HTI Press, Kab Bogor. Dalam rangka memperkuat ukhuwah Islamiyah, DPD II HTI Kabupaten Bogor kembali menggelar Liqo Syawal 1435 H bersama tokoh dan ulama. Acara yang bertujuan untuk memberikan kesadaran umat dan untuk mempererat serta memperkuat ukhuwah Islamiyah diselenggarakan di Aula Masjid Az-Zikra Sentul Bogor pada 28 Syawal 1435 H bertepatan hari Ahad (24/8). Acara yang berlangsung pukul 08.00 WIB sampai dengan 11.30 WIB menghadirkan sekitar 1.000 peserta dari berbagai kalangan yang terdiri dari para ulama, kiyai, Polisi, TNI, tokoh masyarakat dan para akademisi baik laki-laki maupun perempuan. Acara liqo syawal kali ini mengambil tema “Indonesia Milik Allah, Saatnya Khilafah Gantikan Demokrasi & Ekonomi Kapitalis Liberal”.
Pembicara Liqo syawal K.H Mustofa Ali Murtadho yang dimoderatori oleh Dr. Iin Solihin memaparkan tentang realitas kita, umat islam saat ini yang hidup di dalam sistem demokrasi. Menurutnya demokrasi wajib kita tolak dengan alasan karena demokrasi bertentangan dengan Islam, demokrasi sistem yang dzolim dan demokrasi telah membuka peluang yang sebesar-besarnya adanya penjajahan asing atas negeri kita.
Demokrasi bertentangan dengan Islam karena demokrasi lahir dari rahim sekulerisme yang memisahkan agama dengan kehidupan. Dalam sistem demokrasi, rakyat adalah pembuat hukum; kedaulatan di tangan rakyat, konsekuensinya dalam demokrasi sah saja jika pemerintah menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal.
Selanjutnya, pembicara menyampaikan bahwa demokrasi adalah sistem yang dzalim. Karena negeri ini yang sangat kaya buktinya 80% rakyat Indonesia masih miskin, pelayanan kesehatan dan pendidikan di negeri ini sudah menjadi sangat mahal, sangat kapitalistik, sehingga semakin tidak terjangkau oleh rakyat, pemerintah terus membebani rakyatnya dengan pembatasan subsidi dan kenaikan TDL, utang pemerintah yang masih tinggi dan lain sebagainya.
Demokrasi juga membuka peluang penjajahan asing atas negeri kita. buktinya pemerintah masih tunduk pada asing, hal ini terlihat dari pemerintah yang terus membebani rakyatnya dengan berbagai pembatasan subsidi dan kenaikan TDL namun dividen Freeport 2013 sebesar Rp 1,5 triliun tidak ditagih dan direlakan begitu saja. Selain itu produk undang-undang dan kebijakan pemerintah tidak lebih dari sekedar upaya memuluskan kepentingan asing, penguasaan SDA oleh asing semakin menggila. Indonesia saat ini sudah masuk kategori darurat tambang, kurang lebih 70% pertambangan di Indonesia dikelola asing antara lain AS, Inggris, dan Perancis.
Melihat kondisi umat saat ini yang memprihatinkan, maka demokrasi wajib ditolak. Pembicara menegaskan bahwa hanya khilafah yang bisa menyejahterakan manusia, kewajiban menegakkan khilafah merupakan kewajiban yang paling penting dan hanya khilafah yang mampu mensejahterakan kaum muslimin khususnya dan umat manusia pada umumnya.
Dalam kesempatan acara liqo syawal beberapa peserta tokoh kiyai/ulama Bogor memberi testimoninya antara lain KH Ahmad Zein Mahfudin dan KH Qi Tubagus Mulyadi. Dalam kesempatannya KH Qi Tubagus Mulyadi memberikan testimoni di hadapan 1000 peserta liqo syawal kab. Bogor bahwa Indonesia milik allah, terapkan syariat Allah harus sampai kepada semua kalangan sambil diselingi gema takbir para peserta.
Dalam testimoni akhirnya KH. Qi Tubagus Mulyadi menyampaikan bahwa Hizbut Tahrir (HT) bukanlah organisasi ISIS, dakwah HT sesuai dengan metode yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW ujarnya. Lebih lanjut pada kesempatan lain sesepuh tokoh Bogor yang hadir di liqo syawal menyatakan ketidakrelaannya bila republik ini dikuasai oleh asing akibat sistem yang ada saat ini.
Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta menanyakan terkait adanya gejolak ISIS yang mendeklarasikan khilafah akhir-akhir ini. Dalam sesi tersebut pembicara KH. Mustofa Ali Murtadho memberikan jawaban bahwa khilafah yang diperjuangkan HT adalah khilafah yang digambarkan oleh Rasulullah SAW bukan khilafah-khilafahan atau pendirian khilafah palsu. Karena itu HT senantiasa memberikan penjelasan kepada umat di berbagai acara di seluruh daerah, dan juga melakukan kontak dan dialog kepada umat dan dialog kepada aparat keamanan. Acara ditutup dengan doa oleh KH. Muhyidin dan diakhiri bersalam-salaman antar sesama []