Surat kabar al-Quds al-Arabi melaporkan bahwa mayoritas Parlemen Turki, pada hari Kamis, telah menyetujui rancangan resolusi pemerintah yang membolehkan militer melakukan operasi terhadap para tentara organisasi “negara Islam” di Suriah dan Irak.
Meski sebelumnya sempat ragu-ragu, Turki akhirnya mengumumkan bahwa dirinya telah siap untuk bergabung dalam koalisi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Koalisi tersebut dibentuk untuk memerangi organisasi yang dituduh melakukan pembantaian dan kekejaman.
*** *** ***
Sejak beberapa tahun yang lalu, darah telah mengalir di Suriah. Pembantaian dan pembunuhan yang belum pernah ada sebelumnya terjadi di depan mata semua orang, bahkan di depan mata para penguasa Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan para penguasa kaum Muslim lainnya. Tidak hanya Suriah, sebelumnya hal yang sama terjadi di Irak, Palestina, dan masih banyak lagi negeri-negeri kaum Muslim yang banjir darah.
Menyedihkan sekali, Turki, Arab Saudi, UEA, Yordania, dan Mesir tidak tergerak untuk mengirim satu tentara pun dalam rangka membela darah yang ditumpahkan dan kehormatan yang diinjak-injak. Sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah tangisan anak-anak Suriah dan jeritan para kaum perempuannya yang telah banyak mengalami kehilangan. Padahal, jika bukan mereka yang membela, lalu siapa? Dan baru-baru ini, para tentara yang seharusnya melindungi, justru bergerak dengan senjata-senjata dan pesawat-pesawat tempur mereka di bawah panji Amerika untuk memerangi Islam dan kaum Muslim!
Sungguh biadab! Mengapa kalian berkumpul dan memenuhi perintah dari musuh-musuh Islam? Padahal kalian dapat menolong kaum Muslim, namun justru membantai dan memperbudak kaum Muslim sebagaimana yang diinginkan oleh kaum kafir.
Lihatlah, Erdogan yang dulu pernah menyatakan bahwa hatinya untuk Islam dan kaum Muslim, tapi kini, tanpa sedikit pun rasa malu, ia bergabung dengan koalisi salibis baru untuk memerangi Islam dan kaum Muslim. Ia tidak peduli dengan tahun-tahun bagaimana kaum Muslim di Suriah dihinakan dan dikecewakan. Erdogan tidak peduli lagi dengan kepala-kepala saudaranya yang meledak di Syam. Erdogan tidak bertindak meski para Muslimah banyak diperkosa. Erdogan juga tidak bergerak, kecuali setelah revolusi Syam membuat Amerika kelelahan. Erdogan pun akhirnya bergabung dengan koalisi salibis untuk memerangi revolusi Syam.
Sesungguhnya berbagai peristiwa yang terjadi dengan cepat di depan kita sekarang ini, tidak lain karena kehendak Allah, yang menandakan telah dekatnya nashrullah (pertolongan Allah) bagi kaum Muslim. Apapun upaya-upaya yang mereka lakukan untuk melenyapkan revolusi di Suriah yang diberkati ini tidak akan pernah berhasil. Kami sekarang melihat dengan jelas kegagalan dan ketegangan dalam tindakan musuh-musuh agama ini. Semuanya menunjukkan kepada kita, bahwa banyak hal-hal yang di luar kendali dan ketidakmampuan mereka untuk mengendalikan jalannya berbagai peristiwa. Hal ini lantas membuat semua keputusan mereka dipenuhi oleh ketakutan dan kecemasan.
Di sisi lain, semua permusuhan dan koalisi ini justru akan menambah kekuatan dan keteguhan kami dalam memperjuangkan kebenaran. Allah adalah pelindung kami dan tidak ada pelindung bagi mereka. Allah adalah penolong kami dan tidak ada penolong bagi mereka. Di samping itu, Khilafah dan ridha Allah adalah tujuan kami. Maharnya mahal, kedudukannya tinggi, dan semua pengorbanan di jalannya adalah ringan.
Sungguh, betapa bangganya kami yang sedang menempuh jalanmu, wahai kekasih kami, Rasulullah, selangkah demi selangkah. Dan kami memuji Allah yang telah menunjukkan kami jalan, sementara kami di pihak orang-orang yang lemah, yang tengah berjuang untuk menegakkan kebenaran dengan izin-Nya. [Ummu Malik]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 6/1/2014.