di sana tinggi (pustakaisaspol.wordpress.com, 3/2/2012). Alifah membandingkan dengan output kurikulum Khilafah, yang berasas aqidah Islam. “Contohnya Mush’ab bin Umair, dia adalah duta Islam pertama yang mempersiapkan masyarakat Madinah untuk dipimpin Rasulullah saw. Bukan hanya cerdas, dia juga berkarakter dan berperilaku mulia,” papar Alifah. Alifah menegaskan bahwa kurikulum 2013 tidak berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya dari sisi asas. Asas kurikulum 2013 sama-sama sekulerisme, yakni konsep-konsep demokrasi, pluralisme dan HAM. Selain itu, Alifah juga mengkritisi proses penilaian dalam kurikulum 2013.

Suasana semakin hangat pada sesi diskusi yang dipandu oleh Puput Hariyani, S.Si (Koordinator LKS MHTI DPD II Jember). Para peserta ramai berpendapat. Tri, guru SMP dari Mayang menyatakan persetujuannya sistem pendidikan Islam menggantikan sistem pendidikan yang ada sekarang. “Meskipun banyak fitnah terhadap Islam tapi saya tidak gentar. Apapun masalahnya pasti bisa terjawab oleh Al-Qur’an,” tegas Tri. Senada dengan Tri, Fera seorang pengajar SMA menyatakan bahwa system pendidikan Islam pasti mampu mensolusi masalah pendidikan yang ada sekarang.

Peserta juga menyampaikan pendapatnya tentang kurikulum 2013. Al-Fadiyah, guru MTs meceritakan pengalamannya mengajar di sekolah pondokkan dimana pagi hari murid mendapatkan pelajaran umum dan malam mendapatkan pelajaran Islam. Tapi masih ada santri yang hamil. Al-Fadiyah sepakat ini adalah dampak kurikulum sekuler. Al-Fadiyah juga menegaskan bahwa kurikulum 2013 semu. Tidaklah padu antara kompetensi inti dengan kompetensi dasar. Kompetensi inti mengharuskan peningkatan spiritual, namun di sisi lain mendukung ekonomi ribawi dan sistem demokrasi yang menolak peran Allah dalam mengatur kehidupan. “Jadi kurikulum 2013 tidak mampu menyelesaiakan masalah generasi”,” cetusnya.

Sementara itu Heni, pengajar MTS, menyatakan banyak guru belum paham kurikulum 2013 dan bukan hanya kurikulum 2013 saja yang tidak paham, kurikulum sebelumnya saja baru 30% paham tetapi malah diganti.

Roundtable discussion  ini diakhiri dengan komitmen dan kesepakatan semua peserta untuk menjadikan Islam sebagai asas pendidikan. Apalagi Obama pernah menyatakan dalam pidatonya di Universitas Al-Azhar bahwa peradaban saat ini berhutang besar pada Islam. Dia mengakui bahwa Islamlah di tempat-tempat seperti Universitas Al-Azhar yang mengusung lentera ilmu selama berabad-abad. Semakin jelas keunggulan sistem pendidikan Islam yang diakui bukan hanya dari kalangan muslim, tapi juga non muslim.

Acara pun ditutup dengan do’a dan harapan semoga para guru dimudahkan oleh Allah SWT dalam membimbing generasi menjadi generasi yang unggul dan berakhlak Islam.[]

P1070112

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*