Kesehatan Reproduksi Remaja Islam “Tentang Cinta dan Tubuh Kita”
HTI Press. Yogyakarta. Ahad, 21/09/2014. Dari hari ke hari seks bebas semakin marak, bahkan tak jarang yang melakukan aborsi adalah anak-anak usia sekolah. Fakta yang memprihatinkan ini mendorong tidak kurang dari 75 orang remaja puteri SMP-SMA DIY menghadiri acara Curhat Bareng Komunitas Smarter Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia : Edisi Kesehatan Reproduksi Remaja Islam ”Tentang Cinta dan Tubuh Kita”, yang bertempat di Selasar Utara Masjid Kampus UGM Yogyakarta.
Hadir sebagai pembicara pertama, dokter Asmawati memaparkan banyaknya seks bebas yang menjangkiti generasi muda terutama perempuan, semua ini karena mudahnya akses informasi untuk remaja yang tidak ada saringan dari manapun, Lingkungan juga sangat berpengaruh. Minimnya atau bahkan tidak adanya pengetahuan para remaja terkait dengan kesehatan reproduksi, sehingga para remaja banyak yang tidak mengetahui organ-organ reproduksi. Ketika kemudian muncul kehamilan tidak dikehendaki (KTD), akan menyebabkan gangguan psikologis bagi ibu, belum lagi sanksi social yang harus dihadapi. Ketika kemudian remaja melakukan hubungan intim dengan berganti-ganti pasangan, maka organ-organ reproduksi akan menjadi rusak, banyak terjadi infeksi-infeksi. Bila kemudian terjadi aborsi, maka akan muncul komplikasi-komplikasi pendarahan, bahkan alat-alat reproduksi tidak berfungsi lagi,
”Solusi pemerintah dengan ABCD bukan malah mencegah, tetapi malah membuat para remaja untuk kepo, atau semakin banyak mencari tau bagaimana melakukan hubungan seks bebas. Ini berefek kepada banyaknya penderita HIV/AIDS..
Pada sesi kedua, Dina Prananingrum yang merupakan seorang pengamat pendidikan, sekaligus aktivis Muslimah HTI, memaparkan bagaimana menghindari segala masalah yang telah dipaparkan oleh dokter Asmawati tersebut. “Selain masalah lingkungan, dan ketidaktahuan dalam menjaga alat reproduksi, yang terpenting adalah manajemen dalam menyukai lawan jenis,” papanya.
“Menyukai lawan jenis adalah hal yang fitrah bagi setiap manusia. Ketika naluri itu dipancing maka ia akan terus muncul, misal berdua-duaan dengan lawan jenis. Naluri ini sebenarnya bisa kita kendalikan karena naluri berbeda dengan kebutuhan jasmani yang jika tidak dipenuhi akan menyebabkan kematian. Namun karena adanya pengaruh yang kuat dari lingkungan bahkan negara memfasilitasi hal-hal yang memancing naluri ini, menjadikan remaja semakin menjadi-jadi dalam pemenuhannya, “ jelasnya panjang lebar. “Aktivitas pacaran misalnya, adalah salah satu aktivitas mendekati zina, karena pacaran dapat mengantarkan pada perzinaan yang tidak lain adalah seks bebas yang berakhir pada banyaknya aborsi,”
Berbagai tanggapan datang dari para peserta, dan salah satunya menanggapi apa yang disampaikan pemateri, Dia menyampaikan akan kegalauannya terhadap banyaknya sinetron-sinetron yang menjadi idola para remaja. dan sekaligus bertanya terkait kesehatan reproduksi bagi perempuan.
Pemateri menanggapi pertanyaan dari peserta dengan santai. hingga pesertapun semakin serius dalam menyimak pemateri. “Karena kita hidup dalam sistem bukan Islam, sehingga tidak jarang kita temukan berbagai macam penyimpangan, tidak hanya generasi muda yang salah karena tidak bisa menahan hawa nafsunya dalam masalah seksual, namun lingkungan dan peraturan yang tidak sehat menjadi faktor yang sangat berpengaruh,” tegasnya.
Acara berakhir menjelang tengah hari dan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Krisma.[Ennik]