“Mewujudkan Tatanan Ekonomi Dunia Yang Menyejahterakan”
HTI Press. Jakarta, Jum’at 10/10/2014. “Mewujudkan Tatanan Ekonomi Dunia Yang Menyejahterakan” itulah tema yang diangkat dalam Seminar Pakar Ekonomi Nasional yang diselenggarakan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia di Hotel Sofyan Jakarta.
Seminar itu dihadiri oleh dosen, peneliti dan praktisi ekonomi dari berbagai Perguruan Tinggi, seperti Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan perwakilan dari Bandung, Yogyakarta serta daerah lainnya.
Muslimah Hizbut Tahrir melalui panitia mengungkapkan bahwa seminar itu diadakan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap bangsa Indonesia yang kian terpuruk juga akan diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015 nanti. “Sehingga telaah kritis terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ini perlu diselenggarakan,” terang panitia.
Pratma Julia Sunjandari (Lajnah Siyasiyah DPP Muslimah HTI) sebagai pembicara pertama memaparkan bahwa MEA adalah sarana penjajahan rezim pasar bebas. Menurut Pratma Julia, Amerika Serikat meski saat ini sedang mengalami krisis finansial namun ternyata negara ini masih menjadi representasi kekuatan ekonomi, militer dan politik nomor satu di dunia.
“Dan superioritas Amerika Serikat ini terwujud dalam konsistensinya melakukan penjajahan di seluruh dunia dan salah satunya adalah memanfaatkan kawasan Asia Tenggara (ASEAN) sebagai sasaran empuk pasar bebas (penjajahan),” tegas Pratma.
Pembicara kedua, Rahmi peneliti dari IGJ (Indonesia for Global Justice) mengungkapkan bagaimana peta tantangan dan skenario dampak diberlakukannya MEA 2015.
Nida Sa’adah, SE.Ak., M.E.I (Koordinator Lajnah Jami’ah DPP Muslimah HTI) memaparkan “Mekanisme Ekonomi Syariah-Khilafah Yang Menyejahterakan (Telaah Kritis Terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015). “Perekonomian dunia yang dijalankan dengan pengaturan hukum ekonomi syariah di masa lalu telah terbukti mengantarkan dunia pada tingkat kesejahteraan mencengankan selama berabad-abad dan tidak bisa diulang oleh peradaban apapun di era ini,” papar Nida.
Dr. Hendri Saparini (Core Indonesia) juga hadir sebagai pembicara dengan tema “Menghadapi Jerat Negara ‘Maju’ dalam Perdagangan Bebas”. Hendri menjelaskan bahwa MEA bermula dari perdagangan regional yang bukan saja berupa perdagangan bebas yang menjual barang dan jasa, namun telah menjadi perjanjian kooperatif yang berupa persamaan kebijakan.
“Pembangunan-pembangunan infrastruktur yang saat ini ada adalah connectiviti yang salah yaitu dari Negara lain ke dalam negeri dan bukan connectivity dari petani –petani. Dan tentu ini bisa mematikan produksi pertanian dalam negeri,” papar Hendri.
Selanjutnya Dr.Rini Syafri (Lajnah Maslahiyah Muslilah HTI) memaparkan “Khilafah: Sistem Poliik Abad 21, Fungsi Negara Yang Sesungguhnya”. Dan penutup hadir Siti Muslihati, SIP., M.Si., dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memaparkan Mekanisme Sistem Politik Khilafah Mewujudkan Tata Dunia yang Mensejahterakan”.
Diskusi berlangsung hangat dan pada pukul 13.00 WIB acara ditutup dengan masih menyisakan PR bagaimana telaah dan kajian yang telah dibahas harus disampaikan kepada pemerintah, masyarakat juga pihak-pihak terkait. (Ayati Fa)