Liqo’ Syawal Ulama 1435 H HTI Kalimantan Tengah

HTI Press, Palangkaraya (16/08), DPD I HTI Kal – Teng menyelenggarakan Liqo’ Syawal Ulama, di Aula KNPI Palangkaraya, dibuka oleh MC Zuhriadi Maulana, dan pembaca Kalam Ilahi oleh Khairul Anam.

Dalam sambutannya anggota DPD I HTI Kal – Teng, Muhammad Khomeni acara Liqo Syawal Ulama ini dalam rangka mengisi semangat bulan syawal dengan kegiatan silah ukhuwah antar kaum muslimin, selain itu dalam mengawali kegiatan liqo syawal ini, beliau memaparkan problem matika umat yang saat ini mendera kaum muslimin di seluruh dunia.

Menanggapi problem tersebut Abu Zaid DPP HTI berupaya menguraikan penjelasan Problematika tersebut. Misal kasus Palestina salah satunya adalah kasus Palestina, kita memahami jumlah kaum muslimin saat ini kurang lebih 1,7 milyar, tetapi tidak mampu mengalahkan negara Israel yang jumlah penduduknya yang hanya tujuh juta jiwa, jika pakai logika sederhana saja, orang yang tidak sekolah saja tahulah, kira – kira perang melawan tujuh juta melawan 1, 7 milyar kalau tidak pakai senjata kita akan menang. Kita injak – injak saja mereka akan mati. Ditembak pun yang mati paling sekitar tujuh juta dari 1,7 milyar. Tetapi kenapa ini tidak bisa. Yang menjadi persoalannya adalah tidak ada yang akan menjadi komando untuk menginjak – injak, disinilah peran penting Khilafah. Urusan menginjak – injak saja jikalau tidak ada yang mengkomandoi, tujuh juta datang mati, begitu seterusnya, maka habislah 1,7 milyar, papar Abu Zaid.

Beliau menegaskan kondisi ini diakibatkan kaum muslimin terkena wabah penyakit Whan, penyakit yang sangat berbahaya yang dapat membinasakan seseorang baik kehidupan dunianya lebih – lebih kehidupan akhirat, selain itu paham sekulerisme menjadi paham yang membuat kaum muslimin hidup layaknya amfibi yang hidup di dua dunia, di satu sisi kaum muslimin percaya dengan Al quran dan As – sunah, di satu sisi hdup di dalam kubangan sekulerisme yang di penuhi dengan keinginan dan nafsu dunia.

Karena sekulerisme pulalah kaum muslimin memisahkan agama dari negara sehingga kaum muslimin hidup dalam sistem demokrasi, dan tidak lagi hidup di dalam naungan khilafah, padahal setiap kita kita menyebut sebotol minuman tentu ada botol yang menyatukan, maka disebut dengan sebotol air minum. Maka mustahil jika ingin menyatukan kaum muslimin tanpa ada wadahnya, tentu tidak ada yang lain sebagai wadah persatuan bagi kaum muslimin adalah dengan Khilafah, papar Abu Zaid.

Acar liqo syawal ulama di akhiri dengan pembacaan Doa oleh Syamsul Burhan.[]MI HTI Kalteng

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*