Liqo’ Syawal Tokoh Muslimah MHTI DPD II Cirebon
HTI Press. Cirebon, Ahad, 24/08/2014. MHTI DPD II Cirebon menyelenggarakan acara Liqo’ Syawal Tokoh Muslimah. Acara yang diselenggarakan di RM. Bumbu Desa tersebut dihadiri sekitar 50 tokoh muslimah di Cirebon. Peserta berasal dari komunitas intelektual , pemimpin pondok pesantren, mubalighah, majelis taklim, dan juga media. Tema acara Liqo’ Syawal tersebut adalah “Indonesia Milik Allah, Jalin Ukhuwah, Raih Kemenangan dan Keberkahan, Tegakkan Khilafah”.
Acara yang dilatarbelakangi dengan kondisi kaum muslimin yang kini tersekat-sekat oleh batas Negara memunculkan ketidakpedulian terhadap kondisi saudaranya. Seperti yang saat ini tengah terjadi di Palestina, bantuan materi yang diberikan tak mampu juga menyelesaikan persoalan mereka. Belum lagi perbedaan madzhab yang ada menjadikan kita makin terpecah satu sama lain menganggap yang paling benar. Semua ini terjadi karena tiadanya junnah atau perisai bagi kaum muslimin. Khilafah yang sejatinya akan menjadi pemersatu, pengurus umat belum lagi terwujud. Karena belum bersatunya upaya kaum muslimin dalam memperjuangkannya.
Acara ini dirangkai dengan menyajikan beberapa testimoni dan selingan yang menggugah semangat untuk terus berjuang dan mempererat ukhuwah islamiyah menuju tegaknya khilafah.
Testimoni pertama, Ustadzah Yati Juyati, S.PdI (Pengurus Aisyiyah Kab.Cirebon), menyerukan pentingnya penegakan khilafah dan berupaya tiada henti untuk memperjuangkannya tanpa memandang bendera apa yang kita bawa saat ini. Bisyarah Rasulullah akan tegaknya khilafah sebagai penguat untuk para tokoh yang hadir bahwa janji Allah dan Rasulull-Nya pasti akan terwujud. Jadilah kita sebagai bagian dari para penyeru itu” tegasnya.
Selingan dai cilik oleh Nadya Lidinina Hanifa 4,5 tahun menyampaikan tausiyah singkatnya tentang ketaatan kepada Allah SWT sebagai kewajiban bagi setiap diri yang mengaku muslim. Selingan kedua, Niswah Salma Nur Fadhilah membacakan tahfizh surat An-Naba. Membuat suasana liqo semakin indah diwarnai dengan ketakwaan.
Testimoni kedua, Ustadzah Alfitriatussulus Spi (MHTI DPD II Cirebon). Dalam paparannya Alfi mengingatkan bahwa Allah SWT telah memberi predikat kita kaum muslimin sebagai ummat terbaik. Kaum muslimin ibarat tubuh yang satu. Apabila salah satu tubuh merasakan sakit maka tubuh yang lainnya pun ikut merasakan sakit yang sama. Ustdzah Alfi juga menegaskan bahwa pentingnya ukhuwah Islamiyah ditengah-tengah umat Islam untuk bersama-sama mewujudkan tegaknya Syari’ah dan Khilafah, karena Islam adalah agama yang membuat umat bersatu, dan bersaudara.
Testimoni ketiga, Ustadzah Hj.Sa’diyah,MA memaparkan bahwa saat ini kaum muslimin menghadapi msalah yang besar yakni ketiadaan Khilafah. Situasi yang terjadi d sebagian besar negeri kaum muslim saat ini tengah berada dibawah cengkraman Amerika, para penguasanya menjadi kaki tangan mereka hingga semua kebijakan yang lahir mengikuti perintah tuanya. Bukan lagi mengurusi rakyat tetapi mengurusi kebutuhan tuannya. Kemungkaran terjadi dimana-mana dan menjadikan kaum muslimin jauh dari sifatnya sebagai umat yang mulia, umat yang terbaik. Kemungkaran ini adalah masalah besar yang solusinya cuma satu yaitu khilafah, tidak ada pilihan lain. Kita adalah agent of Allah, agent of khilafah.lakukan aktifitas dakwah sesuai thariqah Rasulullah saw, tegasnya.
Testimoni terakhir disampaikan oleh Ustadzah Efi Ishmah, S.Pd (MHTI DPD II Cirebon). Allah telah memerintahkan kewajiban kepada kita semua untuk memperjuangkan khilafah dan wajib diterapkan ditengah-tengah kaum muslimin, dan perjuangan menerapkan khilafah adalah sebagai perwujudan konsekuensi keimanan kita akan adanya Allah. Dan yang harus kita lakukan dalam mewujudkan tegaknya khilafah ini adalah dengan mengikuti metode dakwah Rasulullah bukan menggunakan kekerasan. Selanjutnya Ustdzah Efi juga mengajak para peserta untuk memberikan pemahaman Islam ditengah-tengah umat dengan cara pembinaan dan pengkaderan bukan dengan menggunakan/mengangkat senjata. Pembinan ini tentunya dilakukan dengan intensif terus menerus sehingga pemahaman Islam umat akan bertambah. Selain pembinaan dan pengkaderan thoriqoh lainnya adalah berinteraksi dengan masyarakat, serta tholabunnusroh yakni dengan meminta dukungan para penguasa. []