HTI Press, Bima. Setidaknya ada dua alasan menegakkan khilafah tidak bisa dengan kekerasan. Hal itu terungkap dalam Halqah Islam dan Peradaban (HIP) Ke-6 yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Bima, Ahad (24/8) di Aula SMKN 3, Kota Bima.
Pertama, karena mencontoh Rasulullah dalam rangka mendirikan negara Islam pertama di Madinah. “Beliau sama sekali tidak menggunakan kekerasan, meski orang-orang kafir menyiksa beliau dan para shahabat,” ungkap anggota DPP HTI Abdullah Fanani di hadapan sekitar seratur peserta dari kota dan kabupaten Bima.
Kedua, karena alasan empiris. Berubahnya seseorang dan negara bukan karena kekerasan, tetapi karena berubahnya standar, pemahaman dan peraturan dalam negara tersebut.
“Maka dalam merubah itu semua tidak bisa dengan kekerasan, tetapi dengan menjelaskan kekeliruan standar, pemahan dan peraturan yang bersumber dari sekularisme dan menjelaskan kebenaran standar, pemahaman dan peraturan dalam Islam,” bebernya.
Sedangkan, Ketua DPD HTI Bima Muhammad Ayyubi menjelaskan tentang wajibnya menerapkan syariat Islam dalam negara. “Dan negara yang menerapkan syariat Islam secara totalitas disebut dengan khilafah,” tegasnya.[] Dini Jaddiyah/Joy