HTI Press, Malang. KH Mahmudi Syukri, pengasuh Pondok Pesantren Darul Muttaqin, Dau Malang merasa terpanggil untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir.
“Ini adalah satu di antara kewajiban agung yang telah dilupakan banyak orang, yaitu menegakkan ad-Daulah al-Islamiyyah,” ungkapnya dalam Liqa Syawal yang dihadiri sekitar 340 ulama, asatidz, tokoh masyarakat, intelektual, dan pengusaha, Ahad (24/8) di Pondok Pesantren I’anatut Tholibin, Pujon Malang, Jawa Timur.
Menurutnya, sudah menjadi kewajiban ulama untuk mendukung perjuangan tersebut. “Bagaimana mungkin kita khianat terhadap ilmu yang dititipkan Allah SWT kepada kita dengan melupakan kewajiban mendirikan ad-Daulah al-Islamiyah? Padahal hukum hudud itu wajib sampai hari kiamat yang tidak bisa ditegakkan tanpa khilafah,” ungkap salah satu alumnus berprestasi Ribath Tarim, Yaman tersebut.
Dalam acara yang bertema Peran Ulama dan Tokoh Masyarakat dalam Perjuangan Penegakan Khilafah, pengasuh Ponpes I’anatut Tholibin KH Qomaruddin Lathif juga merasa senang menjadi tuan rumah.
Dukungannya terhadap perjuangan penegakan syariah dan khilafah sebelumnya juga ia tunjukkan dengan mengerahkan santrinya satu bus pada Muktamar Khilafah 2013 di Gelora 10 November Surabaya. Sedangkan saat Konferensi Islam dan Peradaban (KIP) Mei 2014 di GOR Ken Arok, ia mendatangkan sebanyak enam mibibus dari muhibin-nya.[]Kusnady-Salim/Joy