Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa “Israel sedang mempersiapkan untuk melakukan pembicaraan langsung dengan delegasi Palestina di Kairo, namun itu bukan untuk mencapai kesepakatan damai, tetapi untuk memperkuat keamanan kita.”
Netanyahu berkata pada surat kabar “Jerusalem Post” yang diterbitkan dalam bahasa Inggris: “Kami siap untuk membahas segala kondisi dengan syarat ada perlucutan senjata di Gaza, dan membuang mimpi untuk menghancurkan Israel.” Namun dua syarat ini ditolak oleh Hamas.
Netanyahu menambahkan: “Masalah sebenarnya adalah bagaimana menjamin kepentingan vital Israel di bidang keamanan, dan bagaimana hal itu bisa terwujudkan pada saat yang sama perlu rekonstruksi Gaza, serta sampainya bantuan kemanusiaan yang sejalan dengan kebutuhan keamanan kami. Semua itulah yang akan menjadi inti dari pembicaraan, bahkan dalam hal apapun, itu yang akan menjadi inti kebijakan kami.”
Palestina dan Israel pada 26 Agustus 2014 telah menandatangani perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri perang di antara mereka. Mereka sepakat untuk mengadakan pembicaraan isu-isu penting setelah sebulan penandatanganan perjanjian. Bahkan telah diadakan sesi pembicaraan singkat pada hari Selasa (23/9) di Kairo. Kedua pihak sepakat untuk bertemu lagi pada akhir Oktober. Penundaan ini dibuat karena sudah dekatnya Tahun Baru Yahudi, dan Idul Adha. Di antara isu-isu penting itu, adalah pembangunan pelabuhan di Gaza, dan pembukaan kembali bandara yang dituntut warga Palestina, khususnya Hamas, yang menguasai Jalur Gaza (islammemo.cc, 24/9/2014).