Sambut Idul Fitri 1435 H
HTI Press. Pasuruan. Sabtu (26/07/2014). Lebih dari 100 orang memadati Majelis Ta’lim Spesial di penghujung Bulan Ramadhan untuk menyambut datangnya Bulan Syawal yang di selenggarakan MHTI DPD II Kota Pasuruan Sektor Kecamatan Purworejo di Musholla Baiturrahman Darmoyudho Kota Pasuruan.Hadir muslimah dari berbagai kalangan. Peserta terlihat sangat antusias dan tidak sabar untuk segera mengikuti acara ini. Bahkan ada seorang nenek tua yang memiliki kekurangan fisik masih bersemangat hadir ke acara ini. Tema yang diangkat pada acara Majelis Ta’lim Kali ini adalah “Perkokoh Keluarga Muslim Sambut Idul Fitri 1435 H”, menghadirkan pembicara Ustadzah Tsabitah Al-Islami, SE (Aktivis MHTI DPD II Kota Pasuruan).
Makna dari Idul Fitri selama ini hanya sekedar rutinitas dimana identik dengan mengenakan pakaian yang serba baru atau bahkan hanya sekedar bersenang-senang karena Ramadhan telah usai. Padahal, para Sahabat Rasulullah SAW justru bersedih ketika Ramadhan akan berakhir. Makna sesungguhnya dari Idul Fitri yaitu hari dimana manusia harus mengingat kembali fitrahnya yang lemah, bodoh, serta tidak memiliki apapun, jelas Ustadzah Tsabitah. “Kembali pada fitroh berarti kembali pada jati dirinya sebagai seorang hamba yang harus tunduk dan patuh sepenuhnya pada hukum-hukum Allah SWT (syariat islam) tanpa ada keberatan sedikitpun dalam seluruh aspek kehidupannya.”
Namun bagaimana kah kondisi keluarga muslim saat ini, Sudahkah kembali pada fitrahnya ? tanya Ustadzah pada para peserta Majelis Ta’lim. Kemudian Beliau menjelaskan bahwa kondisi keluarga muslim saat ini diliputi dengan pertikaian, perselingkuhan, persengketaan, dan permusuhan. Keluarga muslim kehilangan fungsi untuk menanamkan nilai – nilai dasar bagi generasi, terlebih setelah kaum ibu banyak terseret ke dunia kerja hingga kehilangan fungsi utamanya sebagai pendidik putra-putrinya. Akibatnya, menjadi pecandu pornografi dan seks bebas, penikmat dan pelaku video mesum, hingga korban pedofilia. Keluargapun menjadi keluarga yang PENUH KONFLIK”. Kenapa hal ini bisa terjadi ? bukankah umat Islam setiap tahun telah melaksanakan Shaum Ramadhan ?
Kerusakan yang terjadi pada keluarga muslim adalah buah pahit dari Demokrasi yang asasnya adalah Sekulerisme (memisahkan urusan agama dari kehidupan). Ideologi ini lah yang telah menghilangkan hak Allah SWT.untuk menetapkan halal-haram dan selanjutnya menyerahkan kepada hawa nafsu manusia. Salah satu pilar demokrasi adalah menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Sementara akibat dari penerapan Ideologi ini antara lain : Yang halal bisa jadi haram dan sebaliknya. misal : seks bebas, perilaku gay, bencong, dan lain – lainl. Berkurangnya amar mungkar nahi ma’ruf ( mengajak kepada yang mungkar dan mencegah yang baik ) Keluarga akan kesulitan mengamalkan yang benar karena standar kebenaran telah pudar. Kemudian Beliau memberikan kesimpulan dari tausiyyah yang disampaikan “Kembali pada fitrah akan sangat mudah ketika umat diatur/dinaungi dengan Syariat Islam dalam kekhilafahan.”
Para peserta mengikuti acara ini dengan sangat tertib dan semangat dari awal hingga akhir meskipun sedang berpuasa dan cuaca yang sedikit panas. Akan tetapi mereka sangat antusias dan berkeinginan untuk mengikuti agenda-agenda yang lain yang di adakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir kota Pasuruan. Setelah itu dilanjutkan dengan Bakti Sosial yaitu Pembagian Zakat, Infaq dan Sedekah bagi peserta Dhuafa. []