Save Gaza Palestina
HTI Press. Palembang. Sabtu, 30 Agustus 2014. Lajnah Fa’aliyyah Muslimah HTI Kota Palembang mengadakan Liqo Dialog Tokoh dengan tema “Save Gaza Palestina” yang berlangsung di Aula Hotel Best Skip (Jl. Mayor Salim Batubara No. 224 Sekip Bendung, Palembang). Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 80 a peserta dari kalangan aktifis mahasiswa (perwakilan KOHATI Kota Palembang, kampus UNSRI, dan lain-lain), para intelektual (Mahasiswi Program Pascasarjana UNSRI sekaligus Dosen UIN Raden Fatah dan Dosen sekaligus peneliti Sejarah Universitas Sriwijaya), kalangan birokrat dan mubalighah.
Acara dengan konsep round table discuss dipandu oleh Syafrida Syafruddin, S.H. selaku Ketua DPD I Muslimah HTI Sumatera Selatan, sebelum acara dialog, Syafrida mengajak para hadirin untuk menyaksikan kekejaman Bangsa Israel atas Umat Islam di di Gaza Palestina. Banyak diantara para hadirin menitikan air mata atas penderitaan Umat Islam di Gaza Palestina. Permasalahan Gaza Palestina dan Israel tidak hanya masalah kemanusiaan tetapi muldimensi dan kepentingan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Farida (Dosen & Peneliti Sejarah FKIP UNSRI), bahwa Israel memiliki motif dalam penyerangan ke Gaza Palestina, tak hanya itu Karina-wartawati berintanda.com-mengatakan bahwa Umat Islam sudah seharusnya membuka mata selebar-lebarnya dan wawasan seluas-luasnya tentang akar permasalahan ini. Menanggapi hal ini, Qisthi Yetty Handayani, S.Pt (Aktifis Muslimah Sumsel), mengatakan “sebagaimana kita ketahui kaum Yahudi hidupnya selalu berpindah-pindah, karena kebaikan Daulah Khilafah Islamiyyah. Kaum ini dibiarkan tinggal di Palestina, hal ini ibarat Israel (sebagai tamu) yang diberikan tumpangan oleh tuan rumahnya (Bangsa Palestina) yang akhirnya lama kelamaan si tamu menguasai rumah tersebut. Sungguh solusi kongkrit atas permasalahan ini adalah dengan mengirimkan bala tentara untuk menyerag Israel, hanya saja saat ini tak satupun para negeri-negeri muslim tak dapat melakukannya hanya karena batas wilayah/negara atau kita kenal sebagai nasionalisme ujarnya. Maka sesungguhnya negara yang dapat melakukan hal demikian adalah Daulah Khilafah Islamiyyah yang sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dan penegakkannya pun harus mencotoh metode Rasul, yaitu melalui tiga tahapan: pertama pembinaan dalam hal ini yang dibina adalah kepribadiannya (pola pikir dan pola tingkah lakunya) sebagaimana pada saat Rasulullah membina para sahabat di Darul Arqam.
Kedua, adalah dengan berinterakaksi kepada umat, memahamkan umat bahwa Islam adalah pandangan hidup dan meminta pertolongan terhadap para penguasa yang sebelumnya telah dipahakan dengan Islam sebagaimana Sa’ad Bin Mu’adz yang memberikan kekuasaannya kepada Rasul dan bersedia untuk dipimpin oleh Rasul. Ketiga, adalah menerapkan Islam secara totalitas dalam naungan Khilafah, ujar Eti Sudarti Adilah, S.Pt (Ketua DPD II Muslimah HTI Kota Palembang). Acara ini juga diisi dengan nasyid, respon positif didapat para panitia berupa antusias para peserta untuk mengikuti acara tiap bulannya dan bersedia mengikuti kajian mingguan bersama Muslimah HTI. []