FAQ Tentang “Pelecehan Seksual Oleh Geng Asia”

FAQ (pertanyaan berulang) ini pada awalnya dirancang untuk diberikan kepada Imam dan tokoh masyarakat untuk membantu mereka dalam menanggapi fokus media yang intensif pada komunitas Muslim/Pakistan ketika ramainya kasus Rochdale beberapa tahun yang lalu.

streetKetika itu dan setelah itu ada klaim bahwa terdapat masalah budaya tertentu yang memicu orang-orang Pakistan /Muslim untuk melakukan kejahatan keji terhadap kaum perempuan dan anak-anak. Berbagai politisi, wartawan dan kelompok sayap kanan telah mengklaim bahwa sikap kaum muslim itu terinspirasi oleh Islam yang merendahkan kaum perempuan dan non-Muslim sedemikian rupa sehingga membenarkan objektifikasi dan dengan demikian bisa berbuat keji terhadap kaum perempuan non Muslim dan anak perempuan.

Dengan dilakukannya penelitian terbaru di Rotherham yang telah terungkap terjadinya pelecehan terhadap 1.400 anak-anak oleh berbagai geng yang sebagian besar adalah orang Asia / Pakistan, tuduhan serupa sedang dilontarkan terhadap kaum Muslim dan anggapan keterkaitannya dengan Islam.

Oleh karena itu kami mereproduksi ulang FAQ untuk membantu komunitas Muslim dalam memahami dan menanggapi setiap tuduhan yang mengklaim Islam dan bukan nilai-nilai sekuler liberal yang bercampur dengan budaya Asia yang tidak Islami yang merupakan penyebab dari perilaku kriminal dan menjijikkan tersebut.

 

S : Jika tidak ada masalah di dalam / komunitas Muslim Pakistan, mengapa semua laki-laki asal negara itu yang ditangkap?

Ada banyak kasus pelecehan seksual terhadap kaum perempuan dan anak-anak perempuan yang dilakukan oleh orang-orang dari berbagai latar belakang, bukan hanya dari satu komunitas. Misalnya telah terjadi serentetan penangkapan dan hukuman terhadap beberapa selebriti sejak terjadinya skandal Jimmy Saville yang menemukan titik terang. Ratusan bahkan ribuan anak perempuan dan anak laki-laki telah menjadi korban kekerasan oleh banyak selebriti dimana beberapa laporan mengatakan Saville sendiri melakukan perlakukan kejam atas lebih dari 1.300 orang dewasa dan anak-anak.
Namun dengan media dan para politisi yang terfokus pada unsur ras atas tindak kejahatan ini, maka mudah atau lebih tepatnya disengaja, untuk menghilangkan fakta bahwa ada narasi yang luas atas pelecehan di Inggris yang tidak hanya dilakukan oleh satu komunitas dan dalam hal ini komunitas Muslim/Pakistan.

Menurut NSPCC, hampir seperempat (24,1%) anak remaja mengalami pelecehan seksual (termasuk kontak langsung dan tidak langsung), oleh orang dewasa atau dengan rekan mereka selama masa kanak-kanak. Dari 17.000 kasus yang dilaporkan atas pelanggaran seksual yang melibatkan anak-anak di bawah usia 16 tahun hanya 4.000 yang dibawa ke pengadilan pada tahun lalu, menurut CPS. Jumlah itu hanya seperempat di bawah semua kasus yang dilaporkan. Dan menurut penelitian NSPCC, sepertiga (34%) dari anak-anak yang mengalami pelecehan seksual tidak memberitahu siapapun sama sekali tentang hal itu, apalagi melaporkannya kepada polisi. Jadi banyak kejahatan terhadap remaja dan anak-anak yang tidak dilaporkan atau gagal menuju meja hijau. Banyaknya kasus ini lebih lanjut menggarisbawahi bahwa masalah pelecehan seksual terhadap anak-anak dan remaja merupakan masalah endemik dalam masyarakat Inggris, bukan hanya terisolasi bagi satu komunitas saja.

Marai Larasi, Direktur Imkaan dan Wakil Ketua End Violence Against Women, memperingatkan: “Fokus berlebihan pada beberapa kasus eksploitasi seksual dengan fokus utama pada etnis tertentu bukan pada eksploitasi itu sendiri merupakan sikap rasis yang menyesatkan dan memanaskan sikap rasis yang akhirnya tidak akan membantu kaum perempuan dan anak perempuan.”

Nazir Afzal, kepala jaksa penuntut yang baru diangkat untuk wilayah North West, yang bertanggung jawab untuk membawa para pelaku kejahatan ke pengadilan, mengatakan kepada the Guardian: “Bukanlah ras yang mendefinisikan mereka, melainkan perlakuan mereka terhadap kaum perempuan.” Sebelum dia menambahkan: “Tidak ada komunitas di mana kaum perempuan dan anak perempuan tidak rentan terhadap serangan seksual dan itu adalah fakta.”

Ini adalah masalah yang lebih luas daripada masalah ras, agama atau budaya. Ini adalah pembahasan tentang ‘Inggris yang rusak’. Ini adalah pembahasan tentang apa yang salah dalam masyarakat ini dan mengapa kaum perempuan rentan dieksploitasi dan bahkan memiliki rasa takut untuk melaporkan tindak kejahatan yang menimpa mereka kepada pihak berwenang. Sebelum media dan kementerian pemerintah mempersoalkan komunitas Muslim atas tindakan dari kelompok minoritas yang kecil, perlu mengajukan pertanyaan itu kepada masyarakat dimana kita semua tinggal sekarang.

S. Apakah ada suatu masalah dalam komunitas Muslim /Pakistan?
Masalah yang ada tidak terbatas pada beberapa orang Pakistan atau Muslim melainkan masalah itu sudah ada dalam masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu kita tidak menyangkal bahwa beberapa orang bejat telah melakukan tindakan ini yang mungkin berasal dari komunitas tertentu. Kami juga tidak mengatakan bahwa kami membantu untuk menanamkan masyarakat kita dari perilaku bejat. Namun tindakan tersebut bukan akibat dari Islam atau intrinsik pada satu komunitas. Oleh karena itu kita perlu mengidentifikasi penyebab yang jelas di balik masalah itu untuk membantu mengatasi masalahnya.

S. Mengapa orang-orang Muslim / Pakistan melakukan tindakan seperti itu?

Fakta dari masalah ini adalah bahwa apa yang menyebabkan umat Islam untuk berperilaku sedemikian rupa sebenarnya karena meninggalkan nilai-nilai Islam. Alkohol, obat-obatan, percabulan, pelacuran dan pemerkosaan semuanya dilarang dalam Islam dan membawa hukuman yang berat dalam hukum Islam. Jadi memang tindakan ini tidak akan pernah bisa dilegitimasi atau didorong oleh Islam.

Sebaliknya apa yang mereka lakukan adalah mengadopsi sebagian nilai-nilai masyarakat Inggris sekuler seperti individualisme dan kepuasan diri sebagai sarana untuk mendapatkan kebahagiaan, dengan sebagian sikap budaya yang ada pada seluruh budaya Asia. Semua aspek itu bukan bagian dari budaya, ajaran atau sikap Islam. Justru itu adalah karena meninggalkan Islam secara total dan mendapatkan kepuasan diri dari keinginan yang menyimpang yang menyebabkan perilaku bejat tersebut.

Bahkan, UK Good Childhood Inquiry menyimpulkan bahwa pelanggaran terhadap anak-anak adalah hasil dari keyakinan ‘individualisme yang berlebihan’ dan ‘bahwa tugas utama individu adalah untuk mendapatkan sebagian besar hidup mereka sendiri. ”

Abu Mas’ud ‘Uqbah bin’ Amr al-Ansari al-Badri (RA) meriwayatkan bahwa Rasulullah (Saw​​) bersabda “Di antara hal-hal yang didapatkan dari perkataan para nabi terdahulu adalah: ‘Jika engkau tidak merasa malu, berbuatlah sesukamu.” [HR Al-Bukhari]

Namun, para pengamat akan tahu dalam kenyataannya bahwa setiap orang yang hendak menyerang orang Asia, Pakistan atau Muslim akan melakukan tindakan rasialis dan generalisasi atas kejahatan keji ini kepada seluruh masyarakat, dan mengaitkannya dengan keyakinan dan budaya mereka, dan mengutip kasus ini sebagai bukti definitif untuk membenarkan keluhan mereka terhadap komunitas itu.
S. Apakah Islam melihat kaum perempuan sebagai ‘warga negara kelas dua dan apakah hal itu mendorong kejahatan terhadap kaum perempuan?

Kaum perempuan dalam Islam tidak dianggap sebagai warga negara yang lebih rendah atau kelas dua. Memang, Islam memiliki warisan yang kaya dalam meningkatkan kualitas kaum wanita. Islam memberikan kaum perempuan hak atas kekayaan sendiri, hak milik, hak pernikahan dan perceraian serta peran aktif dan penting dalam masyarakat. Islam menghukum para penjahat yang memfitnah kehormatan kaum perempuan hanya lewat kata-kata, dan orang yang memperdaya dan menggunakan perempuan untuk keinginannya sendiri telah tersesat jauh dan tidak layak mendapatkan simpati melainkan hukuman.

Islam menyeru kaum pria dan wanita sebagai manusia, bukan sebagai komoditas. Mereka memiliki nilai yang sama di hadapan Allah (Swt) dan keduanya didorong untuk berbuat baik dan menjauhi kejahatan.

“Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka Dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.” (QS Ghafir 40:40)

Nabi (Saw​​) bersabda kepada umatnya bahwa surga terletak di bawah kaki ibu, bukan ayah dan bahwa seorang pria yang membesarkan dua anak perempuan dalam kesalehan akan masuk surga, dimana Nabi (Saw) tidak mengatakan seorang pria yang membesarkan dua anak laki-laki.

S. Apakah Islam mengatakan bahwa non-muslim adalah “sampah”?

Islam memerintahkan bahwa semua manusia harus diperlakukan dengan hormat dan adil “karena adil itu lebih dekat kepada takwa, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “[QS Al Maidah 5: 8]

Selanjutnya kita tahu bahwa Nabi Muhammad (Saw​​) mencontohkan dimana dia akan memperlakukan tetangga non Muslim dengan hormat dan kebaikan dan akan mengunjungi mereka ketika mereka sakit. Seorang ulama Islam terdahulu, Al Qarafi, ketika menjelaskan makna “berbuat ramah” terhadap non muslim dalam ayat Quran 60: 8-9 dia menyatakan, ‘… berbuat lembut terhadap yang lemah, memberikan pakaian untuk menutupi tubuh mereka, dan berbicara dengan lembut. Hal ini harus dilakukan dengan kasih sayang dan belas kasihan, bukan dengan intimidasi atau menghina. ‘Al-Qarafi,’ al-Furooq, ‘vol 3, hal. 15.

Narasi yang digunakan oleh beberapa surat kabar untuk menjelaskan bagaimana Islam memandang non Muslim sebagai “sampah” dan bahwa ini adalah bagian dari faktor penyebab yang mengarah kepada tindakan kekerasan adalah hal omong kosong dan menggarisbawahi sifat prasangka dari reportase kasus pelecehan kaum perempuan.

S. Apa yang salah dengan masyarakat dan pendekatannya terhadap penghormatan terhadap kaum perempuan?

Tidak ada pelajaran yang bisa diambil dari masyarakat ini. The Independent pada tanggal 25 Mei 2012 melaporkan bahwa, “Hampir setengah dari kaum perempuan muda di London dilecehkan secara seksual di depan umum tahun lalu, dengan banyak dari mereka yang dipaksa untuk bertahan dari perhatian kaum laki-laki yang tidak diinginkan di bus dan kereta api, menurut sebuah studi yang baru.”

Pendekatan Barat telah dikenal dan mempraktekkan eksploitasi seksual terhadap tubuh perempuan dalam industri kecantikan, hiburan dan seks, menjatuhkan martabat dan tidak memanusiakan mereka sehingga menjadi objek untuk kepuasan kaum pria. Hal ini telah menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk pelecehan seksual. Di Inggris ada ribuan rumah bordil dan ada laporan hingga 18.000 pekerja seks. Dan tidak mengherankan kemudian bahwa menurut situs web Departemen Kesehatan, seorang wanita diperkosa setiap 10 menit di Inggris karena objektifikasi perempuan dalam masyarakat Inggris yang bercampur dengan nilai-nilai sekuler liberal.

S. Apakah ada masalah dengan overseksualitas masyarakat Inggris?

Ya. Menurut laporan resmi Departemen Dalam Negeri terhadap anak-anak yang menjadi objek pencitraan seksual, penulis Dr Linda Papadopoulos mengatakan ada hubungan yang jelas antara pencitraan seksual dan kekerasan terhadap perempuan. Dia lebih lanjut menyebutkan, “Baik gambar yang kita gunakan dan cara kita menggunakannya memberikan kepercayaan pada gagasan bahwa kaum perempuan memang ada untuk digunakan dan bahwa laki-laki ada untuk menggunakannya.” Efek dari hal ini menurutnya mendistorsi pandangan gadis-gadis muda tentang diri mereka sendiri , “Kecuali seksualisasi diterima sebagai hal berbahaya, kita akan kehilangan kesempatan penting … untuk memperluas keyakinan kaum muda tentang di mana letak nilai-nilai mereka,”

Frank Furedi, profesor sosiologi di Kent University, mengatakan masyarakat secara keseluruhan dan orang dewasa yang harus disalahkan. Dia mengatakan: “Seluruh masyarakat yang hiperseksual – dimana seks menjadi mata uang yang umum yang didapat oleh orang dewasa di dunia dan terus-menerus mengirimkan sinyal kepada anak-anak bahwa seks berarti segalanya. Salah satu masalah besar yang kita dihadapkan dengannya adalah bahwa orang yang semakin dewasa telah kehilangan kemampuan untuk menarik garis antara sikap mereka sendiri dan anak-anak dan kita semakin mendaur ulang sikap dewasa tentang seks melalui kacamata anak-anak. ”

Maka cukup jelas ada masalah jauh di dalam masyarakat Inggris dengan seksualisasi dini anak-anak yang mendistorsi pandangan mereka tentang di mana nilai kebohongan berada dan membuat mereka rentan disalahgunakan oleh beberapa orang dewasa yang menyimpang mengikuti nilai-nilai individualisme dan mencari kepuasan sensual sebagai sarana menuju kebahagiaan.

S. Apa yang harus direspon oleh komunitas Muslim?

Kasus Rochdale dan kasus-kasus serupa lainnya menyoroti bahaya yang parah karena meninggalkan nilai-nilai Islam dan mengadopsi nilai-nilai asing di atas keyakinan Islam. Akan terus ada lebih banyak kasus seperti ini kecuali ada yang menjaga dari nilai-nilai Islam yang didefinisikan terhadap orang-orang liberal dalam komunitas kita. Kita perlu membantu mengembangkan institusi Islam yang kuat (masjid dan madrasah) yang membantu melindungi diri terhadap ide-ide yang merusak saat mengajarkan ide-ide Islam untuk menghormati orang lain, memperlakukan kaum perempuan dan anak-anak perempuan dan takut terhadap Allah swt.

Sebagai Muslim yang tinggal di Barat, kita menolak nilai-nilai sekuler yang menghancurkan yang memperlakukan wanita seperti objek dan yang mendorong laki-laki untuk memuaskan keinginan mereka sendiri. Kita harus mengembangkan kepribadian Islam yang kuat yang tidak hanya memungkinkan penolakan atas nilai-nilai non Islam tetapi juga menunjukkan keindahan Islam dan kekuatan nilai-nilainya bagi semua orang dalam masyarakat ini.

Sebagai suatu komunitas, debat perlu menjauhkan diri dari diskusi yang sangat terpolarisasi dan mengaitkan yang berusaha untuk membuat kita merasa bersalah atas masalah ini. Sebaliknya, perdebatan harus melebar dan dieksplorasi lebih jauh kepada masalah yang nyata yang mendasari terciptanya predator seksual dalam masyarakat Inggris.

 

Sumber : http://www.hizb.org.uk/current-affairs/faqs-on-asian-grooming-gangs

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*