Perkembangan Mutakhir di Yaman, Khususnya Penandatanganan Kesepakatan “Perdamaian dan Kerjasama Nasional”

بسم الله الرحمن الرحيم

Jawab Soal

Perkembangan Mutakhir di Yaman,

Khususnya Penandatanganan Kesepakatan “Perdamaian dan Kerjasama Nasional”

 

Pertanyaan:

Saya mengalami kerancuan dengan perkembangan mutakhir di Yaman, khususnya penandatanganan “Perjanjian Damai dan Kerjasama Nasional”. Hal itu terjadi pada tanggal 21/9/2014. Seolah-olah perkembangan mutakhir ini telah mencampuri berbagai masalah… Lalu bagaimana Houthi bisa sampai ke Shana’a dan mengeluarkan kekuatan dan pengaruh di sana tanpa perlawanan yang berpengaruh dari otoritas? Apakah itu berarti pengaruh Inggris telah berakhir di Yaman dan Amerika yang mendukung Houthi akhirnya memiliki pengaruh aktual di Yaman, atau keduanya berbagi pengaruh? Saya mohon penjelasan masalah ini. Dan semoga Allah memberi Anda balasan yang lebih baik.

 

Jawab:

Agar jawabannya jelas, kami paparkan perkara-perkara berikut:

  1. Pengaruh Inggris telah stabil di Yaman pada dekade-dekade terakhir sejak Ali Saleh memegang tampuk kekuasaan pada tahun 1978 M. Ia telah melemahkan bahkan memotong sayap-sayap pengaruh Amerika di Yaman serta mengusir antek-antek dan para pengikut Amerika. Hampir-hampir akhirnya kelas politik yang berpengaruh di Yaman murni untuk Inggris dan antek-antek mereka… Masalah ini terus berlangsung sampai kejadian-kejadian Arab Spring tahun 2011 di Yaman. Ketika masyarakat menjatuhkan Ali Saleh karena kediktatoran dan penguasaan penuhnya di dalam pemerintahan. Masyarakat dalam pergerakan mereka telah terpengaruh oleh gelombang perubahan di negeri-negeri Arab lainnya. Hanya saja, tidak adanya kesadaran politik pada kebanyakan orang yang melakukan perlawanan telah memungkinkan pihak-pihak lainnya, khususnya Amerika dan sekutunya: Iran secara regional serta Houthi dan gerakan-gerakan selatan secara lokal, untuk memanfaatkan kejadian-kejadian yang berlangsung. Di mana Amerika melihat di situ ada kesempatan spesial. Maka untuk pertama kalinya kekuasaan Saleh pun terguncang sangat keras dan cengkeramannya atas pemerintahan menjadi lemah. Institusi-institusi kekuasaan pun mengendur.
  2. Amerika mulai melakukan pergerakan serius untuk mengadakan solusi bagi kejadian-kejadian sesuai keinginannya melalui kedubes dan utusannya, di samping para pengikut lokalnya. Inggris secara riil telah merasakan bahwa Amerika serius dalam hal itu. Maka Inggris pun menempuh uslubnya yang sudah biasa. Yaitu sengaja menempuh solusi yang menjaga pengaruhnya dan sekaligus di situ bersikap ramah terhadap Amerika dan menyenangkannya dengan memberinya sesuatu yang tidak akan menyebabkan Inggris kehilangan pengaruhnya di Yaman. Maka alat-alat Inggris di negara-negara teluk melakukan pergerakan. Pada awal April 2011 meluncurkan inisiatif teluk yang mengharuskan Ali Abdullah Saleh mundur. Ia dijanjikan tidak akan dituntut secara hukum dan ia harus menyerahkan kekuasaannya kepada wakilnya Abdu Rabbih Manshur Hadi yang loyal kepada Inggris. Setelah itu berlangsunglah pemilu dalam jangka waktu dua bulan setelahnya. Dan setelahnya segera bekerja untuk menetapkan konstitusi baru. Amerika menyetujui inisiatif tersebut dalam langkah yang dinilainya sebagai transisi untuk menjauhkan Ali Abdullah Saleh. Sebab Amerika memandang Ali Abdullah Saleh sebagai orangnya Inggris yang kuat di Yaman. Sedangkan Hadi, Amerika memandangnya lunak dan mudah berinteraksi dengannya sesuai kepentingan-kepentingan AS, jauh lebih banyak dari yang bisa dilakukan dengan Ali Saleh. Kantor berita Yemen News-Reuters pada tanggal 14/8/2013 mengutip apa yang menunjukkan hal itu: Washington mendapati bahwa Hadi adalah partner yang mungkin untuk berinteraksi dengannya dengan jauh lebih mudah daripada Saleh”. Dan berikutnya Amerika melihat adanya kemungkinan untuk melemahkan pengaruh Inggris di Yaman setelah lepas dari antek Inggris yang kuat, Ali Abdullah Saleh. Amerika menilai inisiatif tersebut sebagai langkah transisi. Dari hal itu, Amerika ingin memalingkan leher inisiatif itu untuk memperbaikinya atau menghapusnya dengan dua cara: pertama, mendorong pengikut-pengikut Amerika, khususnya Houthi, untuk menolak inisiatif itu dan mengacaukannya. Kedua, Amerika mengirimkan orangnya, Jamal bin Omar, sebagai utusan PBB, atau dengan ungkapan lain utusan Amerika, untuk mengatur urusan inisiatif dalam bentuk yang bisa merealisasi kepentingan-kepentingan Amerika sepenuhnya atau secara parsial yang berpengaruh.

Begitulah, inisiatif itu menjadi semacam bola yang ditendang dari satu kaki ke kaki lainnya. Dari satu sisi, Inggris dan para pengikutnya di teluk telah memegang kendali solusi melalui inisiatif teluk. Mereka mewujudkan opini umum yang menjadikan Amerika menerimanya. Dan dari sisi lainnya, Amerika memandangnya sebagai langkah yang dengannya Amerika bisa melepaskan diri dari Ali Saleh, antek Inggris yang kuat. Penggantinya Hadi, meskipun dia termasuk pengikut Inggris namun intensitasnya lebih kecil dan wataknya lebih lunak, sesuatu yang memungkinkan Amerika mengubah syarat-syarat inisiatif atau mengganjal implementasinya atau bahkan menghapuskannya. Hal itu melalui kekuatan Houthi dan gerakan-gerakan selatan dan juga melalui aktifitas-aktifitas negosiasi melalui salah satu orangnya Amerika, Jamal bin Omar… Dengan ungkapan lain, Inggris memandang inisiatif itu sebagai jalan untuk menyelamatkan dan menjaga pengaruhnya. Hadi adalah bagian dari orangnya Inggris dan lingkungan politik yang ada berasal dari buatan Inggris. Dan pada saat yang sama, Inggris bisa menyenangkan Amerika. Barangkali hal itu akan meringankan tekanan-tekanan Amerika…. Sedangkan Amerika menyetujui inisiatif itu sebagai inisiatif yang bersifat sementara (transisi), sebagai titik tolak untuk memiliki pengaruh riil di Yaman…

  1. Setelah itu, perkara-perkara yang ada berjalan dalam orientasi ini. Inisiatif teluk diikuti dengan konferensi dialog nasional. Pertemuan pertamanya dimulai pada 18/3/2013 dan berlangsung hingga 25/1/2014. Kemudian diatur dokumen yang mengantarkan Yaman ke sistem federasi yang terdiri dari enam daerah… Hanya saja, juru bicara resmi gerakan Houthi, Muhammad Abdus Salam, mengumumkan, “Kami tidak menandatangani dokumen ini dan kami anggap itu tidak mencerminkan solusi, baik untuk masalah selatan maupun masalah-masalah nasional yang tertunda, dan pembagian pun terjadi mengikuti kecenderungan politik” (Situs TV al-‘Alam, 10/2/2014). Dengan penolakan anteknya di Yaman terhadap cara pembagian, bukan terhadap pembagian itu sendiri, Amerika siap untuk langkah mendatang guna memanjangkan pengaruh antek-anteknya. Jadi Amerika di satu sisi mengokohkan doktrin pemisahan, dan di sisi lain Houthi dan para pengikutnya menolak inisiatif tersebut sampai syarat-syaratnya sesuai dengan apa yang diinginkan dan pembagian wilayah dikembalikan untuk mengadakan pelabuhan bagi mereka, dan jika tidak maka inisiatif tersebut dihapuskan… Sebagai pendahuluan untuk itu, Amerika memanfaatkan keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar yang diimplementasikan pada 30 Juli 2014. Gerakan Houthi dan gerakan-gerakan selatan melakukan perlawanan sengit terhadap Hadi. Amerika mendukung gerakan-gerakan melawan Hadi ini secara politik dan keamanan. Adapun secara politik, Amerika tidak menghitung Houthi sebagai teroris seperti al-Qaeda, akan tetapi Amerika menilai Houthi sebagai gerakan politik. Duta besar Amerika, Matthew Tauler, dalam konferensi pers tanggal 18/9/2014 mengatakan, “Kami memisahkan di antara kelompok-kelompok yang berpartisipasi di dalam aktivitas politik. Gerakan Houthi berpartisipasi dalam konferensi dialog nasional. Dan dari hal itu dihasilkan banyak hasil positif dan mereka memiliki sikap politik dan ambisi-ambisi legal… dan berikutnya kami mendukung Houthi dan gerakannya untuk melakukan langkah-langkah yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dan partai-partai politik”. Duta besar Amerika mengatakan bahwa kedubes AS memonitor dialog-dialog ini “Melalui pembicaraan kami dengan beberapa partisipan dalam dialog itu, kami tahu bahwa dialog-dialog itu difokuskan pada tuntutan-tuntutan Houthi dan mereka berharap memiliki peran di dalam pemerintah. Masalah-masalah ini, bagi pihak manapun yang berpartisipasi di dalam dialog tersebut, legal untuk didiskusikan. Dubes AS mengatakan bahwa keberhasilan negosiasi akan mencakup langkah ke arah orientasi yang benar. “Dan khususnya jika negosiasi-negosiasi itu menstabilkan situasi keamanan di dalam Shana’a dan daerah-daerah sekitarnya” (Situs Monitor Pers). Adapun dukungan AS kepada Houthi secara keamanan, ketika Houthi masuk ke Shana’a mendapat perlawanan dari tentara dan polisi dan sebanyak tujuh orang dari Houthi tewas terbunuh pada 9/9/2014. Hampir-hampir bandul condong ke pihak Hadi. Namun Amerika segera mengirimkan Jamal bin Omar utusan PBB “atau utusan Amerika pada hakikatnya”. Jamal bin Omar menekan Hadi dan mengambangkan masalah dengan menyerukan perundingan serta memberi lampu hijau untuk Houthi guna menaikkan pergerakan selama suasana perundingan didukung dengan tekanan Amerika terhadap Hadi dan tentara yang terepresentasi pada personal Jamal bin Omar. Kemudian dubes AS telah mengunjungi menteri pertahanan Yaman pada 11/9/2014. Dubes AS di Shana’a, Matthew Tauler, menegaskan bahwa keamanan dan stabilitas Yaman menjadi kepentingan kawasan dan dunia, karena posisi geopolitik yang dimiliki oleh Yaman. Dalam pertemuannya dengan menteri pertahanan Yaman, Mayjen Muhammad Nashir Ahmad, Dubes AS kembali mengkonfirmasi sikap pemerintah negaranya dalam mendukung keamanan, stabilitas dan kesatuan Yaman. Pertemuan itu mencakup tabiat situasi keamanan yang dialami Yaman dan jalan keluar yang aman dari krisis mutakhir (al-Masyhad al-Yamani, 11/9/2014). Tampaknya kunjungan kepada menteri pertahanan itu adalah untuk menghalangi tentara menghadang Houthi. Inilah yang diungkapkan oleh kejadian-kejadian tersebut… Karena itu, belakangan pada 28/9/2014 sebagian tentara menampakkan diri melawan menteri pertahanan, Muhammad Nashir; menuntutnya agar mundur dan diadili karena militer tidak melakukan tugas itu…
  2. Inggris paham bahwa Amerika serius menggunakan kekuatan untuk sampai pada capaian-capaian signifikan di pemeritahan Yaman. Inggris juga paham bahwa Houthi memiliki kekuatan berpengaruh berupa senjata dan logistik yang disuplay melalui Iran… Kesadaran Inggris atas masalah ini menjadikan Inggris melawan hal itu dengan dua garis: pertama, apa yang dikerahkan oleh Hadi dalam memanfaatkan jabatannya sebagai presiden agar Houthi tidak bisa memiliki kekuasaan berpengaruh. Kedua, memasukkan Ali Saleh sebagai partner untuk Houthi seolah-olah seolah-olah ia menentang pemeritahan Hadi. Sebagian pendukung Ali Saleh bergabung kepada Houthi padahal mereka mengusung panji Konggres Popular Umum (Partai mantan presiden Yaman). Ketika dubes Inggris ditanya jika ia menjalin kontak dengan mantan presiden Ali Abdullah Saleh, ia berkata: “Saya tidak punya hubungan langsung dengan Ali Abdullah Saleh, akan tetapi saya menjalin kontak dengan partai Kongres Popular Umum dekat dengan Ali Saleh (ash-Sharq al-Awsath, 27/9/2014). Dari situ bisa dipahami bahwa Inggris lah yang menginstruksikan anteknya Ali Saleh agar bekerjasama dengan Houthi, di mana Dubes Inggris mengakui kontaknya dengan partainya Ali Saleh, padahal Ali Saleh adalah orang yang mengatur partai tersebut, berkuasa di dalamnya dan tidak ada pesaing atau oposan baginya. Demikian pula, juru bicara resmi Houthi Muhammad Abdus Salam mengatakan: “Kami menganggap Ali Saleh tidak memiliki peran setelah revolusi Februari 2011 dan sebelumnya. Dan kami berharap hasil-hasil konferensi dialog mencerminkannya” (as-Siyâsah al-Kuwaitiyah, 23/9/2014). Ini menampakkan pandangan positif Houthi terhadap Ali Saleh. Hal itu menegaskan bahwa Inggris menginstruksikan kepada Ali Saleh dan partainya yang berkuasa Partai Kongres yang dipimpin oleh Ali Saleh agar mengambil sikap tersebut dan bekerjasama dengan Houthi ketika Houthi masuk ke ibu kota. Sampai-sampai Muhsin al-Ahmar, penasihat presiden Hadi untuk urusan pertahanan dan keamanan yang menentang Houthi di awalnya, seperti yang disebutkan oleh juru bicara resmi Houthi telah berhenti menentang Houthi dan keluar meninggalkan Yaman dan pergi mengungsi ke rezim Saudi. Setelah kemunculannya di Saudi, disebutkan bahwa ia berterima kasih atas perlindungan yang diberikan kepadanya. Ia menyebutkan sebab ia keluar: “Kami memutuskan setelah berdiskusi dengan presiden Abdu Rabbih Manshur Hadi untuk menjauhi perang sipil berapapun harganya” (al-‘Arab al-Jadid, 26/9/2014). Begitulah, Inggris mendorong beberapa orangnya untuk bekerjasama dengan Houthi dan sebaliknya Inggris menjauhkan beberapa orangnya yang menentang Houthi…

Langkah-langkah Inggris untuk mendorong Ali Saleh bekerjasama dengan Houthi itu adalah untuk back up, sehingga jika Hadi tidak bisa memanfaatkan jabatannya sebagai presiden dalam menghalangi Amerika dan kelompoknya untuk mendapat akses aktual ke pemerintahan; jika itu terjadi maka Ali Saleh menjadi partner aktif Houthi. Dan dengan begitu pengaruh Inggris tetap ada di Yaman dan khususnya bahwa Houthi tidak memiliki dukungan rakyat yang bisa menjadikan mereka sebagai penguasa tunggal untuk Yaman…

  1. Dalam atmosfer ini, yaitu atmosfer kekuatan Houthi yang didukung Amerika secara politik dan keamanan, dan atmosfer kecerdikan politik Inggris …, Houthi memasuki Shana’a. Ketika militer berusaha menghadangnya, Jamal bin Omar melakukan intervensi dengan dalih perundingan dan menghalangi hal itu. Houthi memanfaatkan atmosfer ini untuk kepentingan mereka. Mereka menguasai gedung-gedung pemerintahan yang mencakup gedung perdana menteri, markas komando pasukan dan stasiun televisi … Mereka menyerang beberapa bangunan dan merusak isinya. Akhirnya ibu kota secara keseluruhan atau sebagian besarnya berada dalam cengkeraman mereka… Dalam atmosfer ini, Jamal bin Omar juga menggunakan berbagai tekanan agar diselenggarakan kesepakatan damai dan kerjasama nasional. Dari situ tampak jelas masuknya pengaruh Amerika ke Yaman secara tidak tersembunyi. Perjanjian itu menghasilkan beberapa capaian untuk Houthi. Misalnya, dalam point-point perjanjian tersebut dinyatakan “penunjukan penasihat politik baru untuk presiden yang berasal dari gerakan selatan dan Houthi”, “para penasihat politik menetapkan untuk presiden standar calon pejabat di pemerintahan baru”, “presiden memilih menteri pertahanan, menteri keuangan, menteri luar negeri dan menteri dalam negeri dengan syarat-syarat sesuai dengan standar-standar yang disebutkan di atas, disamping mereka harus tidak berafiliasi kepada suatu pihak politik manapun”, “perdana menteri besifat netral tanpa berafiliasi ke partai manapun”… Houthi menganggap bahwa perjanjian ini telah menghapus inisiatif teluk. Juru bicara resmi Houthi Muhammad Abdus Salam menyatakan bahwa inisiatif teluk telah berakhir, tidak akan kembali lagi. Ia mengisyaratkan bahwa perjanjian damai dan kerjasama nasional yang ditandatangani di istana kepresidenan hari Ahad lalu 21/9/2014 mendokumenkan politik baru yang berbasis pada hasil-hasil konferensi dialog dan memenuhi tuntutan rakyat (News Online, 25/9/2014).

Meskipun demikian, kekuasaan resmi masih tetap berada di tangan Inggris melalui presiden Hadi dan beberapa kementerian penting… Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, Inggris membuka ruang untuk Ali Saleh bekerjasama dengan Houthi sebagai back up atas pengaruh Inggris jika Hadi tidak bisa memanfaatkan kekuasaan kepresidenannya untuk menghalangi intervensi-intervensi aktual Houthi di pemerintahan. Ada suplemen keamanan perjanjian tersebut yang pada awalnya Houthi menolak untuk menandatanganinya, akan tetapi mereka menandatanganinya sekitar seminggu setelahnya ketika Hadi menunda pemilihan perdana menteri dikarenakan Houthi tidak menandatangani suplemen keamanan itu. Artinya presiden Hadi kali ini telah memanfaatkan kekuasaan kepresidenannya dengan menunda penyebutan nama perdana menteri dikarenakan Houthi menolak menandatangani suplemen keamanan. Maka Houthi pun menandatanganinya padahal hingga sekarang mereka belum menjalankannya secara praktis! Melainkan mereka menandatanganinya setelah penundaan penyebutan nama perdana menteri menyulitkan mereka. Maka Jamal bin Omar berpandangan agar Houthi menandatangani perjanjian tersebut. Ia juga berpandangan bahwa take and give (memberi dan menerima) harus dilakukan pada implementasinya bukan dalam hal penandatanganannya. Begitulah, Jamal bin Omar menyatakan bahwa Houthi telah menandatangani suplemen keamanan Perjanjian Damai dan Kerjasama itu seminggu setelah penolakan Houthi atas hal itu. Juru bicara resmi Houthi Muhammad Abdus Salam menegaskan dengan mengatakan: “telah dilakukan penandatanganan atas suplemen keamanan setelah dilakukan perubahan kecil” (Khabar News Agency, 27/9/2014). Tampak bahwa Iran juga punya peran. Sebab penandatanganan itu terjadi dua hari setelah otoritas Yaman melepaskan dua orang ahli yang berasal dari Garda Republik Iran yang dituduh melakukan aktvitas mata-mata dan melatih orang-orang bersenjata disamping pelepasan delapan orang lainnya yang dituduh menyelundupkan senjata dari Iran kepada Houthi! Inggris memandang penting implmentasi perjanjian itu bukan hanya penandatanganannya. Dubes Inggris di Yaman Jane Marriott mengungkapkan sikap itu dimana ia “meminta Houthi agar menghormati apa yang mereka tandatangani dan yaitu dengan menarik kekuatan mereka dari jalanan Shana’a dan kamp di sekitarnya”. Ia mengatakan: “kami ingin melihat mereka meninggalkan Shana’a segera tanpa ditunda dan agar mereka membiarkan keamanan kepada pasukan keamanan Yaman. Kami menerima agar Houthi dan selain mereka memiliki peran legal yang mereka mainkan di Yaman. Mereka harus menarik diri dari jalanan Shana’a ketika telah ditunjuk perdana menteri yang baru dan kita akan melihat hal itu dalam waktu dekat dengan harapan Houthi akan melakukan itu. Dan jika mereka tidak melakukannya maka kami akan menganggap hal itu mencederai perjanjian tersebut” (Ash-Sharq al-Awsath, 27/9/2014).

  1. Hadi menyingkap banyak tekanan yang ditimpakan kepadanya. Di dalam pidatonya di depan para pejabat, para kepala instansi, menteri dan wakil rakyat di rezimnya pada 23/9/2014, yakni dua hari setelah penandatanganan perjanjian seperti yang dikutip oleh Kantor Berita Yaman Saba’ sebagai berikut: “saya sampaikan kepada Anda pada detik-detik sulit dari sejarah Yaman kita dan saya paham betul kesulitan hari-hari yang telah lewat. Saya paham bahwa Anda semua merasa shock dengan apa yang terjadi dan penyerahan beberapa institusi negara dan unit pasukan dalam potret yang telah kita saksikan. Akan tetapi Anda juga harus tahu bahwa konspirasi yang ada melebihi apa yang bisa dibayangkan. Sungguh kita ditikam dan dipaksa”. Ia mengatakan: “sungguh itu adalah konspirasi yang melewati batas negeri, di dalamnya ikut bersekutu berbagai kekuatan yang punya kepentingan yang hilang dan orang-orang oportunis yang kita lihat pada setiap kejadian mereka memakan jantung nasional” (Saba’ Kantor Berita Yaman, 23/9/2014). Hadi menyerang Iran seperti yang dimuat di al-‘Ashriyah.net 15/9/2014, ia mengatakan: “berkali-kali kami memperingatkan intervensi apapun dalam urusan dalam negeri Yaman, akan tetapi apa yang terjadi barangkali merupakan pesan untuk memaksakan hegemoni regional dan menjerumuskan Yaman ke bahaya besar. Ada bukti-bukti yang menegaskan intervensi Iran dalam urusan Yaman”.
  2. Amerika menyambut perjanjian tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa Amerika mendukung semua yang terjadi. Juga menunjukkan bahwa Amerika ingin agar Houthi masuk ke ibu kota dan melakukan perjanjian dengan mereka di bawah tekanan senjata dan penerimaan mereka sebagai konstituent politik yang signifikan… Penasihat presiden AS untuk urusan kontra terorisme Lisa Monaco dalam percakapan telepon dari Gedung Putih dengan presiden Yaman Hadi, ia mengatakan: “capaian ini (penandatanganan perjanjian) akan mencerminkan pilar asasi yang dibangun di atas hasil-hasil Konferensi Dialog Nasional yang menyeluruh”. Ia mengatakan: “Amerika Serikat memonitor kejadian-kejadian secara cermat langkah demi langkah” (Yaman Street dari Conference.net, 24/9/2014). Begitulah, semua yang terjadi telah berlangsung dengan tekanan dari Amerika untuk mendekte rezim agar mengakui komponen Houthi yang berafiliasi kepada Iran sebagai komponen struktur politik di Yaman, meski Houthi bersenjata. Hal itu agar Amerika bisa memanfaatkannya untuk menjalankan rencana-rencananya di sana, sebagaimana yang dilakukan di Lebanon bersama parpol-parpol bersenjata yang berafiliasi kepada Iran.

Ada perkara lain yang diupayakan Amerika di Yaman dan yang membuat Amerika konsern agar Yaman menjadi pengikut setianya, bukan hanya karena posisi strategis Yaman saja, tetapi karena laporan yang dipublikasikan yang mengisyaratkan bahwa Yaman memiliki kekayaan minyak dan gas yang sangat besar. Sky News stasiun TV Amerika mengungkap bahwa sumber terbesar minyak di dunia berhubungan dengan cadangan minyak bawah tanah Yaman dan sebagiannya memanjang sampai Saudi, sebagian kecil di kedalaman 1.800 meter. Namun cadangan besarnya ada di bawah wilayah Yaman… (situs Happy Yemen, 8/1/2013). Hanya saja kementerian perminyakan Yaman menafikan laporan Sky News itu seperti yang ada di situs kementerian perminyakan dan pertambangan Yaman, 13/1/2013. Namun berita Sky News tetap menjadi perhatian khususnya bagi negara-negara penjajah semisal Amerika. Karena itu, hubungan dubes Amerika dengan kementerian perminyakan Yaman merupakan hubungan yang hangat! Kantor berita Saba’ 15/9/2014 memberitakan pertemuan dubes AS di Yaman dengan menteri perminyakan di kabinet Yaman pada 15/9/2014. Saba’ mengutip sebagai berikut: “dubes AS mengisyaratkan keinginan sejumlah perusahaan AS bertemu dengan para ahli di kementerian perminyakan dan pertambangan di sela-sela Konferensi Perminyakan Internasional Abu Dhabi yang akan diselenggarakan pada November 2014… Ia mengisyaratkan untuk perluasan investasi sektor minyak di Yaman khususnya bahwa banyak daerah masih tahap eksplorasi”. Semua itu menambah perhatian Amerika terhadap Yaman.

  1. Ringkasnya:
    1. Pertarungan di Yaman terus terjadi diantara dua kelompok: Amerika beserta para pengikut dan antek-anteknya, dengan Inggris beserta para pengikut dan antek-anteknya. Masing-masing dari dua kelompok itu akan menggunakan berbagai sarana dan cara… Amerika berjalan dengan logika kekuatan Houthi dan gerakan-gerakan selatan serta Iran. Di samping uslub-uslub perundingan untuk merealisasi capaian-capaian melalui jalur Jamal bin Omar… Sedangkan Inggris, dia berjalan dengan logika kecerdikan politik melalui eksploitasi Hadi atas kekuasaan kepresidenannya dan penanganan terhadap Amerika untuk mencegah tekanan-tekanannya dan tanpa memberi kemungkinan Amerika bisa meraih posisi strategis di pemerintahan. Berikutnya juga dengan jalan melibatkan Ali Saleh dan orang-orangnya dengan Houthi, sehingga jika Hadi gagal dan bandul Houthi lebih berat maka Inggris tetap mendapat bagian di pemerintahan, berapapun bagiannya, melalui Ali Saleh dan orang-orangnya.
    2. Houthi tidak memiliki sandaran popular yang cukup untuk memerintah Yaman. Selama situasinya demikian, maka unsur kekuatan saja tidak cukup untuk memegang pemerintahan di Yaman dan menjaga kelangsungannya, khususnya bahwa kelas politik tidak bersama mereka. Mengadakan kelas politik baru di sana jelas sulit sesuai dengan situasi yang ada saat ini… Sedangkan Hadi dan kelompoknya, meski mereka memiliki lingkungan politik namun kewibawaan mereka telah terguncang akibat perkembangan-perkembangan terakhir. Ini akan berpengaruh pada turunnya pengaruh Inggris dari unilateralisme penuh seperti dahulu di Yaman selama dekade-dekade lalu. Karena itu tidak mudah bagi Ingris dan antek-anteknya memegang pemerintahan sendirian seperti dahulu dan mempertahankan pemerintahan itu.
    3. Ini berarti bahwa solusi di Yaman yang bisa diprediksi adalah jalan tengah antara Amerika dan Inggris berdasarkan metode kapitalisme. Sehingga pemerintahan menggabungkan diantara berbagai pihak… Jalan tengah biasanya tidak berlansung lama bagi mereka kecuali sebagai masa istirahat perang sampai Amerika atau Inggris bisa menuntaskan perkara di sisinya. Artinya bahwa kejadian-kejadian di Yaman akan terus berlanjut ke depan, kadang mereda, kemudian meningkat pada waktu yang lain sesuai neraca kekuatan politik dan militer pada pihak-pihak yang bertarung.
    4. Berdasarkan hal itu maka bisa diambil hasil bahwa perkara-perkara di Yaman meningkat tanpa ada kestabilan di atas hasil final kecuali dalam dua kondisi: pertama, Amerika atau Inggris bisa menuntaskan perkara untuk kemenangannya, dan berikutnya menghegemoni pengaruh riil di yaman. Perkara ini tidak mudah seperti yang sudah kami jelaskan di atas. Kedua, Allah memuliakan umat ini dengan tegaknya al-Khilafah, sehingga al-Khilafah menyapu pengaruh kaum kafir penjajah dan mencabut akar-akar mereka dari negeri dan menghancurkan keburukan-keburukan mereka diantara penduduk. Sehingga kekufuran dan pengikutnya menjadi hina dan Islam dan penganutnya mulia. Kaum Mukminin pun bergembira dengan pertolongan Allah.

﴿وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ * بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ﴾

“Pada hari (kemenangan itu) orang-orang mukmin bergembira karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki dan Dia maha Perkasa lagi Maha Penyayang” (TQS ar-Rum [30]: 4-5)

 

Sungguh layak bagi warga Yaman, warga negeri keimanan dan hikmah, untuk menegakkan perkara ini sehingga mereka meraih keberhasilan di dunia dan akhirat. Dan Allah menolong orang-orang shalih.

 

7 Dzulhijjah 1435 H

1 Oktober 2014 M

http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_40168

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*