“Refleksi Kelamnya Dunia Pendidikan Hari ini : Menyongsong Generasi Cemerlang Dalam Peradaban Khilafah”
HTI Press. Yogyakarta. Sabtu/13/09/2014. Sekitar 200 intelektual muslimah yang terdiri dari mahasiswa, dosen, guru, dan kalangan intelektual dari berbagai kampus DIY menghadiri seminar pendidikan dengan tema “Refleksi Kelamnya dunia Pendidikan Hari ini : Menyongsong Generasi Cemerlang Dalam Peradaban Khilafah” yang diadakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I HTI DIY, bertempat di Gedung Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Ketua DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DIY ustadzah Aeni Qori’ah menyatakan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia, namun kenyataannya pendidikan sekarang hanya untuk kalangan tertentu saja, bahkan dunia pendidikan saat ini sangat kelam mulai dari inputnya hingga outputnya. Hal ini adalah PR bagi para intelektual muslimah sebagai bagian dari umat.
Selaku pemateri pertama Ir. Ervia Yudiati, M.Sc yang juga dosen Kelautan Universitas Diponegoro Semarang menilai bahwa pendidikan di Indonesia khususnya dan dunia umumnya, sangat jauh dari apa yang diharapkan. mulai dari tidak meratanya pendidikan, banyak siswa putus sekolah, banyaknya pengangguran terdidik, dan banyak lagi masalah lainnya.
“Dari 1.000.000 anak Sekolah Dasar, hanya 69% yang terakomodasi melanjutkan hingga Perguruan Tinggi. Tidak jarang kita menjumpai bangunan fisik sekolah yang sangat tidak layak, atap yang jebol, tembok yang terbelah, lantai yang rusak, menjadi pemandangan yang mudah diamati. Bahkan ada guru yang merangkap menjadi pemulung yang makin menghiasi kisah buram pendidikan di Indonesia,” paparnya geram.
Lebih jauh Ervia melanjutkan, “Indonesia memang menyediakan beasiswa untuk siswa yang miskin, namun ini hanya untuk siswa yang super miskin, dengan persyaratan yang rumit dan semakin hari persaingan semakin ketat. Banyak kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa negara tidak siap terutama dalam soft system sehingga banyak calon mahasiswa yang frustasi bahkan sebelum mendaftar. Negara yang seharusnya menjadi layanan public berubah menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan bisnis.”
Pembicara kedua, Dra. Siti Muslikhati, M.Si memaparkan kondisi pendidikan di Indonesia bahkan dunia saat ini sangat berbeda dibanding pada zaman Khilafah.
“Sistem pendidikan dalam Khilafah menghasilkan generasi unggul dalam bidang sains dan teknologi, mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan secara tepat, karena ini sangat berbeda mulai dari landasan hingga tujuannya. Dalam sistem Khilafah yang menjadi tujuan dalam pendidikan adalah terciptanya kepribadian islam, dengan landasan berfikir akidah Islam. Menjadikan peserta didik sebagai seorang ulama dan ahli di berbagai bidang. Dan tentu saja sistem pendidikan ini disokong oleh sistem-sistem yang lain yaitu sistem politik dan ekonomi. Dengan adanya jaminan undang-undang yang baik dalam sistem politik Islam, dan dengan pembiayaan yang baik yang didukung sepenuhnya oleh sistem ekonomi Islam, akan mampu memberikan kemandirian ekonomi bagi negara.” jelasnya. “Input dan outputnya terjaga, sehingga kita temukan generasi yang unggul dan berkualitas,” simpulnya.
Tanggapan yang sangat antusias dari para peserta di sesi tanya jawab, ditanggapi pembicara dengan hangat. Salah satu peserta bernama Ulfa Auliya dari Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyatakan kepedihannya terkait dengan pendidikan yang ada di Indonesia dan sepakat bahwa sistem Khilafah adalah yang terbaik yang mampu menggantikan demokrasi yang sudah cacat dan tidak memanusiakan manusia. Pembicara menegaskan bahwa intelektual muslimah harusnya sadar akan kondisi pendidikan yang kelam saat ini, dan juga mampu mengambil solusi dari Islam sebagai sebuah agama sekaligus ideologi. Acara siang itu diakhiri dengan doa oleh Ustadzah Jumiatil Huda, S.HI. [Ennik]