Meraih Kemenangan, Wujudkan Kemuliaan Umat dengan Khilafah
HTI Press. Surakarta, Ahad/31/08/2014. MHTI DPD II kota Surakarta menggelar acara Liqo’ Syawal Muslimah dengan tema “Meraih Kemenangan, Wujudkan Kemuliaan Umat dengan Khilafah”. Acara ini bertempat di Hotel Syariah Arini Surakarta. Hampir 100 tokoh muslimah se-Soloraya hadir, meliputi tokoh muslimah dari Kab. Sukoharjo, Kab. Wonogiri, Kab. Karanganyar, Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab. Sragen, dan Kota Surakarta dengan berbagai latar belakang diantaranya, muballighoh, intelektual, praktisi pendidikan, akademisi, pengusaha, penggerak majelis ta’lim, dan sebagainya.
Menghadirkan tiga pembicara. Ustadzah Rita Rachmawati, S.Si selaku pembicara pertama menyampaikan beberapa metode yang biasanya menjadi jalan alternatif merubah masyarakat diantaranya gradualisme (bertahap) merubah sedikit demi sedikit, memerangi pemerintah/penguasa, individualisme, dan fatalisme. Namun, dari semua metode alternatif tersebut adalah metode yang keliru. Dari pembahasan ini pembicara mengajak para tokoh yang hadir untuk menjalankan metode yang benar yakni dengan meneladani metode perjuangan Rasulullah saw dalam mengubah masyarakat. Metode tersebut adalah pembinaan, berinteraksi dengan umat, serta mengambil alih kekuasaan dengan dukungan umat.
Pembicara kedua, ustadzah Renny Sulistiowati, S.T menjelaskan bahwa khilafah ‘alaa minhaajin nubuwwah akan membawa kemuliaan untuk umat, mengingat Islam adalah rahmat bagi seluruh alam dan menegakkan khilafah adalah kewajiban semua kaum muslimin. Ada 8 aspek mengapa Khilafah dikatakan dapat memuliakan manusia: (1) penjagaan atas keturunan; (2) penjagaan atas akal; (3) memelihara atas kemuliaan atau kehormatan; (4) penjagaan atas jiwa; (5) penjagaan atas harta; (6) penjagaan atas agama; (7) penjagaan atas keamanan; dan (8) penjagaan atas negara, yaitu islam menegakkan hukuman bagi pelaku bughat (pemberontakan) terhadap negara yang menerapkan syariat Islam. Di akhir penjelasannya Ustadzah Renny mengajak para tokoh yang hadir untuk terus berjuang menegakkan khilafah ‘alaa minhaajin nubuwwah.
Gambaran tentang Konsep Negara Islam disampaikan oleh ustadzah Muri Endrawati Handayani, S.Pd selaku pembicara ketiga. Ada 4 syarat kewilayahan dalam kekhilafahan, meliputi: (1) kekuasaan wilayah itu independen; (2) keamanan kaum muslimin di tangan islam, bukan keamanan kufur; (3) memulai seketika dengan menerapkan islam secara sempurna; dan (4) khalifah yang dibaiat harus memenuhi syarat pengangkatan (muslim, baligh, berakal, merdeka, mampu). Selain itu juga terdapat 4 pilar dalam kekhilafahan, yaitu: (1) kedaulatan ditangan syara’; (2) kekuasaan milik umat; (3) mengangkat satu khalifah untuk seluruh kaum muslim; (4) hanya khalifah yang berhak melegalisasi hukum. Di akhir pemaparannya, beliau mengajak para tokoh yang hadir untuk turut berkontribusi dalam perjuangan penegakan khilafah.
Seusai ketiga pembicara memaparkan materinya, para peserta diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan ataupun pertanyaan. Diantaranya ada Ibu Sujinem, aktivis Aisiyiyah Kab. Sragen memberikan tanggapan bahwa demokrasi sudah tidak lagi bisa diharapkan karena, suara penjahat dianggap sama dengan suara kiai/ustadz. Kemudian beliau menyeru kepada umat untuk masuk ke dalam Islam secara sempurna. Di akhir tanggapannya, beliau berharap Khilafah akan segera tegak di Indonesia.
Ibu Fahmayanti dari Solo mengajak masyarakat untuk mengkaji Islam secara berurutan agar mendapatkan penjelasan yang gamblang tentang khilafah. Ada pula Ibu Murniasih, muballighoh dari Solo yang menyatakan bahwa saat ini umat Islam masih ada yang belum tahu tentang khilafah. Di sisi lain, ada paradigma negatif bahwa orang yang memperjuangkan Islam dikatakan sebagai teroris. Beliau ingin agar ada upaya lebih untuk menyampaikan kepada masyarakat betapa bagusnya khilafah dan agar umat mau turut memperjuangkannya.
Satu persatu pembicara memberikan respon yang pada intinya menegakkan khilafah adalah kewajiban setiap Muslim. Sekalipun perjuangan untuk menegakkan khilafah berliku-liku dan banyak tantangan menghadang, namun proses merubah masyarakat harus tetap dilakukan agar masyarakat menjadikan Islam sebagai aturan hidupnya. Hal inilah yang terus dilakukan oleh Hizbut Tahrir (HT). Aktivitas HT adalah politik non kekerasan yang bertujuan membangkitkan pemikiran masyarakat untuk menerapkan syariah Islam dalam bingkai khilafah ‘ala minhaajin nubuwah. Selanjutnya, ketiga pembicara kembali mengajak para peserta untuk turut berjuang dalam mewujudkan khilafah ‘ala minhaajin nubuwwah. []