Ramadhan Bulan Penyucian Diri, Wujudkan Ketahanan Keluarga dari Serangan Demokrasi
HTI Press. Pasuruan. (13/07/2014). Sekitar lebih dari 75 orang tengah memadati Majelis Ta’lim Spesial di Bulan Ramadhan yang di selenggarakan oleh MHTI DPD II Kota Pasuruan Sektor Kecamatan Gadingrejo di Halaman rumah Ibu Maslikhah (Aktivis MHTI DPD II Kota Pasuruan) Kelurahan Krapyakrejo Kota Pasuruan. Tema yang diangkat pada acara MT Kali ini adalah “ Ramadhan Bulan Penyucian Diri, Wujudkan Ketahanan Keluarga dari Serangan Demokrasi“. Hadir Ustadzah Ummu Izzah (Aktivis MHTI DPD II Kota Pasuruan) sebagai penyampai tausiyyah yang dipandu oleh Ustadzah Aisyah Aminin (Aktivis MHTI DPD II Kota Pasuruan).
Dalam tausiyyahnya, Ummu Izzah menyampaikan, bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah yang di dalamnya di turunkan Al qur’an sebagai Al-Furqan pembeda antara yang haq dengan yang bathil. Ironisnya, justru di tengah-tengah kebahagiaan menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini kaum muslimin justru dibenturkan dengan berbagai persoalan kehidupan, seperti memasuki tahun ajaran baru sekolah menuntut para ortu untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak – anak sementara harga-harga semakin mencekik, kenaikan TDL, ajang pemilihan presiden yang justru mempertahankan sistem Sekuleris-Kapitalis hingga keluarga yang semakin terancam keutuhannya. Upaya untuk meyelesaikan beragam persoalan keluarga yang kompleks tidak cukup hanya melalui Tazqiyyah an Nafs (penyucian diri) di Bulan Ramadhan dengan ibadah mahdhah saja. Namun, yang harus dilakukan adalah dengan cara merubah individu, keluarga (masyarakat) dan Negara dari yang Kufur menjadi Islam. Dimana individu menjadikan Allah sebagai satu-satunya pencipta dan pengatur yang harus di agungkan dan ditaati, menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, menjadikan Al Qur’an sebagai sumber hukum, serta memperjuangkan agar hukum-hukum Allah tegak.
Penyucian diri dalam keluarga yaitu menjadikan ketaatan dan ketaqwaan sebagai modal utama untuk melakukan amar makruf nahi munkar. Dan adapun Negara yaitu Sistem pemerintahan yang harus ditegakkan adalah sistem Islam yakni Khilafah Islamiyyah bukan Demokrasi, Negara mengatur dan menyelesaikan problem umat berdasarkan Al qur’an dan Hadist (menetapkan awal-akhir ramadhan dan 1 syawal hanya satu hari saja bukan banyak hari), menjamin pelayanan kepada masyarakat (listrik, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya) berdasarkan aturan Allah, negara tidak diatur dan tunduk pada asing.
Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Ustadzah Ismiyyati (Aktivis MHTI DPD II Kota Pasuruan). Peserta membaca do’a dengan sangat khusyu’ karena jau’il imani bulan Ramadhan masih ada di dalam diri mereka. Para peserta mengikuti acara ini dengan sangat tertib dan semangat dari awal hingga akhir, meskipun sedang berpuasa dan cuaca yang sedikit panas. Pesertapun berkeinginan untuk mengikuti agenda-agenda yang lain yang di adakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir kota Pasuruan. (Ani)