Komandan Tentara Pembebasan Suriah pada hari Rabu (24/9) mengatakan bahwa operasi koalisi internasional di Suriah adalah untuk mendukung rezim Assad.
Riyad As’ad, pendiri dan sekaligus Komandan Tentara Pembebasan Suriah, mengatakan kepada Kantor Berita Anatolia, “Serangan itu sama sekali tidak diarahkan kepada rezim, melainkan untuk melawan para pejuang revolusi Suriah dan rakyat Suriah.”
As’ad mengatakan, “Serangan udara Amerika dan negara-negara Arab sekutunya, yang dimulai pada hari Selasa (23/9), hanya untuk mendukung rezim Assad, dan memberi dia kesempatan untuk membuat kemajuan di beberapa bidang. Sebab, ia tidak melihat dari serangan itu selain bertambahnya kehancuran, juga pembunuhan anak-anak dan perempuan.”
As’ad membuktikan pernyataannya dengan terbunuhnya sekitar 17 anak-anak dan wanita di pedesaan Idlib utara. Ia menjelaskan, “Serangan ini tidak memperlihatkan apa-apa selain kehancuran infrastruktur, yang sebelumnya tidak mampu dihancurkan oleh rezim Assad. Serangan itu telah menghancurkan jaringan listrik dan telepon selular, lumbung, rumah sakit, serta bangunan pemukiman yang di dalamnya hanya ada warga sipil saja.”
Di sisi lain, As’ad mempertanyakan manfaat dari operasi militer terhadap organisasi ini. Belajar dari pengalaman Irak selama sepuluh tahun, Amerika dalam serangannya terhadap organisasi ini telah menggunakan semua kekuatannya, yaitu lebih dari 150 ribu tentara, di samping penggunaan sejumlah pesawat tempur dari berbagai jenis, namun Amerika tidak mampu melenyapkannya.
Ia juga menambahkan, “Amerika telah gagal, meskipun faktanya bahwa organisasi ini hanya terdiri dari beberapa ratus saja, lalu bagaimana dengan sekarang, yang jumlahnya sudah puluhan ribu. Oleh karena itu, Tentara Pembebasan Suriah menemukan dalam serangan ini hanya menambah kerusakan infrastruktur, dan membuat jalan bagi kemajuan rezim.”
Dalam konteks yang sama, As’ad menemukan bahwa keberadaan militer asing sangat berbahaya, sebab tidak jarang mereka melakukan reaksi negatif, dan tidak mendukung revolusi. Inilah yang terjadi di beberapa lokasi. Akibatnya, rezimlah yang diuntungkan dengan berhasil mencapai beberapa kemajuan.
Dalam hal ini, As’ad menghubungkan dengan keluarkannya keputusan nasional oleh sebagian dan mereka tanda tangani untuk mendukung sejumlah agenda yang menjadikan mereka tunduk, sebab mereka mendapatkan dukungan bersyarat.
Ia menekankan, “Proyek apapun tidak akan berhasil jika tujuan utamanya tidak untuk menggulingkan rezim, sebab rezimlah yang menjadi biang terorisme.” (islammemo.cc, 25/9/2014).