Sampai usia 26 tahun tidak terbayang sama sekali di benak Joseph (31 tahun) akan mengenal Allah dan masuk Islam. Justru di usia tersebut menjadi puncak keyakinan warga Exeter Devon, Inggris, bahwa Tuhan itu tidak ada dan agama itu kuno.
Maklumlah, alumnus sosiologi dan politik University of Exeter (2000-2004) dibesarkan oleh seorang ayah yang atheis dan ibu Katolik non-praktisi. Dikatakan non praktisi karena ibu percaya pada Tuhan dan dibesarkan secara Katolik, tetapi tidak pergi ke gereja ataupun membesarkan anak-anaknya dengan agama atau meyakini adanya Tuhan. “Itu adalah pilihan kita untuk percaya atau tidak percaya,” ungkapnya meniru ucapan ibunya.
Joseph pertama kali mulai mendengar lebih banyak tentang Islam di universitas. “Saya belajar sosiologi dan politik jadi saya tertarik dalam mengikuti perdebatan sekitar Islam di Inggris,” ungkapnya.
Ia tertarik pada perdebatan tentang sekolah-sekolah berbasis agama, poligami dan diskriminasi. Terjemah Alquran pun dipegangnya. Ayat poligami dan ayat yang dianggapnya ‘diskriminasi’ digarisbawahi.
“Jadi saya tertarik dengan permasalahan ini, tapi aku tidak mempelajari ajaran Nabi Muhammad SAW ataupun (masalah/konsep tentang) Tuhan,” ujarnya kepada Media Umat.
Masuk Kristen
Setelah lulus dari universitas, ia menjadi lebih simpatik dengan agama dan mulai melihat sisi positifnya. Joseph akhirnya mulai membaca Injil, dan dengan cepat menjadi yakinsebenarnya Allah SWT itu ada dan Yesus alaihisalam adalah seorang utusan atau anak Tuhan atau setidaknya seseorang yang sangat-sangat istimewa. “Saya kemudian menjadi seorang Kristen yang taát,” katanya.
Lalu, ia pun pindah ke Amsterdam untuk bekerja dan berbagi flat dengan seorang rekan Muslim. Mereka berdua sangat tertarik pada agama-agama masing-masing dan seringkali menggunakannya untuk saling berdiskusi. Keduanya, membahas isi Bible dan Alquran serta tentu saja tentang Yesus dan Muhammad SAW.
Joseph juga mengamati bagaimana teman serumah Muslimnya berpuasa dan shalat, dan ini membuatnya lebih tertarik pada Islam dan Nabi Muhammad SAW.Pandangan buruknya tentang Islam mulai goyah. “Saya bisa melihat bahwa Muhammad jelas seseorang yang mempunyai jiwa spiritual tinggi yang menginspirasikan hal-hal besar di tengah-tengah umatnya,” aku Joseph.
Dari hasil diskusinya, Joseph berkesimpulan Islam menawarkan pemahaman yang lebih koheren tentang Allah SWT dibandingkan dengan Kristen dan tidak memiliki doktrin membingungkan seperti Trinitas (bahwa Allah adalah tiga dan satu). “Penjelasan tentang Yesus dan ibunya Maria lebih masuk akal. Saya juga menemukan bahwa praktek berpuasa dan shalat sangatlah spiritual,” simpulnya.
Ia pun mulai menyadari bahwa sebagian besar agama Islam disalahpahami oleh masyarakat Inggris pada umumnya dan bahwa ada banyak kesalahpahaman tentang ajaran Islam. Ia pernah mempelajari Islamophobia di universitas jadi tahu betul pemberitaan yang digambarkan media Inggris tentang Islam adalah benar-benar salah dan berbahya.
Lalu, ia kembali dari Amsterdam untuk merayakan Natal bersama keluargadi Inggris pada Desember 2013. Joseph pun segera ke kamar untuk mengambil Alquran—salinan akademik ketika kuliah yang penuh catatan bahan perdebatannya. Namun kali ini, ketika dibaca muncul kesan yang berbeda.
“Saya membaca bab pertama, Surah al Fatihah, yang segera menarik perhatian saya. Kemudian setelah berlanjut ke bab kedua, Surah al Baqarah, saya yakin bahwa buku ini ditulis oleh Allah SWT dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah,” tegasnya.
Ia pun berpikir, persepsinya menjadi demikian karena dilatarbelakangi rajinnya membaca Injil dan karena rasa tertarik pada teologi Kristen yang membantunya memahami bagaimana Alquran bisa menjadi wahyu terakhir yang turun bagi agama monoteistik. Juga dikarenakan bagaimana tegasnya cara Alquran ditulis dan fokusnya Alqurán pada kesatuan dan kekuasaan tertinggi dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Yesus dan ibunya Maria ra juga disebutkan dalam al Baqarah, jadi rasanya hampir seperti ditujukan pada saya beserta keyakinan saya yang sudah adadengan cara yang kritis tetapi simpatik. Saya menerima kritikan tersebut sebagai sebuah kebenaran,” ungkapnya ketika menangkap hidayah.
Pada titik ini, ia tidak benar-benar yakin dengan apa yang harus dilakukan sehingga beberapa hari kemudian, Joseph mengirimkan email ke masjid lokal di daerah Exeter dan bertanya apakah dirinya bisa mengunjungi mereka.
Masuk Islam
Di hari yang disepakati, Joseph pun datang. “Saya jadi percaya bahwa Allah adalah satu, dan Muhammad adalah utusan-Nya,” ungkap Joseph ketika disambut seorang pria tua yang ramah yang kemudian mengajaknya masuk bertemu imam masjid.
Imam kemudian meminta Joseph untuk menjelaskan keyakinannya tentang Islam. Kemudian dia menjelaskan Islam lebih banyak lagi terutama keyakinan fundamental dari Islam, dan kemudian bertanya apakah Joseph setuju dengan mereka. Joseph pun menganggukkan kepala.
Kemudian dia bertanya apakah Joseph ingin mengucapkan syahadat. “Jadi saya lakukan,” ungkapnya.
Sejak mengucapkan dua kalimat syahadat pada Februari 2014, Joseph merasakan perasaan yang sangat lega dan tenang.
Setelah menjadi Muslim, Joseph langsung mengabarkan kepada keluarga perihal keislamannya. Mereka semua sangat terkejut. “Ibu saya sedikit khawatir meskipun dia sangat menerima dan mengatakan itu benar-benar tidak masalah dengan dia,” ujarnya.
Lebih dari itu, ibu, dua saudara perempuan, dan keponakan perempuan Joseph bersedia diajak ke masjid untuk memastikan bahwa Islam adalah ajaran yang baik dan benar serta masjid adalah lingkungan yang positif dan aman.
Mereka mendapatkan pengalaman berkesan. Semua orang di masjid menyambut mereka dengan baik, mereka diundang untuk makan siang dan bertemu banyak Muslim. Hal ini membuat mereka lebih rileks dan sejak itu mereka benar-benar menerima keislaman Joseph.
“Ibuku telah datang beberapa kali sejak kunjungan yang pertama dan dia benar-benar menikmati suasana masjid dan kebaikan umat Islam di sana. Saya merasa sangat diberkati dalam pengertian ini bahwa masjid lokal saya begitu menyambut dengan non Muslim yang bertamu ke masjid.
Ayah Joseph pun mendapatkan kesan yang sama ketika pada kesempatan berikutnya diajak mengunjungi masjid.
Semoga, mereka semua segera mendapatkan hidayah sebagaimana Joseph. Aamiin.[] ardi muluk/joy