Komite Rakyat Sudan untuk Mendukung Muslim Republik Afrika Tengah (CAR) menuduh Perancis mempersenjatai dan menggunakan geng militer sebagai kaki tangan untuk membunuh penduduk Muslim di negara yang bergolak itu.
Sejak awal tahun ini, kelompok etnis Muslim telah melarikan diri dari negara itu akibat serangan yang dilakukan oleh milisi anti-Balka setelah pengunduran diri mantan presiden Michel Djotodia yang menggulingkan Presiden Francois Bozizé pada bulan Maret 2013.
Uni Afrika (AU) mengerahkan sekitar 5.000 tentara penjaga perdamaian dan Perancis mengirimkan 2.000 tentara tetapi gagal untuk menghentikan pertumpahan darah. Pasukan Eropa yang berjumlah 800-1000 tentara juga tiba di negara itu.
Komite itu, yang mencakup beberapa kelompok dan ulama Islam, mengatakan bahwa Paris mengambil peran baru dalam memerangi kaum Muslim di Afrika atas nama Amerika Serikat.
Hal itu diungkapkan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa 3.700 Muslim tewas di CAR sejak Januari lalu, dan menyerukan kepada Uni Afrika (AU), Liga Arab (AL), Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dan pemerintah Sudan untuk mengecam dan mengutuk praktek tentara Perancis yang memerangi kaum Muslim CAR selain memberikan dukungan bagi muslim dalam perjuangan yang sah untuk membela diri.
Komite juga menggarisbawahi perlunya untuk mengintegrasikan kembali Sudan Selatan dengan negara Sudan sebelum negara yang baru lahir itu terpecah.
Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan pada tanggal 9 Juli 2011 menyusul referendum atas apakah wilayah semi-otonom harus tetap menjadi bagian dari negara ataukah menjadi merdeka. 99% dari pemilih di selatan memilih merdeka.
Komite mengatakan bahwa umat Islam di Sudan Selatan merupakan proporsi yang signifikan dari jumlah penduduk Sudan.
Sekjen komite, Nassir al-Sid, memperingatkan dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin bahwa peristiwa yang sedang berlangsung di CAR berdampak buruk pada situasi di Darfur, sambil mencatat penduduk Muslim di CAR terkonsentrasi di bagian utara dari negara yang berdekatan dengan Darfur.
Dia menekankan bahwa pasukan Perancis melakukan “pembantaian keji” terhadap kaum Muslim CAR.
Humas Komite ini, Abdel-Rahim Munir, mengatakan bahwa umat Islam merupakan lebih dari 37% penduduk CAR, dan menunjukkan bahwa ada lima suku bersama antara penduduk CAR dan Sudan termasuk suku Rizeigat dan Salamat.
Dia mengatakan jumlah Muslim yang tewas sejak Januari lalu melebihi 3.700. Dia juga menambahkan bahwa 4.800 pengungsi saat ini tinggal di Cameron sementara 3.700 lainnya berada di Chad.
Munir menekankan bahwa pengungsi CAR di Sudan telah kembali ke negara mereka, laku menambahkan bahwa bagian utara CAR akan baik memisahkan diri dari negara atau hidup dalam isolasi.
Dia mencatat situasi kemanusiaan “amat sangat” memburuk dengan proliferasi penyakit, sambil menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk memberikan bantuan.
Sumber: Sudan Tribune (30/9/014)