Presiden Amerika Barack Obama, dua hari yang lalu, menyampaikan testimoninya di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia mengatakan, “Kami berkali-kali mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak dan tidak akan pernah berperang dengan Islam.” Ia berkata, “ISIS tidak mewakili Islam, justru ia merusak dan merugikan Islam.”
Dua hari yang lalu, Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius juga mengatakan, “Istilah ‘Negara Islam’ yang digunakan oleh Negara Islam di Irak dan Syam, atau yang dikenal dengan ‘ISIS’, adalah nama yang salah, sebab awalnya mereka bukanlah negara, dan kedua mereka tidak mewakili Islam.”
*** *** ***
Dari pernyataan Obama dan Fabius, atau para pemimpin Barat lainnya jelas, bahwa mereka berusaha untuk tidak menampakkan sebagai musuh Islam dan kaum Muslim. Bahkan mereka menyangkal tuduhan terhadap Islam sebagai agama terorisme. Padahal telah lama mereka mengaitkan Islam dengan terorisme agar masyarakat takut terhadap Islam serta untuk membenarkan serangan militer mereka yang terus berulang terhadap kaum Muslim dan negeri-negeri mereka.
Para pemimpin negara-negara Barat dan para pemikirnya lebih menyadari dari kebanyakan kaum Muslim terkait pergeseran yang terjadi di tengah-tengah umat Islam terhadap Islam sebagai ideologi untuk mengatur kehidupan. Mereka menyadari bahwa hidup di bawah naungan sistem Islam, di dalam negara Khilafah yang mengikuti metode kenabian, akan menjadikan Islam kokoh dan kuat di tengah-tengah kaum Muslim. Bagi mereka, Khilafah adalah bahaya yang harus segera dihadapi sebelum ia menjadi kekuatan nyata. Khilafah akan menjadi bencana bagi pengaruh negara-negara Barat dan kepentingan mereka di negeri-negeri kaum Muslim. Oleh karena itu mereka berusaha untuk menipu kaum Muslim, bahwa perang itu tidak untuk melawan Islam, melainkan melawan mereka yang mendistorsi citra Islam. Sungguh semua ini merupakan sinyal penting tentang kesadaran Barat akan besarnya pergeseran yang terjadi di antara kaum Muslim terhadap Islam.
Sungguh Barat tengah menyadari bahwa mereka selalu gagal dan gagal dalam semua rencananya yang terkait dengan pencegahan terhadap berdirinya Khilafah. Negara-negara Baratlah yang telah menghancurkan negara Khilafah. Kemudian mereka membuat rencana-rencana politik serta program-program pendidikan dan budaya di negeri-negeri kaum Muslim atas dasar ide pemisahan agama dari kehidupan. Tujuannya adalah untuk menjauhkan ide Khilafah dan ide bahwa Islam adalah sistem kehidupan dari pikiran, agar Khilafah tidak tegak kembali. Mereka bekerja keras agar kaum Muslim menghormati ide-ide Barat dan konsep-konsep tentang kehidupannya. Meski negara-negara Barat mendominasi di negeri-negeri Islam, rencana Barat telah gagal dengan telanjang.
Inilah dia, Khilafah yang mengikuti metode kenabian, telah menjadi tuntutan kaum Muslim secara umum. Bahkan pembicaraan tentang Khilafah ini, sejak beberapa tahun terakhir, telah mewarnai pendengaran dan penglihatan. Selain itu, konsep kehidupan Barat mulai surut dan ditinggalkan di kalangan kaum Muslim. Karena itu wajar jika masyarakat mulai berbicara tentang ide-ide Barat sebagai ide-ide sesat dan bertentangan dengan Islam. Para pemimpin Barat menyadari betul pergeseran ini. Realitas inilah yang mendorong Presiden Amerika Barack Obama mengatakan dalam testimoninya, “Kami tidak akan berhenti untuk mendukung prinsip-prinsip yang sejalan dengan nilai-nilai kami, atau memperkuat prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Sungguh kami akan menolak gagasan yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip ini hanya buatan Barat yang tidak sesuai dengan Islam atau dunia Arab.”
Untuk diketahui bahwa pergeseran ini tidak terbatas pada kaum Muslim di negeri-negeri Islam saja, tetapi juga meluas ke negara-negara Barat. Inilah yang membuat Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, misalnya, mengatakan, “Kami tidak ingin Islam di Prancis, namun kami ingin Islam yang bercorak Prancis.”
Setelah kegagalan Barat untuk mencegah penyebaran ide Khilafah, pusat-pusat penelitian di Barat memberikan model-model Barat yang dibungkus dengan baju Islam. Lalu mereka memberinya nama Islam moderat yang menjadi kepanjangan tangan negara-negara Barat di Dunia Islam untuk menghadapi gagasan Khilafah. Amerika pun berhasil menghantarkan gerakan-gerakan Islam moderat mencapai kekuasaan di banyak negara. Akan tetapi, besarnya pergeseran yang cepat di tengah-tengah umat menuju ide Khilafah yang mengikuti metode kenabian telah membuat Barat menyadari bahwa taruhannya pada gerakan-gerakan tersebut adalah taruhan yang dipastikan gagal. Karena itu Barat kembali ke gaya lama, yaitu mengandalkan militer untuk memadamkan suara-surat yang menuntut perubahan radikal.
Akhirnya, Barat memutuskan agar para pengikutnya mencegah tegaknya Khilafah yang mengikuti metode kenabian. Caranya adalah dengan mendistorsi ide Khilafah itu sendiri dan membuat masyarakat takut pada Khilafah, melalui proklamasi Khilafah oleh ISIS, dan memberi ISIS kemudahan untuk menguasai atas sebagian besar wilayah di Suriah dan Irak. Tujuan Barat di balik semua itu adalah menyudutkan kaum Muslim yang menuntut Khilafah sebagai “pembantai” yang tidak membiarkan non-Muslim hidup di bawah naungannya. Bahkan mereka juga membunuh sesama kaum Muslim yang tidak sependapat dengan mereka. Dalam hal ini, Barat menjadikan aksinya memerangi terorisme yang diwakili oleh “ISIS” sebagai alasan untuk melakukan intervensi di kawasan Timur Tengah untuk memukul semua langkah yang bertentangan dengan kebijakannya, untuk mencegah tegaknya kembali Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian serta untuk memecah-belah kembali negeri-negeri Islam.
Wahai kaum Muslim:
Kalian harus menyadari bahwa kampanye negara-negara Barat saat ini, meskipun mereka berusaha menampakkan serangannya untuk membela Islam, sebenarnya semua itu dilakukan untuk membela pengaruhnya yang sudah bobrok dari kejatuhannya di negeri-negeri kaum Muslim, setelah pergeseran yang terjadi di tengah-tengah umat Islam. Karena itu kalian jangan tertipu dengan kekompakan mereka, sebab apa yang mereka perlihatkan itu lebih lemah dari sarang laba-laba. Kalian pun harus menyadari bahwa yang bisa melenyapkan pengaruh negara-negara Barat dari negeri-negeri kaum Muslim, para tentara mereka, dan armada-armada tempur mereka, adalah terwujudnya proyek penegakan Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian. Hendaklah kalian melawan para penguasa dengan tegas atas pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap hak-hak kalian, mengingkari mereka, serta memposisikan mereka sebagai musuh. Kalian pun harus berusaha mengubah mereka melalui kekuatan kalian yang sebenarnya, yang berada pada tentara dan pemilik kekuatan lainnya, dengan menyeru para generasi kaum Muslim di tentara secara jelas dan tegas, “Kalian haram berbicara dengan kami selama kalian masih menjadi pelindung dan pembela para penguasa antek. Kalian haram berbicara dengan kami selama kalian masih menjadi alat dalam penerapan setiap kebijakan kaum kafir di negeri-negeri kaum Muslim. Kalian haram berbicara dengan kami selama kalian masih diam bahkan terlibat dalam pembantaian saudara-saudara kami, kaum Muslim. Kalian haram berbicara dengan kami hingga kalian melepas mahkota-mahkota thaghut, lalu memproklamirkan Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian, yang akan menerapkan Islam dengan sempurna dalam realitas kehidupan. Sebab, dengan Khilafah ini kita akan membebaskan negeri-negeri kaum Muslim dari pengaruh kaum kafir penjajah. Dengan Khilafah ini kita akan mengemban Islam sebagai ajaran, petunjuk dan cahaya ke seluruh penjuru dunia.”
Allah SWT berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian itu akan menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (TQS. Al-Anfal [8] : 36).
[Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 277/9/214].